Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mahasiswa FK Unair Ciptakan Aplikasi Deteksi Katarak Berbasis Android, Operasinya Mudah Banget

Penderita katarak akan lebih cepat sembuh bila gejalanya dapat diketahui sejak dini, dengan aplikasi temuan baru mahasiswa ini.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Mujib Anwar
SURYA/SULVI SOFIANA
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair),Caesar L Givanni bersama dua sahabatnya Ivan Sunarso seorang serial interpreneur dan Slyvester Albert yang juga programmer dan dosen IT Universitas Ciputra menciptakan skrining untuk katarak melalui android, Selasa (19/12/2017). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Penderita katarak akan lebih cepat sembuh bila gejalanya dapat diketahui sejak dini.

Sayangnya, akses untuk skrining mata masih rendah, sementara kesadaran untuk skrining mata juga kurang
membudaya di tengah masyarakat. Akibatnya, katarak baru diketahui setelah kondisi akut.

Melihat hal ini, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) bersama dua orang sahabatnya menciptakan skrining untuk katarak melalui android.

Yaitu Caesar L Givanni bersama dua orang sahabatnya Ivan Sunarso seorang serial interpreneur dan Slyvester Albert yang merupakan programmer dan dosen IT Universitas Ciputra, Surabaya.

Mereka membuat aplikasi pemeriksaan mata katarak ini berbasis machine learning. Aplikasi ini juga berbasis website www.cekmata.com yang menjadi juara dalam kompetisi start up yang diadakan perusahaan swasta.

Sisihkan Uang Jajan, Pelajar SMK di Pasuruan ini Tandai Ribuan Jalan Berlubang

Caesar yang saat ini sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Penyakit Dalam di FK Unair ini mengklaim aplikasi berjargon Selfie Check Healthy ini akan memudahkan siapa saja untuk skrining/pemeriksaan kesehatan mata, khususnya untuk deteksi dini katarak.

Aplikasi ini mampu menganalisa dan mendeteksi mata katarak hanya dalam hitungan detik melalui android.

"Hampir 4 juta orang di Indonesia terkena katarak. WHO memperkirakan tahun 2020 mendatang, setiap satu menit orang buta karena katarak di Indonesia. Urgensinya tinggi, mengingat katarak adalah penyebab kebutaan terbesar di dunia," kata Caesar.

Berangkat dari permasalahan tersebut, tercetuslah ide untuk membuat sebuah aplikasi pemeriksaan katarak melalui handphone. Tiga sekawan ini menggabungkan tiga disiplin ilmu yang masing-masing mereka kuasai. Kedokteran, IT (machine learning), dan marketing.

Dipamerkan Dihadapan Jokowi, Pemprov Jatim Siap Borong Motor Listrik GESITS Made In ITS Surabaya

Chief Technology Officer cekmata.com, Slyvester Albert menggabungkan teknologi Machine learning dengan konsep skrining katarak.

Albert memberi gambaran, bahwa dalam proses pembuatan aplikasi tersebut, komputer diajarkan cara membedakan mana mata katarak dan mata normal, melalui pemberian data pembanding.

Semakin banyak gambar pembanding yang dipelajari, maka komputer semakin pintar, semakin mampu menganalisa, sehingga mampu menghasilkan akurasi analisis yang lebih tinggi lagi.

“Inilah kecerdasan komputer, katarekterisitik yang terbilang cukup simple dalam hal machine learning. Ini klop,” ujarnya.

Resmikan Tol Sumo, Presiden Jokowi Pilih Naik Mobil Listrik Buatan ITS Surabaya ini

Di luar negeri, kemajuan teknologi berbasis machine learning sedang hangat diperbincangkan. Ini merupakan metode analisis terbaru yang dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan.

Selain bermanfaat di bidang kedokteran, metode machine learning juga dapat dimanfaatkan untuk analisis toko online, prediksi stok saham, bisnis maupun finansial.

