Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tangkap 3 Terduga Teroris, Densus 88 Temukan Sesuatu di Penyimpanan Jubah, Simak Pengakuan Warga

Densus 88 baru saja mengamankan 3 terduga teroris. Ada sejumlah bukti yang diamankan. Satu di antaranya benda mengerikan penyimpanan jubah

Editor: Januar
SURYA/GALIH LINTARTIKA
Densus 88 Anti Teror 

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Di saat warga baru pulang dari salat terawih, Rabu (13/6) malam atau pukul 19.30 WIB, mendadak dikejutkan dengan kedatangan tim Densus 88 Anti Teror, yang diperkirakan berjumlah delapan orang.

Mereka menggerebek sebuah rumah yang ada di Lingkungan/Kelurahan Bajang RT 01/RW 01, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.

Belum diketahui apa saja yang diamankan dari rumah milik Nanang tersebut.

Namun, informasinya, tiga orang sudah dibawa tim Densus 88 tersebut. Di antaranya, Nanang, pemilik rumah dan dua temannya, yang belum diketahui identitasnya.

Baca: Amien Rais Bakal Nyapres, Yusril Ihza Mahendra Ungkit Masa Lalu, Bongkar Caranya Menangkan Gus Dur

Mereka langsung dibawa keluar dari rumah itu, dengan dinaikkan mobil Kijang, yang bertuliskan Densus 88 Anti Teror.

"Saya nggak tahu, mereka dibawa ke mana. Namun terlihat, mereka digiring dari dalam rumah itu. Tak jelas, apakah mereka diborgol atau tidak karena kondisi rumah itu gelap. Yang terlihat, satu orang dikawal dua petugas bersenjata, kemudian dimasukkan mobil dan dibawa pergi," kata Mislan, Kepala Dusun (Kasun) Bajang.

Menurut Mislan, tiga orang yang dibawa itu, hanya satu yang dikenalnya. Yakni, Nanang, pemilik rumah itu, yang tiap hari bekerja sebagai penjual pupuk di samping rumah yang dihuninya itu.

Sedang, dua orang lagi, tak dikenalnya karena bukan warga setempat dan sepertinya juga bukan keluarga Nanang. Entah apa statusnya, kedua lelaki itu tinggal jadi satu dengan Nanang.

Baca: TKI Jember Tewas di Malaysia, Keluar Cairan Mirip Lumpur dari Hidung, Kekhawatiran Keluarga Terbukti

"Saya nggak tahu, apakah kedua orang itu bertamu atau menumpang di rumah itu. Termasuk, sudah berapa lama keberadaannya tinggal di rumah itu, kami juga tak tahu karena tak pernah dikomunikan dengan kami," paparnya.

Ditambah, ungkap dia, Nanang sendiri juga jarang berkomunikasi dengan warga atau tetangganya.

Meski Nanag itu asli warga setempat (Kelurahan Bajang) namun tak banyak warga yang tahu aktivitasnya selain berjualan pupuk
bersubsidi dan obat-obat pertanian.

Giring 3 penghuni

Penggerebakan sendiri terjadi pukul 19.30 WIB atau hampir bersamaan orang pulang dari salat terawih.

Bahkan, saat itu warga kaget karena terlihat banyak mobil parkir di depan rumah Nanang, sambil menyalakan lampu rotator.

Meski rumah Nanang agak terpisah dengan rumah warga lainnya, namun hal itu mengundang penasaran warga.

Apalagi, rumah yang didatangi banyak petugas berseragam Densus 88 itu berada di tepi jalan jurusan Malang-Blitar, sehingga dengan cepat warga berdatangan.

Namun, warga tak bisa mendekat karena dihadang petugas.

Termasuk, pagar pintu depan rumah itu, dijaga banyak petugas.
Akhirnya, warga melihat dari kejauhan atau di seberang jalan tersebut.

Hanya sekitar 30 menit, petugas sudah terlihat keluar dari rumah tersebut.

Saat keluar rumah itu, petugas menggiring tiga pria dan langsung dimasukkan ke dalam mobil Kijang bertuliskan Densus 88.

Informasinya, ketiganya langsung dibawa ke Polres Blitar.

