Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kenalkan 'Subari', Pria di Malang Jualan Kopi Pakai Vespa Peninggalan Ayah, Sajikan Kopi Nusantara

Dicky Nurinda, pria asal Ponorogo berhenti menjadi karyawan swasta. Ia banting stir menjadi penjual kopi di Malang.

Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM/AMINATUS SOFYA
Skuter Barista Kopi (Subari) saat ikut event di Festival Kopi di Unisma Malang, Sabtu (5/1/2019). 

Laporan Wartawan TribunJatim, Aminatus Sofya

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Dicky Nurinda, pria asal Ponorogo berhenti menjadi karyawan swasta.

Ia banting stir menjadi penjual kopi.

Konsep berjualan kopi yang dirintis Dicky berbeda dari kebanyakan orang.

Menggunakan vespa, Dicky keliling menjajakkan berbagai jenis kopi baik robusta maupun arabika.

Mulai dari kopi lokal Malang sampai Papua.

"Kita nggak jual kopi sachet, kita jualnya kopi murni," kata Dicky, Sabtu (5/1/2019).

Go Internasional, Mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang Dikirim ke Thailand untuk Mengajar

Dicky memberi brand jualannya 'Subari', kependekan dari Skuter Barista Kopi.

'Subari' juga diambil dari nama ayahnya yang telah wafat.

"Mengapa vespa? Karena ini peninggalam dari ayah saya juga," ucapnya.

Ia mengatakan mulai berjualan sejak Juli 2018 lalu.

Tempat pertama yang ia tuju adalah Balai Kota Malang.

Saat itu, ada pertunjukan wayang kulit yang diselenggarakan di depan gedung tempat Wali Kota ngantor itu.

Jelang Pemilu 2019, KPU Kota Malang Tingkatkan Pengamanan Logistik

Jika biasanya saat wayangan banyak pedagang kopi sachet mobile berjualan, Dicky jadi pembeda.

Selain mencari rezeki, ia memang bertekad mengenalkan kopi nusantara kepada masyarakat.

"Sempet juga diprotes kenapa jualan kopi murni. Tapi, saya bilang kalau rezeki sudah diatur Tuhan, jadi terus mereka biasa," katanya.

Dikedai portable milik Dicky, pembeli bisa belajar dan meracik sendiri kopi yang ingin diminum.

Ada berbagai jenis manual brewing yang disediakan, yakni espresso, fren press, vietnam drip dan v60.

"Jadi kalau mau racik kopi sendiri boleh. Kita memang tujuannya itu, ingin memberi edukasi kepada masyarakat soal kopi," jelas Dicky.

Sambut Tahun Baru, Kemenag Kabupaten Malang Soroti Sertifikat Aset Waqaf dan Program Kartu Nikah

Sehari-harinya, 'Subari' nyanggong di Lapangan Rampal sejak pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Pada Sabtu-Minggu, mereka pindah ke Balai Kota Among Tani Batu.

"Sementara itu dulu, karena kami masih dalam tahap pengenalan ke brand. Nanti kalau sudah kenal, insyaAllah kami buka di lain tempat," ucap Dicky.

Tak selalu berjalan mulus, usaha yang ditekuni Dicky juga naik turun.

Ia mengaku pernah diusir Satpol PP saat berjualan di area Stasiun Malang dan beberapa tempat lain.

"Kendalanya memang itu sih. Makanya nanti kita juga ingin bikin kedai," katanya.

Di Tahun 2019, Rektor Universitas Brawijaya Malang Fokuskan Akreditasi Internasional

Sebanyak 30-50 cup kopi bisa dijual setiap harinya.

Harga kopi di 'Subari' bervariasi, mulai Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.

Paling laris, kata Dicky adalah es kopi susu.

"Kalau jualan di event bisa 100 cup kita," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved