Kebijakan Parkir Berlangganan di Sidoarjo Jadi Macan Ompong, Warga Minta Distop!
Kritik pedas dan protes terhadap parkir berlangganan di Sidoarjo terus mengalir deras dan tak terkendali.
Penulis: M Taufik | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Parkir berlangganan yang diterapkan Pemkab Sidoarjo terus menuai kritik. Masyarakat berharap program ini segera dihentikan atau distop karena dirasa sia-sia.
"Lebih baik tidak ada parkir berlangganan. Wong setiap kali parkir juga tetap bayar kok, meskipun sudah punya kartu parkir berlangganan," ujar Nanang, warga Sidoarjo Kota, Selasa (6/3/2018).
Jangankan di lokasi parkir yang ada di pinggir-pinggir jalan, di kantor instansi pemerintah pun dia mengaku kerap harus bayar parkir.
"Yang pernah saya rasakan, parkir sepeda motor di Dispenduk Capil bayar Rp 2000. Apalagi di Jalan Gajahmada, jalan Pahlawan dan sebagainya, ya selalu bayar," keluhnya.
Ditinggal Salat, Bengkel Motor di Jombang Dikuras Maling
Demikian halnya yang dirasakan Alfian. Beberapa waktu lalu, dirinya parkir di puskesmas juga ditarik bayar parkir. "Di beberapa pusat perbelanjaan yang katanya ikut parkir berlangganan juga tetap bayar," ujarnya.
Ya, warga Sidoarjo dikenakan Rp 25.000 untuk bayar parkir berlangganan setiap kali mengurus pajak kendaraan mereka. Tapi pembayaran itu dirasa sia-sia karena hampir tidak ada tempat parkir yang gratis.
Di sejumlah lokasi parkir, Dinas Perhubungan juga sudah memasang rambu besar yang bertulis larangan menarik uang parkir. Tapi tetap saja, rambu itu seperti hanya biasan.
Di Jalan Gajahmada misalnya, para juru parkir tetap dengan leluasa menarik uang parkir mobil atau motor yang parkir di sana.
Martil Bikin Ahmad Tewas di Tangan Bapak Kandungnya, Saat Sang Ibu Tak Punya Uang Rp 10 Ribu
Bahkan, tim pengawas yang diterjunkan Dishub di sejumlah titik parkir juga seperti tak dihiraukan. Pungutan parkir tetap berjalan seperti tak ada program parkir berlangganan.
Para anggota Komisi B DPRD Sidoarjo juga mengakui itu. Di sejumlah kegiatan Sidak, mereka tahu sendiri ada tarikan uang parkir.
"Di Krian, Taman, dan beberapa lokasi lain seperti itu. Malah dikasih Rp 1.000 juru parkirnya tetap minta tambah," kata Rizal, anggota Komisi B DPRD Sidoarjo.
Di media sosial, hampir setiap kali ada warga Sidoarjo yang mengeluh tentang parkir berlangganan, entah sekadar tulisan atau posting foto terkait parkir berlangganan, selalu viral.
Berita Viral - Resahkan Warga dan Dikira Siluman, Harimau Langka ini Dibunuh Secara Sadis
Komentar netizen pun beragam, yang mayoritas isinya protes dan kritik pedas terhadap kebijakan itu.
Data di Dinas Perhubungan (Dishub) menyebut hingga sekarang ini tercatat ada 279 titik parkir berlangganan. Termasuk di instansi pemerintah, BUMN, BUMD, pusat perbelanjaan, pasar tradisional, dan sejumlah ruas jalan protokol.
Dari hasil pembayaran parkir berlangganan yang cara penarikannya "dipaksa" saat warga mengurus pajak kendaraan bermotor, sepanjang tahun 2016 berhasil diraup uang Rp 28,1 miliar dan di tahun 2017 naik menjadi Rp 29,7 miliar.
Sayang pendapatan besar itu tidak diimbangi dengan pelayanan yang bagus, sehingga tingkat kepuasan masyarakat sangat rendah dalam program ini.
"Terus apa gunanya pendapatan yang besar itu kalau banyak dikeluhkan masyarakat. Ini kan sama juga mendholimi masyarakat Sidoarjo," tegas Rizal. (Surya/M Taufik)