Indonesia Surga Narkoba Bagi 72 Jaringan Internasional, Awas 68 Narkoba Jenis Baru ini Telah Masuk
"Kita ini sampah, apa saja masuk. Namun kita malah santai. 70 persen permasalahan hukum di Indonesia masalah narkoba".
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Mujib Anwar
Ia pun meminta semua elemen bangsa waspada karena jaringan narkoba internasional terus mengembangkan pangsa pasar. Sementara bangsa Indonesia tidak mampu menekan pangsa pasar karena tidak bertindak.
"Genderang Proxy War telah ditabuh. Khusus sabu saja, ada 11 negara penyuplai. Di antaranya Tiingkok, Afrika, termasuk dua negara tetangga; Malaysia dan Singapura. Indonesia tidak re-ekspor, semua habis dikomsumsi," paparnya.
(Pengamat Intelijen: Hati-hati Operasi Asing Sengaja Adu Domba Panglima TNI, Kapolri dan Kepala BIN)
Itulah kenapa, lanjutnya, pemerintah sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga Joko Widodo, menyatakan perang terhadap peredaran dan penggunaan narkoba.
Dikarenakan, Indonesia akan dihapus dan dihancurkan di masa mendatang melalui narkoba. Sasarannya, pemuda, mahasiswa, dan pelajar. Bahkan, bayi usia dua tahun dan pelajar SD sudah terkontaminasi melalaui obat-obatan.
Buwas menjelaskan, jaringan narkoba telah menyisihkan 10 persen dari hasil penjualan. Dana tersebut digunakan untuk operasi jaringan regenerasi pangsa pasar dengan sasaran siswa dan anak-anak.
"Misal, hasil penjualan 1 kilogram sabu, 10 persennya untuk meracuni anak-anak dan siswa melalui makanan. Mereka membangun suatu kekuatan dengan pengaruh narkoba," jelasnya.
Hingga saat ini, BNN mencatat sebanyak 6 juta pengguna sabu di Indonesia. Setiap pengguna membutuhkan 1 gram sabu per minggu. Sehingga, kebutuhan sabu per minggu untuk 6 juta pengguna yakni sebanyak 6 juta ton.
Ghoangzou selaku wilayah produsen sabu di China, lanjut Buwas, tidak mau disalahkan atas peredaran sabu di Indonesia. Karena di China, semua warga boleh membuat apa saja termasuk nuklir.
"Warha China ditekankan harus produktif. Sementara kita komsumtif. Mereka bilang, yang salah yang menggunakan," ujarnya.
Karena itu, Buwas meminta semua elemen bangsa mulai dari emuda, mahasiswa, dan pelajar lebih waspada terhadap penyalahgunaan narkoba.
Karena jaringan narkoba menyasar generasi bangsa untuk menghancurkan Indonesia.
(Maju Pilgub Jatim Butuh Minimal Rp 500 Miliar, Granat Pelototi Aliran Dana Bandar Narkoba)
Menurutnya, generasi muda bangsa Indonesia mempunyai potensi besar sebagai pemimpin. Namun pada 2045 mendatang, generasi emas akan gagal jika peredaran narkoba gagal dimusnahkan.