Kisah Perjuangan Kelurahan Samaan Kota Malang Telisik Sejarah Kuno Asal-Usulnya
Demi bisa menelisik dan mengetahui sejarah kuno asal usul, Kelurahan Samaan Kota Malang ini melakukan perjuangan yang luar biasa.
Penulis: Benni Indo | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Sejarah Kelurahan Samaan Kota Malang ternyata memiliki nilai historis yang tinggi. Hal itu terungkap setelah Kelurahan Samaan yang bekerjasama dengan Tim Jelajah Jejak Malang melaunching buku berjudul Kelurahan Samaan dalam Lintasan Sejarah Malang, di Kelurahan Samaan, Jumat (10/8/2018) malam.
Lurah Samaan Hendro Tri Yulianto menceritakan, permulaan ditelusurinya sejarah Kelurahaan Samaan itu ketika ia mengajak Devan Firmasnyah, seorang pemerhati sejarah sekaligus putra daerah Kelurahaan Samaan untuk menulis sejarah Kelurahan Samaan.
Hendro mengenal Devan dari internet ketika Lurah yang bertugas sejak Mei 2017 itu membaca tulisan Devan soal sejarah di internet.
“Kita kan sering kali disuruh buat profil kelurahan. Nah di profil itu ada sejarah singkat. Jadi kita awal-awal di sini, melihat informasi Samaan kelurahaan kuno. Beberapa kali browsing, saya lihat ada mas Devan. Terus dibantu staf bertemu dengan mas Devan,” ujarnya, Jumat (10/8/2018) malam.
Pertemuan itu terjadi awal 2017 ketika Hendro masih awal-awal menjabat sebagai Lurah Samaan. Setelah pertemuan itu, dimulailah penelitian untuk menguak kisah historis dari Kelurahaan Samaan.
Kelurahaan Samaan mendukung pembiayaan penulisan buku itu. Sementara Devan bersama sejumlah penulis lainnya yang tergabung dalam Tim Jelajah Jejak Malang bergerak menelusuri rangkaian sejarah di Kelurahan Samaan. Hingga akhirnya, pekerjaan itu selesai dalam waktu setahun setengah.
“Jadi nuansanya masih dalam koridor di antara tupoksi kita, sebagai perangkat pemerintahan dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Dalam rangka itu, yang sementara ini menurut saya ya mengungkap sejarah. Sangat pentingnya sejarah memberikan kesadaran,” imbuh Hendro.
Buku itu masih dicetak terbatas. Saat ini hanya didistribusikan ke beberapa tempat milik pemerintahan. Namun ke depannya, Hendro berencana menaruh buku itu di tempat-tempat umum, termasuk membagikannya ke warga.
Sebagai pioner kelurahan yang mengeluarkan buku sejarah tentang kelurahannya sendiri, Hendro menyadari masih butuh perbaikan.
Meski begitu, ia menegaskan kalau langkah awal itu sebagai semangat positif untuk mengajarkan kepada masyarakat akan pentingnya mengenal sejarahnya sendiri.
Katanya, di Kelurahan Samaan terdapat tempat-tempat historis mulai dari era sebelum kemerdekaan hingga kemerdekaan.
Namun sayangnya, tidak banyak yang tahu akan hal itu. Oleh sebab itu, ia berharap hadirnya buku itu dapat membantu mesyarakat mengenal tempatnya sendiri, khususnya warga Kelurahaan Samaan.
Sementara itu, Devan mengatakan cukup sulit untuk menemukan literatur terkait sejarah kampungnya sendiri. Hal itu berbeda dengan sumber sejarah sejumlah kelurahan lain di Kota Malang.
Bahkan ia sempat menanyakan kepada sejarawan, namun ternyata sejarawan tidak banyak mengetahui terkait sejarah Kelurahaan Samaan.
“Yang menarik itu, ini kan kampung yang boleh dibilang sumber data sejarahnya minim. Berbeda daripada Bunul atau Polowijen. Akhirnya ya sudah, kami cari sendiri,” paparnya.