Mahasiswa Universitas Malang Kembangkan Virtual Reality untuk Pelatihan Bahasa Asing Calon TKI
Lima mahasiswa Universitas Negeri Malang merancang aplikasi VOBOR, singkatan dari A Virtual Reality Based Training Media in Reducing Language Barrier
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, KLOJEN - Kendala bahasa asing sering menjadi tantangan bagi calon TKI.
Menanggapi masalah ini, Lima mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) merancang aplikasi VOBOR, singkatan dari A Virtual Reality Based Training Media in Reducing Language Barrier.
Melalui aplikasi ini Calon TKI bisa belajar bahasa dan jenis pekerjaan mereka.
"Tapi alatnya baru bisa diaplikasikan dua bulan lagi. Kami sudah menyerahkan hak ciptanya. Jika belum keluar, kami tidak berani karena takut ditiru," jelas Dani Prasetyo.
Sebagai simulasi, VOBOR baru menyediakan info lengkap empat jenis pekerjaan.
(Awal 2019 Tercatat 30 TKI Asal Sampang Meninggal Dunia, Sebagian Besar di Malaysia dan Arab Saudi)
"Jadi calon TKI bisa berinteraksi dengan alat kecerdasan buatan ini," terang mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris UM ini.
Untuk operasionalnya, pengguna bisa memilih jenis pekerjaan dan negara tujuan. Jika memilih negara Hongkong, maka bahasa Inggrisnya disetting dalam aksen Hongkong.
Sedang untuk jenis pekerjaan mekanik, maka akan dioperasionalkan mesin. Sedang untuk home taker yaitu menyediakan obat-obatan untuk lansia serta pengantar barang.
"Rencana kami nanti akan membuat 10 jenis pekerjaan dengan empat negara tujuan," jelas dia.
Empat negara yang dinilai yang kerap jadi tujuan TKI yaitu Hongkong, Malaysia, Singapura dan Taiwan.
"Negara lainnya dibawah lima persen," terang Dani.
Ia menyebut alat itu sudah divalidasi oleh P4TKI. Katanya alat ini akan diadopsi jika sudah jadi.
(Anggota Satpol PP Bangkalan Terjaring Razia TKI Ilegal di Malaysia, Pemkab Langsung Heboh)
"Dibanding dengan pelatihan konvensional, memakai alat ini terbilang lebih murah," kata dia.
Biaya pelatihan konvensional bisa mencapai lebih dari Rp 5 juta. Bahkan tak jarang biayanya dibebankan pada calon TKI.
Tak jarang para TKI yang sudah mendapat pekerjaan harus terus mencicil biaya yang ditimbulkan dari pelatihannya.
Pada 2018, sebanyak 283.640 TKI dikirim ke berbagai negara di dunia.
Reporter: Surya/Sylvianita Widyawati
(P4TKI Malang Laporkan ada TKI yang 12 Tahun di Yordania Tanpa Dapat Gaji)