Suruh 3 Siswi Masuk Ruang UKS, Guru PPKn ini Gerilya Dada dan Bagian Intim, Sekali Cium Rp 50 Ribu
Untuk mengungkap tindakan bejat sang guru, siswi yang jadi korban membuat pengakuan lewat video.
Penulis: Benni Indo | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Dugaan tindak pelecehan seksual yang dilakukan guru kepada muridnya kembali terjadi. Kali ini pelakunya adalah seorang guru SMP di Kota Malang.
Guru berinisial NM yang berusia sekitar 35 tahun ini diduga kuat telah melakukan pelecehan seksual terhadap tiga siswanya.
Guru yang mengajar pelajaran PPKn ini seringkali meraba-raba bagian sensitif dan intim tiga siswinya yang duduk di bangku kelas 9.
Seorang teman korban L (16) kepada Suryamalang.com mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar tiga bulan yang lalu.
Saat itu, NM memanggil siswinya berinisial G (16) ke ruang UKS. Dia dipanggil lantaran habis pulang sekolah langsung bermain dan tidak kembali ke rumah. G berada di ruang UKS selama sekitar dua jam.
Baca: Diperkosa Berkali-kali Oleh 6 Pria, Gadis Desa ini Tak Tahu Dirinya Hamil Hingga Melahirkan
Beberapa hari kemudian, giliran R (15) yang dipanggil NM datang ke ruang UKS.
Dalam video pengakuan G dan R yang direkam oleh L pada Senin (15/5/2017), G mengaku diraba pada bagian dadanya.
Sementara R diraba di bagian alat kelaminnya. Bahkan G mengatakan, kalau NM sempat menanyakan kepadanya apakah ia mengenakan beha.
“Terus dia meraba-raba,” kata G dalam video sembari meragakan cara NM meraba-raba dadanya.
Satu korban lagi berinisial I (16). Saat ini dia benar-benar shock dan menutup diri kepada siapapun.
Baca: Bocah SMP 10 Kali ini Tiduri Siswi SMK, Saat Pacarnya Hamil 7 Bulan, Malah Cengengesan
Informasinya, I dilecehkan ketika ia pingsan dan mendapat pertolongan pertama dari NM.
L mengatakan kalau I sempat menangis ketika ia mencoba menanyakan kejelasan perisitiwa yang ia alami.
L yang mendengarkan langsung pengakuan G dan R setelah mereka berdua keluar dari UKS.
Setelah mendengar pengakuan dari teman-temannya itu, L pun mengaku sangat kecewa terhadap NM.
Ia juga mengaku memendam amarah terhadap NM atas perlakuannya.
“Teman-teman itu sekarang fair. Kalau ada apa-apa yang menimpa, mereka langsung cerita,” kata L saat ditemui di kediamannya, Selasa (23/5/2017).
Baca: Ingin Nikahi Gadis Pujaan, Pria ini Temui Calon Mertua, Tapi Malah Terjadi Hal Tragis dan Mengerikan
Diduga NM tidak hanya sekali saja melakukan pelecehan seksual terhadap para muridnya.
I dan R tidak menyebutkan berapa kali NM melakukan tindak pelecehan kepada mereka karena dihantui rasa ketakutan. Sedangkan G mengaku baru sekali saja dilakukan.
R juga pernah diajak oleh NM dengan iming-iming uang Rp 50 ribu untuk sekali cium. Namun iming-iming itu ditolak oleh R.
“Ada juga yang menawari Rp 200 ribu tapi bukan NM, guru lain, guru olahraga. Meskipun kesannya bercanda, tapi perkataan itu tidak sopan kalau diungkapkan,” kata L.
Baca: Tuntut Guru Cabul Dihukum Berat, Massa NU Geruduk Pengadilan Negeri Lamongan
Informasi terkait tindak pelecehan ini sempat meramaikan jagad dunia maya.
Informasi yang beredar juga mendapat tanggapan dari banyak netizen.
GT Wakil Kepala Sekolah SMP tempat NM mengajar, mengatakan kalau informasi yang beredar itu tidak sepenuhnya benar.
Ia mengatakan kalau pihak keluarga dan sekolah sudah damai. Kesepakatan damai itu didapatkan setelah pihak sekolah bertemu dengan wali murid serta murid yang menjadi korban, Selasa (23/5/2017).
“Apa yang disampaikan itu tidak betul,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (23/5/2017).
Baca: Pejabat Perempuan ini Ungkap Banyaknya Kepala Desa di Daerahnya yang Poligami
GT yang mengatakan sangat mempercayai NM, bahwa guru PPKn tersebut saat itu mencoba memperbaiki posisi dasi muridnya yang terlepas. Setelah memperbaiki dasi, NM mencubit muridnya di bagian bahu.
“Tapi berita yang muncul kok seperti itu,” kata GT menyesali.
GT mengatakan sangat mempercayai NM karena ia tahu keseharian NM. Selain itu, NM juga berani disumpah.
GT mengatakan NM sudah menugundurkan diri sebagai guru di sekolah yang ia pimpin. Keputusan NM yang sudah istri dan anak mundur dari sekolah karena adanya simpang siur soal pemberitaan dugaan pelecehan seksual.
"Tapi intinya ya itu tadi, masalah sebenarnya sudah selesai,” tegasnya.
Sementara orangtua L, RDR (41) mengatkan, bahwa sampai saat ini tidak ada kesepakatan damai antara orangtua dengan pihak sekolah.
Untuk itu, pihaknya tetap menuntut agar NM diberikan sanksi tegas sesuai aturan yang ada.
Bahkan, jika dalam waktu seminggu ke depan tidak ada kejelasan sanksi, pihak orangtua, kata RDR akan melaporkan kasus itu ke kepolisian. (Surya/Benni Indo)