Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Petugas Gabungan Bongkar Paksa Lapak PKL di depan Stasiun KA Jombang, Pedagang Sempat Emosi & Bentak

Petugas Gabungan Bongkar Paksa Lapak PKL di depan Stasiun KA Jombang, Pedagang Sempat Emosi & Bentak Petugas.

Penulis: Sutono | Editor: Sudarma Adi
SURYA/SUTONO
Situasi penertiban lapak PKL di depan Stasiun KA Jombang 

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Sejumlah lapak milik pedagang kaki lima (PKL) di depan Stasiun Kereta Api (KA) Jombang, Jawa Timur, akhirnya ditertibkan paksa petugas gabungan, Kamis (4/7/2019) pagi.

Petugas membongkar paksa lapak-lapak tersebut, lantaran peringatan yang sudah beberapa kali dilakukan oleh pihak manajemen PT KAI Daop 7 Madiun, tidak digubris.

Penertiban petugas gabungan itu sempat warnai ketegangan. Sebab, beberapa pemilik lapak sempat memprotes petugas.

Belasan PKL depan Stasiun KA Jombang Enggan Pindah, PT KAI Daop 7 Madiun Ancam Bongkar Paksa

Temuan Struktur Bata Kuno di Jombang Adalah Saluran Air Kuno, Suplai Air Pemukiman di era Majapahit

Prajurit TNI Geruduk Mapolres Jombang, Bersenjata Tumpeng Kado untuk HUT Bhayangkara ke-73

Salah satunya yakni Retnaning (31), warga asal Desa Kaliwungu, Kecamatan Jombang  ini tidak dapat membendung emosinya, begitu sejumlah petugas merobohkan lapak dan mengambil barang dagangannya untuk dipindahkan.

Dengan penuh emosi, ibu dua anak itu melemparkan beberapa potongan kayu bekas lapak yang dirobohkan. Beberapa kali, perempuan itu juga menyiram air ke berbagai arah sambil mengeluarkan kata-kata kasar.

PT KAI dan Pemkab (Jombang) tidak punya hati, main gusur seenaknya,” ujar Naning sambil memunguti barang-barang di lokasi lapak yang ditertibkan.

Mereka sempat membentak petugas, saat mereka mencoba membantu membersihkan barang dagangannya. “Wis, tak resikane dewe (sudah, biar saya bersihkan sendiri),” katanya.

Wawan Kurniawan (35), suami dari Naning mengungkapkan, dia berjualan makanan dan minuman di depan stasiun kereta api Jombang sejak tahun 1995. Lapak PKL itu pertama dibuka oleh orang tuanya.

“Sejak tahun 1995 berjualan di tempat ini, melanjutkan orang tua saya. Selama ini tidak ada masalah, tapi sekarang kami digusur,” tuturnya.

Wawan mengaku keberatan saat diminta memindah lokasi jualannya dari depan stasiun kereta api Jombang.

Alasannya, tempat baru yang disiapkan ini dianggap tidak cukup strategis untuk berjualan. Diapun berharap ada solusi tempat yang lebih layak bagi dirinya dan sekitar tujuh PKL lain ini.

“Saya tidak pernah mendapatkan solusi dari Pemda (Pemkab Jombang) maupun PT KAI. Bukannya tidak mau pindah, saya hanya minta solusi dengan relokasi yang layak, bukan relokasi sepihak,” ungkapnya.

Penertiban lapak PKL di depan stasiun kereta api Jombang melibatkan seratus lebih petugas. Petugas gabungan berasal dari PT KAI, Satpol PP Jombang, serta aparat TNI dan Kepolisian. Proses penertiban itu berlangsung cukup singkat, kurang dari 1 jam.

Saat ditertibkan petugas gabungan, jumlah lapak yang masih berdiri sebanyak 3 unit dari 8 lapak yang rencana ditertibkan.

Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko mengatakan, penertiban PKL di depan stasiun kereta api Jombang, merupakan upaya pengembangan dan penataan kawasan stasiun. Selain itu juga untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna transportasi kereta api.

“Pengembangan dan penataan dilakukan mengingat animo masyarakat untuk menggunakan transportasi Kerata Api (KA) cukup tinggi,” katanya saat di konfirmasi.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved