Alasan Razan Najjar Jadi Target Sniper Israel: Ibu Ungkap Kelakuannya yang Tak Terekspos Saat Tugas
Hal-hal tak terekspos yang ternyata dilakukan Razan Najjar hingga pada akhirnya memancing para sniper untuk menembaknya. Tak disangka!
Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Ignatia Andra Xaverya
Kematian Mousa menyisakan duka yang mendalam serta kemarahan dari para sukarelawan medis di jalur Gaza, termasuk Najjar.
Namun Najjar bukan tipe orang yang hanya diam, dia justru melakukan wawancara yang dipublikasikan ke media sosial.
Ini salah satu sikap yang menarik perhatian Israel pada dirinya.
(Rencana Akan Tunangan, Sang Kekasih Ungkap Sosok Razan Najjar yang Sangat Berani dan Suka Menolong)

Dalam wawancara tersebut, Najjar berkata, "Kami menyaksikan banyak serangan oleh pasukan Israel, termasuk paramedis dan wartawan yang menjadi sasaran. Padahal seharusnya mereka dilindungi,"
"Saya ingin seluruh dunia melihat, mengapa pasukan Israel menargetkan kami yang hanya paramedis ini? Kami bahkan tidak melawan, tidak menyerang dan tidak melakukan apapun yang membahayakan. Kami hanya menyelamatkan orang yang terluka, mencoba menyembuhkan luka mereka,"
"Jadi, tolong jawab kenapa mereka menargetkan kita juga?"
(Kronologi Tewasnya Razan Najjar, Paramedis yang Ditembak Tentara Israel Saat Menolong Demonstran)
Hal itu menjadi alasan kuat Najjar menjadi target tentara Israel.
Pasalnya, ada peraturan yang ditetapkan oleh pasukan Isreal.
Mengutip dari cuitan akun resmi Twitter pasukan militer Israel, @IDFSpokesperson pada tanggal 31 Maret 2018 (yang sekarang telah dihapus), pasukan militer itu tak pernah meluncurkan peluru acak tanpa kontrol.

Mereka selalu tahu target mereka, dan tahu di mana peluru itu akan bersarang.
Hukuman Kejahatan Perang : Mati atau Seumur Hidup
Jika sniper yang menembak Razan Al Najjar terbukti melakukan kejahatan perang, maka akan dijatuhi hukuman.
Menteri Kesehatan Palestina, Jawad Awwad, menyebut tindakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masuk dalam kategori kejahatan perang.
"Aksi pasukan Israel merupakan bentuk pelanggaran langsung konvensi internasional," kecam Awwad seperti dilansir Russian Today.

Sementara Menteri Kehakiman Palestina, Ali Abu Diak, mendesak agar Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengambil tindakan.