Entah diamankan di Polres itu atau hanya sekadar buat memeriksanya, hingga belum jelas karena belum ada pihak polres yang bersedia memberikan pernyataan.

Satu kardus barang

Beberapa menit setela Nanang dan dua rekannya dibawa pergi, petugas kembali mendatangi rumah tersebut.

Namun, kali ini bukan petugas Densus yang membawa ketiga orang tersebut, melainkan seperti tim lain.

Sebab, mereka bukan berseragam Densus 88 Anti Teror, melainkan berseragam preman. Hanya mereka mengenakan rompi yang dibelakangnya bertuliskan polisi.

Saat mendatangi rumah Nanang, mereka yang berjumlah sekitar 4 orang itu, dikawal delapan polisi berseragam dengan bersenjata laras panjang.

Kali ini, kedatangan mereka menggeledah rumah Nanang yang terletak di jalan propinsi tersebut.

"Tim yang pertama datang itu, sepertinya langsung membawa tiga penghuninya. Namun, tim yang kedua ini, bertugas lain yakni menggeledah rumah," ujar Mislan, Kasun Bajang.

Seisi rumah Nanang digeledah, termasuk musala kecil yang ada di depan rumahnya itu, juga dimasuki petugas. Penggeledahan berawal dari rumah yang dihuni Nanang.

Yakni, mulai dari lima kamar, ruang tamu, baru musala kecil, yang diperkirakan berukuran 6x6 m2. Dari rumah yang dihuni empat orang, yakni Nanang, dan istrinya, serta keduanya dan ditambah kedua rekannya, petugas mengamankan banyak barang, di antaranya, berbagai buku, yang terkait jihad, laptop.

"Nggak tahu apa saja yang dibawa, namun ada satu kardus yang dibawa. Sepertinya, buku-buku soal jihad," ujar petugas yang enggan disebutkan namanya.

 

Anak dan istri tak ikut dibawa

Meski dua kali petugas Densus 88 Anti Teror itu datang ke rumah Nanang, yang ada di Lingkungan/Kelurahan Bajang, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, namun istri dan kedua anaknya, tak dibawa.

Sebab, saat tiga pria, satu di antaranya Nanang digiring petugas, tak terlihat ada wanita dan anak-anak yang ikut dibawa. "Istri dan kedua anaknya tetap di dalam rumah," ujar Mislan, Kasun Bajang.

Termasuk, saat berlangsung penggeledahan yang kedua malam itu, istrinya Nanang juga ikut mendampingi petugas.

Bahkan, usai berlangsung penggeledahan dan petugas meninggalkan rumah Nanang, istrinya yang menutup pintu rumah depan. Dari kejauhan, wanita itu terlihat berjilbab, namun tak bercadar.

"Tak ada warga yang tahu nama istrinya Nanang, meski sudah empat tahun tinggal di rumah itu. Dulunya, ia bukan tinggal di rumah itu, namun sejak nenek dan orangtunya meninggal, mereka menempati rumah itu," ujar warga yang nggan disebutkan namanya.

Termasuk, kedua anaknya juga terlihat ada di rumah itu saat bapaknya dibawa petugas.

Pengakuan warga

Belum diketahui apa keterkaitan Nanang dengan pria yang diamankan dari rumahnya tersebut. Sebab, hingga kini belum ada yang bisa dimintai konfirmasi. Bahkan warga sendiri juga tak banyak tahu soal aktivitas Nanang selain berjualan pupuk bersubsidi dan obat-obatan pertanian.

"Orangnya tertutup dan tak pernah berkomunikasi dengan warga. Memang, rumahnya itu agak jauh darii rumah warga lainnya, sehingga kami kurang mengenalnya," ujar warga yang enggan disebutkan namanya.

Tak seorang pun warga yang tahu persis siapa Nanang itu.

Sebab, ia tak pernah mengikuti kegiatan kampung. Sepertinya, kalau salat di rumah karena di depan rumahnya ada musala kecil atau berukuran sekitar 6x6 m2.

Entah pakaian siapa, namun di dalam salah satu kamar di rumah Nanang, banyak pakaian jubah purih. Itu berjejer di gantung kayu. Namun, pakaian itu tak disita.

