Berhasil Produksi Biskuit Atasi Mual Pada lbu Hamil, Mahasiswa Unusa Malah Dimarahi Saat Magang
Mual pada ibu hamil sekarang tak perlu ribet untuk meredakannya, cukup dengan mengkonsumsi biskuit temuan mahasiswa ini saja.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Morning sickness biasa dialami ibu hamil pada tri semester pertama. Tak jarang ibu hamil harus memeriksakan kesehatannya yang semakin menurun akibat gejala mual pada fase ini.
Hal ini menginspirasi mahasiswa bidikmisi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) untuk membuat alternatif makanan yang bisa dikonsumsi ibu hamil.
Mereka adalah Wahyu Erisa Putri (20), Nurul Afifatul Azizah (20), Tika Pratama Putri (20) dari D3 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK).
Mereka kemudian mengajak satu temannya yang merupakan dari S1 Keperawatan Khoirun Nabila (19) untuk melengkapi kajian dalam makanan berjenis Biskuit yang akan mereka buat.
”Morning sickness ini banyak dialami para ibu hamil di trimester pertama. Dari saya praktik di bidan mandiri, 80 persen ibu hamil yang datang itu mengalami morning sickness. Karena itu kami semakin bertekat untuk membuat sesuatu yang bisa mengurangi rasa mual dan juga bisa menggantikan nutrisi ibu morning sickness,” jelas Aflf, panggilan akrab Nurul Afifatul saat ditemui SURYA.co.id, Selasa (23/1/2018) di sela praktek pembuatan bisnis di lantai 3 tower Unusa Kampus B.
Berawal dari Coba-coba, Sri Malah Berhasil Jual Cake Tiwul Hingga Singapura dan Jadi Jutawan
Pasukan Elit Paling Kejam itu Bernama Kempetai, Gemar Siksa dan Bunuh Orang Tanpa Alasan Jelas
Gadis yang juga ketua tim ini mengungkapkan mereka memutuskan membuat biskuit untuk mengatasi mual pada ibu hamil trimester pertama yang diberi nama Bik Nunnah Mringis atau Biskuit Nutrisi Sunnah Atasi Morning Sickness.
Produk itu mereka ajukan untuk mendapat dana hibah dari kampus sebesar Rp 3 juta.
"Kami mulai produksi dan pasarkan produknya, kemudian kami ikutkan program Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) sampai dapat hibah Rp 30 juta," lanjutnya.
Selain nama yang unik bahan untuk Bik Nunnah Mringis ini juga unik, yakni dari buah kurma.
Buah kurma adalah buah yang disunnahkan untuk dikonsumsi karena kandungannya yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Ia mengatakan, dia dan teman-temannya sengaja memilih bahan baku kurma karena kandungan nutrisinya.
"Kami pernah ikut seminar tentang kandungan buah kurma ini. Karenanya saya membuat sesuatu dari kurma ini,” ujarnya.
Tanpa Takut Sedikitpun, Wanita ini Mengajak Ular Piton Raksasa Mandi Busa
Nekat Keluar dari Zona Nyaman, Hamid Jadi Pioner Pembuat Tas Golf Ternama Tanggulangin
Diakuinya, kurma sangat bagus untuk menggantikan nutrisi ibu hamil yang berkurang karena mengalami morning sickness.
Tak mengherankan, Bik Nunnah Mringis itu pun disukai para ibu hamil yang datang ke tempat praktik mereka.
”Katanya bisa mengurangi rasa mual. Alhamdulillah berhasil saat kami bagikan kuisioner ke 50 ibu hamil di tempat magang kami," tukas Afif.
Kini, AfIf dan kawan-kawan sudah berhasil memproduksi Bik Nunnah Mringis ini, 6 kali dalam sebulan di mana satu kali produksi bisa menghasilkan 40 pak berisi 300 gram atau 15 keping biskuit.
Mereka pun menjualnya dengan harga Rp 28 ribu per paknya.
Tika menambahkan, untuk bisa mencairkan dana dari kemenristekdikti, mereka harus mengikuti pameran dengan menjual produk mereka.
Layanan Threesome Murah Meriah yang Ditawarkan Wanita ini Laris Manis, Hanya Segini Harganya
Astaga, Tim Saber Pungli Ngaku Sering Temukan Kotoran Tinja Saat Beraksi
Di sela kegiatan magang, mereka akhirnya harus sering bertukar shift untuk berkumpul dan memproduksi biskuit.
"Sempat dimarahin di tempat magang karena ganti shift terus. Untungnya kami bisa produksi 60 pack biskuit dalam 2 minggu, dan cuma sisa 1 pacs dari pameran itu,"kesannya.
Direktur Akademik dan Kemahasiswaan Unusa, Umdatus Saleha mengaku senang mahasiswa Unusa mulai giat untuk mengikuti kompetisi yang digelar Kemristekdikti.
Karena dengan mengikuti aiang-aiang sepertI Itu tidak hanya mengangkat nama mahasiswa namun juga mengangkat almamater. “Bangganya lagi, dari mahasiswa itu sebagian adalah mahasiswa bidikmisi," pungkas Umdatus. (Surya/Sulvi Sofiana)