“Di luar negeri sedang dilakukan riset pemanfaatan mesin learning untuk mendeteksi kanker kulit. Ini masih sangat baru, dan Indonesia tidak boleh ketinggalan,” ujar pria yang akrab dipanggil Albert ini.

Caesar, Ivan, dan Albert merasa beruntung bisa dengan cepat mencetuskan ide pembuatan aplikasi cek katarak menggunakan sistem machine learning.

Terungkap, Inilah Indentitas Cewek Cantik Aktivis LSM yang Ditemukan Tewas di Hotel Malang

Karena di luar negeri, belum banyak yang mengaplikasikan sistem ini menjadi sebuah produk.

Cara penggunaan aplikasi www.cekmata.com terbilang mudah. Cukup dengan mengakses www.cekmata.com, pengguna dapat langsung memanfaatkan fitur pemeriksaan mata di dalam aplikasi tersebut.

Untuk proses skrining, pengguna dapat mengarahkan langsung salah satu pupil mata ke kamera handphone yang digunakan. Hasil jepretan kamera akan dibaca oleh aplikasi ini untuk mendeteksi keberadaan katarak pada mata pengguna.

"Aplikasi ini akan langsung mengukur presentase convidence dari gambar mata yang dikirimkan oleh pengguna. Dalam hitungan detik, pengguna dapat langsung mengetahui hasilnya apakah matanya terbilang sehat atau sebaliknya," papar Albert.

Bila hasil analisis menunjukkan positif katarak, lanjutnya, maka aplikasi tersebut secara otomatis akan mengarahkan pengguna untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter klinik mata atau rumah sakit terdekat.

Pulang Kerja Dini Hari, Purel di Surabaya Dibegal, Saat Temannya Teriak Inilah yang Akhirnya Terjadi

Untuk memudahkan pengguna, aplikasi ini juga dilengkapi dengan informasi jarak tempuh serta reputasi dari klinik atau rumah sakit yang direkomendasikan pada aplikasi tersebut.

Guna menunjang proses pemeriksaan, Albert menyarankan supaya pengambilan gambar berada pada pencahayaan yang baik.

Selain mengembangkan aplikasi berbasis online, aplikasi ini juga dapat diakses secara offline. Sehingga aplikasi ini tetap bisa diakses meskipun tanpa sambungan internet.

“Kini siapa saja bisa masuk ke ranah deteksi awal katarak. Karena tanpa harus merayu bapak ibunya supaya mau ke dokter, siapa saja bisa membantu mengakses aplikasi ini, sehingga bisa langsung ketahuan hasilnya katarak atau tidak,” terang Albert.

Ketiga lulusan SMAK 1 St Louis Surabaya ini mengklaim tingkat akurasi aplikasi tersebut dapat mencapai hasil analisis hingga 75-80 persen.

“Kami masih perlu banyak memperkaya data supaya komputernya makin pinter. Karena semakin banyak data yang bisa dipelajari komputer kami, maka hasilnya makin akurat, yakni mendekati 95 persen,” ucapnya.

SK Gubernur Diteken, 9.888 Guru GTT SMA/SMK di Jatim Segera Terima Gaji, Nilainya Lumayan Lho

Sementara itu, Chief Marketing Officer CekMata.com, Ivan Sunarso, mengungkapkan konsep social technopreneurs yang baru dua bulan dijalani ini memerlukan dukungan banyak pihak.

Untuk itu, Ivan berencana akan merangkul berbagai komunitas peduli katarak, untuk bersama bergerak menyosialisasikan aplikasi tersebut sehingga mudah diakses oleh masyarakat di perkotaan hingga pedesaan.

Saat ini, ketiganya terus berupaya mengembangkan fitur-fitur aplikasi www.cekmata.com dengan memperkaya data pembanding untuk bisa dipelajari oleh sistem komputer.

“Tidak menutup kemungkinan akan ada kolaborasi dengan pihak lain untuk meningkatkan fitur aplikasi ini. Saat ini sedang mengembangkan akses kerjasama dengan sejumlah rumah sakit dan klinik mata,” tegasnya. (Surya/Sulvi Sofiana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved