Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Prihatin Banyak Sampah di Sungai, Wanita Asal Malang ini Sulap Limbah Popok Bayi Jadi Bernilai Jual

Ernawati Agustina prihatin dengan kondisi sungai di sekitar rumahnya yang dipenuhi dengan sampah popok bayi.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Dwi Prastika
SURYA/ERWIN WICAKSONO
Ernawati Agustina menunjukkan pot Bunga karyanya, yang berasal dari sampah popok, Senin (19/11/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Ernawati Agustina prihatin dengan kondisi sungai di sekitar rumahnya yang dipenuhi dengan sampah popok bayi.

Pemandangan tak elok nan berbau tak sedap itu sontak menggugah ide kreatif wanita 28 tahun ini, untuk mengubah lingkungan di sekitarnya.

Bersama rekan-rekannya, ia pun menciptakan karya memanfaatkan sampah popok bayi yang kotor itu.

Tahun 2017 menjadi titik awal terciptanya karya tersebut.

Plt Bupati Malang Sanusi Pacu Tiap Kecamatan Miliki Sekolah Unggulan dan Bebas Pungli

Ditemui di rumahnya yang berlokasi di Dusun Turi, Desa Kepuharjo, Kecamatan/Kabupaten Malang, wanita lulusan S1 Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Malang ini menceritakan awal perjuangannya mengubah pola pikir masyarakat, yang membuang sampah popok bayi sembarangan di sungai.

"Awal itu karena di sungai sekitar rumah banyak sekali sampah popok bayi yang dibuang sembarangan. Sampai akhirnya tahun 2017 dibentuk bank sampah oleh DLH (Dinas Lingkungan Hidup) di desa ini, lahirlah ide untuk memanfaatkan sampah popok yang dikenal menjijikkan itu," kenang wanita yang juga sebagai ketua Bank Sampah Dusun Turi itu, Senin (19/11/2018).

Mengubah pola pikir masyarakat untuk membuang sampah popok bayi di sungai diakuinya tak mudah.

Metro FC Vs Arema FC, Sadar Diri Hadapi Singo Edan, Metro FC Patok Target Realistis

"Butuh kesabaran kala itu sampai akhirnya masyarakat bisa menyadari, kebanyakan kan warga gak mau ribet langsung buang ke sungai," beber wanita yang akrab disapa Erna ini.

Kondisi tersebut tak membuat Erna menyerah.

Ia bersama rekannya bernama Rahayu terus berpikir sebuah inovasi.

Sampai akhirnya tercetus ide memanfaatkan sampah popok bayi menjadi pot bunga yang bernilai seni.

Dengan gigih dan tak jijik berkutat dengan sampah popok bayi, Erna pun mengolah sedemikian rupa hingga akhirnya tercipta sebuah pot bunga berbahan dasar popok bayi.

Angin Puting Beliung Terjang Lima Desa di Tulangan Sidoarjo, 80 Rumah Warga Rusak

"Saya terpikir bagian luar popok ini kan dari plastik, dan bentuknya seperti celana dalam, artinya bisa menampung benda. Nah tercetuslah membuat karya jenis pot bunga," ungkapnya.

Erna menuturkan membuat pot berbahan dasar popok bayi tidaklah susah.

Kuncinya, harus telaten dan tidak jijik berkutat dengan sampah yang akrab dengan kotoran bayi itu.

Dalam sehari, ia bersama rekan-rekannya dapat menghasilkan dua puluh buah pot.

Lanjutan Sidang Bupati Mojokerto Nonaktif, Datangkan Tiga Saksi, Salah Satunya Mantan Wabup Malang

"Untuk membuatnya, dibutuhkan bahan semen untuk adonannya. Kemudian, dikasih semen sebanyak 5 cintung (serok) nasi, perbandingan dengan air sebanyak 1 gelas air besar. Pilih bagian luar popok yang berbentuk plastik. Selanjutnya dicampur ke adonan semen, lalu dicetak dibentuk sesuka hati. Dijemur di bawah sinar mata hari 5-6 jam, kemudian terakhir dikasih semen putih untuk semakin mengkeraskan," kata Erna menjelaskan sambil menujukkan detail produknya kala itu.

Agar produknya semakin dikenal, Erna pun tak mati akal.

Kepala Daerah Ditahan KPK, Pengisian Kekosongan Jabatan Dua Kepala OPD di Kota Blitar Terganggu

Ia memanfaat media sosial serta vendor toko online untuk memasarkan produknya.

Produk pot popok bayi ini dihargai cukup murah.

Pot Bunga karya Ernawati Agustina, yang berasal dari sampah popok, Senin (19/11/2018).
Pot Bunga karya Ernawati Agustina, yang berasal dari sampah popok, Senin (19/11/2018). (SURYA/ERWIN WICAKSONO)

Hanya Rp 10 ribu sampai 15 ribu tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan ketika produksinya.

"Kemarin saat event di Pendopo laku keras, terjual 40 buah," katanya.

Mayat Pria Tak Dikenal Ditemukan di Gubuk Pinggir Sawah di Desa Kedungrejo Madiun

Seiring dengan produknya yang mulai mendapat pangsa pasar, membuat Erna memiliki ide untuk mempersuasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan di sungai.

Bank Sampah binaannya berani membeli sampah popok dari masyarakat.

"Melaui Bank Sampah, kita beli sampah popok dari masyarakat. Satu popok kami beli Rp 150. Kita ajak ibu-ibu daripada sampahnya dibuang begitu saja mending di jual ke kita (Bank Sampah). Tapi syaratnya popok harus dicuci bersih terlebih dahulu," sebutnya.

Wali Kota Malang Minta Warganya Resapi Slogan Satu Jiwa Jadi sebagai Kunci Hadapi Bencana

Panpel Cetak 22.000 Tiket untuk Laga Persekam Metro FC Vs Arema FC, Berikut Harganya

Cara tersebut diakuinya berhasil, warga di daerahnya kini lambat laun meninggalkan kebiasaan buruk membuang popok di sungai.

Dalam dua minggu sekali, Erna berhasil mendapatkan sampah popok bayi sebanyak 25 kilogram.

"Alhamdulillah masyarakat sudah mulai sadar," ucapnya penuh syukur.

Kini, Erna bersama Bank Sampahnya yang beranggotakan 51 orang tersebut mempunyai mimpi menciptakan sentra pembuatan pot popok bayi di wilayahnya.

"Awalnya Bank Sampah. Ke depan kita nanti mau buat sentra kerajinan popok bayi, dengan berbagai karya," harapnya. (Erwin Wicaksono)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved