Sekolah Minim Siswa Bakal Dievaluasi, Izin Operasional Dibatasi Jika Tak Ada Perubahan Kualitas
Dindik Jatim akan segera evaluasi sekolah SMA se-Jatim yang minim siswa. Jika tak ada perubahan, izin operasional akan dibatasi.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim akan segera mengevaluasi sekolah SMA se-Jatim yang minim siswa.
Hal ini dilakukan untuk peningkatan kualitas dan mutu sekolah.
Kepala Bidang Pembinaan SMA, Ety Prawesti mengungkapkan saat ini tercatat masih ada ratusan sekolah yang memiliki siswa dengan jumlah di bawah 60 anak.
• 7 SMA Swasta di Kota Malang Tak Bersedia Terima BPOPP, Peraturannya yang Belum Jelas Jadi Alasannya
Sekolah-sekolah tersebut diantaranya berada di daerah Probolinggo, Sampang, Sumenep, Kabupaten Malang dan Surabaya.
"Jadi akan segera kami adakan pertemuan, sehingga diharapkan pihaknya bisa memberikan kebijakan yang sesuai. Terkait komitmen sekolah untuk penambahan jumlah siswa," ujarnya.
Pertemuan tersebut, lanjutnya, diharapkan akan ada pernyataan dari pihak sekolah yang menyatakan menghendaki solusi merger atau solusi lainnya.
• Dindik Jatim Bentuk Relawan Buat Cari Anak Putus Sekolah, Disebar di 460 Kecamatan hingga Pelosok
"Yang pasti kalau menutup tidak mungkin,” ungkapnya.
Sebagai komitmen bersama, pihak Dindik akan membatasi izin operasional sekolah jika memang tidak ada perubahan kualitas.
Pasalnya upaya mendorong kepala sekolah untuk berinovasi melalui berbagai program unggulan telah dilakukan
”Kalau kesulitan pada anggaran dalam membuat program yang menarik peserta didik baru, masih ada program-program yang berkaitan dengan penguatan pendidikan karakter. Kerjasamanya dengan TNI/Polri. Saya rasa ini tidak butuh dana banyak. Tapi orangtua bisa tertarik,” ujarnya.
• Dindik Jatim Masih Terima RKAS 2019/2020, Program TisTas Baru Mulai Dijalankan Awal Agustus Nanti
Akan tetapi, menurutnya hingga detik ini tidak ada kesanggupan dari pihak sekolah untuk membuat program inovasi.
Ety menyebut, memang ada sekolah swasta dengan jumlah siswa yang kecil.
Akan tetapi, mampu mencetak SDM yang mumpuni dan berkualitas.
Tetapi ada juga sekolah yang memang kesulitan dalam mengembangkan kualitas dan mutunya karena berbagai faktor.
”Banyak. Kendalanya salah satunya karena terbentur yayasan,” tambahnya.
Sejak wilayah SMA/SMK menjadi kewenangan Pemprov Jatim, pihaknya belum melakukan merger sekolah.
Namun, ketika ada perpanjangan ijin operasional sekolah, persoalan tersebut mulai terdata.
”Kami sudah buat telaah untuk sekolah-sekolah kecil. Meninjau kembali ijin operasional tiga tahun. Apakah tetap tiga tahun atau satu tahun,” jelasnya.
• Beri Seragam Gratis Pada SMA/SMK Per September, Dindik Jatim Minta Sekolah Tak Paksa Siswa Membeli
Sementara itu, Ketua Badan Musyawarah Perguruaan Swasta, Sugijanto mengungkapkan, jika memang masih banyak SMA swasta yang memiliki siswa di bawah 60 anak.
”Kalau dulu di dinas (Dindik Jatim) ada bidang khusus untuk mengurus dan membina sekolah swasta, sekarang tidak ada. Padahal bidang ini penting untuk memberikan perhatian dan bisa fokus dalam pembinaan,” tuturnya.
Meskipun begitu, dari pihak BMPS sendiri juga berupaya dalam mendorong sekolah untuk terus berinovasi.
Karena memang dari berbagai macam sekolah ada yang berlatar belakang sekolah regular dan dari agama. (Surya/Sulvi Sofiana)