Usai dilakukan penggeledahan, rumah Nanang yang terlihat kurang terawat meski sebenar bagus itu, langsaung dipoliceline.

Rumah untuk praktik dokter

Meski letaknya berada di jalan raya Malang-Blitar, namun rumah Nanang, yang ada di Lingkungan/Kelurahan Bajang RT 02/RW 01, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, bukan termasuk deretan rumah yang strategis buat usaha.

Sebab, letaknya berada di tikungan jalan sehingga rumah itu sulit terlihat jika orang melintas dari arah Kota Bliyar ke arah Malang.

Namun demikian, rumah yang bangunannya cukup besar itu, bukan sekadar buat rumah tinggal.

Sebagian lahan rumah itu, juga dipakai usaha oleh Nanang buat berjualan pupuk bersubsidi dan obat-obatan pertanian. Informasinya, dagangan Nanang itu cukup laku, dan dibeli oleh para petani setempat.

Selain itu, dua ruangan yang ada di rumah itu juga disewakan buat praktek dokter umum.

Tepatnya, di ruangan depan atau berhadap-hadapan dengan musala yang ada halaman rumah itu. Itu disewa oleh dokter umum, Nur Hodayat.

Itu tiap hari ditempati praktek, mulai pagi pukul 06.00 WIB sampai 08.00, dan baru dibuka praktek lagi sore hari atau pukul 16.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB. Informasinya, itu sudah dikontrak dua tahun.

Namun, saat berlangsung penggerebekan itu, tak ada praktek. Kemungkinan, selain sudah malam, juga sudah libur menjelang lebaran.

"Kalau nggak salah sudah tiga hari ini, pak dokter tak praktek. Katanya, sih sudah libur," ujar warga yang enggan disebutkan namanya.
Meski sudah lama membuka praktek dengan mengontrak rumah Nanang, namun tak banyak warga setempat yang mengenalnya, termasuk asal-usulnya. "Ya, nggak ada yang berani tanya ke pak dokter soal asal usulnya. Setahu kami, ia naik mobil kalau saat praktek," paparnya.

Meski letaknya rumah itu berada di jalan menikung, namun tetap saja menarik buat usaha. Sebab, tak jauh dari rumah itu, ada rumah sakit wasta, yang cukup besar, dan ramai pasiennya. Itu hanya berjarak sekitar 400 meter sebelah timur rumah Nanang. Sedang, sekitar 200 meter sebelah timur rumah itu juga ada praktek dokter spesialis anak.

Sementara, di antara di antara praktek dokter spesialis itu dan RS tersebut, ada rumah makan. Yakni, letaknya berhadap-hadapan dengan sebuah gereja.

"Tak tahu siapa dua pria yang dibawa bersama Nanang itu. Wong, mereka dibawa dari dalam rumah Nanang," ungkapnya.
Sepertinya, wajah kedua pria itu tak dikenali oleh warga sekitar. "Kalau pak dokter, kan nggak menempati tempat prakteknya. Ia selalu pulang sehabis praktek." paparnya.

Amankan sesuatu dari balik penyimpanan jubah

Saat berlangsung penggeledahan, petugas Densus 88 Anti Teror, memang mengamankan banyak barang. Ada satu dos yang dibawa dan dimasukkan ke mobilnya.

Selain laptop, petugas juga mengamankan berbagai buku jihad. Informasi lain, di antara barang yang diamankan dari dam rumah Nanang, petugas menemukan barang yang mirip senjata FN.

"Kami nggak tahu itu, apakahg itu senjata sungguhan atau mainan. Bentuknya persis senjata api sungguhan," ujar petugas yang enggan disebutkan namanya.

Katanya, barang yang mirip senpi genggam itu ditemukan di dalam kamar yang jadi satu dengan tempat penyimpanan baju jubah. Yakni, ditemukan di dalam lemari, yang ada di sebelah pakaian jubah yang digantung tersebut.

"Kalau nggak salah, juga ada benda yang mirip amunisinya. Namun, kami belum bisa memastikannya, itu asli atau mainan," pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved