Dokter Apin: Saat Si Kecil Demam, Beri Obat dan Gendong, Nggak Perlu Panik dan Ngotot Harus Dirawat
Anak demam biasanya membuat orangtua cepat panik, terlebih bila si kecil masih menginjak usia balita. dr Arifianto SpA, justru menanggapi santai
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Anugrah Fitra Nurani
"Siapa anaknya yang belum pernah demam? Angkat tangan..," katanya.
Peserta yang umumnya para ibu menyatakan anaknya ada yang belum demam. Umumnya usia 4,5, dan 6 bulan.
"Siap..siap ya. 100 persen manusia akan mengalami. Jika menghadapi itu, orangtua harus sabar. Kenapa harus sabar? Karena orang sabar itu berpahala. Pahala bisa belum sekarang, bisa juga nanti," kata dia.
Jika anak saat demam rewel, itu hal wajar karena kondisinya tidak nyaman.
Karena itu diberi obat biasanya dimuntahkan karena rasanya tidak enak. Apalagi bagi bayi yang terbiasa dengan asi (air susu ibu).
"Anak demam, obat dimuntahin, biasanya minta gendong aja," katanya.
Maka ortu harus sabar menghadapi ini. Interaksi skin to skin, ibu dan anak biasanya menenangkan lewat gendongan.
"Agar ayah juga terlibat, biasakan sejak awal. Sehingga anak juga terbiasa dengan gendongan ayah. Sampai besar akan ingat," jelasnya.
(INFO SEHAT HARI INI - 6 Manfaat Blewah Bagi Kesehatan yang Sering Jadi Menu saat Berbuka Puasa)
Keuntungan anak sakit pilek dan batuk dengan digendong dalam posisi tegak bisa memudahkan lendir turun ke saluran cerna.
Kondisi demam membuat anak cenderung dehidrasi, untuk itu orang tua bisa terus menemaninya dan memancingnya untuk banyak minum.
Dokter Apin menyatakan demam akan sembuh dengan sendirinya jika membatasi pertemuan dengan orang lain, penanganan tepat, banyak istirahat dan mengonsumsi cairan agar jangan dehidrasi.
Bicara soal gejala kejang saat demam tinggi, menurut dr Apin kasus semacam ini tidak selalu sama pada setiap anak. Umumnya terjadi karena faktor genetik.
Naning Purwaning SKom BWC membawakan tema "Optimalisasi Penggunaan Narrow Based Carrier/Gendongan Depan).
Dikatakan, dengan digendong, anak lebih dekat dengan orangtua. Juga jadi tahu kondisi anak.
"Menggendong dan memberi asi itu sama-sama agar bisa dekat anak. Sesama emak-emak yang sudah tahu harus saling support dan memberi energi positif. Jangan membully," jelasnya.
Artinya, para ibu tidak perlu 'membully' ibu lain hanya karena memberi takaran ASI eksklusif yang berbeda pada buah hati mereka.
Reporter: Surya/sylvianita widyawati
(Meriahnya Jalan Sehat Arema Sadar Pajak VI di Malang, Peserta Senam Bersama hingga Dapat Doorprize)
(8 Manfaat Kolang-kaling Bagi Kesehatan yang Kerap Menjadi Bahan Kolak saat Bulan Ramadan)