Ibu Kota Pindah, Sherly Annavita Soroti Utang Jokowi Rp 275 T, Tsamara: Tak Ada Satupun Opsi Utang
"Jangan dianggap besok kita packing angkat koper pindah ke Kalimantan," ucap Tsamara Amany dengan tegas.
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Sherly Annavita seorang wanita yang dikenal sebagai Millenial Influencer memberikan argumentasinya soal anggaran dan pengeluaran untuk pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan.
"Kondisi keuangan negara kita tidak sedang baik-baik saja. Kita tahu tahun 2019 ini diperkirakan utang Indonesia mencapai 275 Triliun. Itu baru utang bunganya saja belum pokoknya. Dan ini dua kali lipat bunganya dibandingkan tahun Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Akhir zaman Pak SBY. Itu artinya dalam 5 tahun ini Pak Jokowi berutang sangat banyak. Kalau kita kalkulasikan ini mendekati 1 hari 1 Triliun. Jika ini terus bertambah dan bertambah," papar Sherly Annavita.
Sherly Annavita mengungkapkan sebuah perumpamaan jika 1 Triliun yang dikeluarkan bangsa Indonesia untuk membayar utang dialokasikan kepada pendidikan, kesehatan serta kesejahteraan honorer di Indonesia maka itu akan lebih menguntungkan masyarakat Indonesia.
• Rencana Lenis Kogoya Ajak Jokowi ke Papua Setelah Kerusuhan: Sakit Hati Cukup Satu Hari
• Soal Pemindahan Ibu Kota, Ridwan Saidi: Pindah Aja Buruan Kalau Bisa Besok Beduk Subuh Udah Pindah!
• Jokowi Sebut 3 Wilayah Ini Cocok Sebagai Calon Ibu Kota Baru, Lokasi Manakah Pilihan Presiden?
"Bayangkan teman-teman 1 hari bangsa Indonesia membayar bunga hutang 1 Triliun akan sangat bermanfaat jika dialokasikan untuk kesehatan, pendidikan, kepastian kesejahteraan honorer yang mana fasilitasnya jauh lebih diuntungkan masyarakat atas kebijakan-kebijakan tersebut," lanjutnya.
Menanggapi pendapat Sherly Anavita soal anggaran pemindahan ibu kota yang berindikasi akan menambah utang negara, Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany menjelaskan dalam skema pembiayaan yang disampaikan Badan Penyelenggara dan Pembangunan Nasional (Bappenas), tidak ada satu pun opsi untuk melakukan utang.
Menurutnya, dalam skema pembiayaan yang disampaikan Badan Penyelenggara dan Pembangunan Nasional (Bappenas), tidak ada satu pun opsi untuk melakukan utang.
Tak hanya itu, Politisi Partai Serikat Indonesia (PSI) Tsamara Amany menjelaskan jika pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimantan memerlukan waktu yang cukup lama.
Tsamara Amany meminta masyarakat untuk memahami bahwa dalam pemindahan ibu kota butuh rencana dan proses yang matang.
Di mata Tsamara Amany pemindahan ibu kota perlu persiapan dengan melakukan pembangunan sarana dan prasarana.
Tanggapan itu disampaikan oleh Tsama Amany dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (20/8/2019).
"Ini yang paling menarik. Point nomor 2. Biayanya dari mana? Kita bakal nambah utang nggak nih kira-kira?" tanya Tsamara Amany sambil tersenyum.
"Jadi ini selalu menjadi bahan diskusi yang sangat menarik. Tapi kalau saya lihat skema pembiayaan pemindahan ibu kota dari Bappenas gitu ya. Kalau kita lihat, tidak ada opsi utang dan tidak pernah dibicarakan dalam kajian tersebut opsi utang," ucap Tsamara Amany.
• Sebut Ide Pemindahan Ibu Kota Masih Mentah, Fadli Zon: Jokowi Miskin Narasi
• Tanggapi Kerusuhan di Manokwari, Prabowo Langsung Gelar Rapat Instruksikan Kadernya Damaikan Situasi
• Ini Alasan Staf Khusus Presiden Sebut Tri Rismaharini dan Gubernur Khofifah Mama Papua
Bahkan Tsamara Amany merasa bingung mengapa banyak pihak mengkhawatirkan utang negara yang bakal semakin bertambah seiring pemindahan ibu kota ke Kalimantan.
Padahal dalam skema pembiayaan tak ada satupun opsi utang yang disampaikan Bappenas.
"Dan saya tidak tahu dan saya justru bingung kenapa kita memikirkan bahwa akan terjadi utang," kata Tsamara.
Sehingga, dalam kesempatan itu, Tsamara mengajak masyarakat untuk memahami bahwa pemindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan tidak dilakukan dalam waktu dekat.
"Dan yang mesti kita pahami, kita tidak pindah ibu kota besok Pak Karni, ini butuh rencana dan butuh proses," ungkap Tsamara.
Memang, diakui Tsamara Amany bahwa pemerintah sesungguhnya sudah terlambat membuat rencana pemindahan ibu kota. Namun, Tsamara menyebut pemindahan ibu kota tetap harus dilakukan.
"Makanya APBN-nya pasti multiers, tidak mungkin besok kita pindah."
"Tapi proses itu sudah terlambat kita mulai dan harus kita mulai saat ini," ucapnya.
Lebih lanjut Tsamara menuturkan, pemindahan ibu kota memerlukan waktu yang cukup lama.
• Sambil Sindir Farhat Abbas, Hotman Paris Bongkar Harta Kekayaannya: Gue Nggak Permainkan Janda-janda
• Farhat Abbas Klaim Punya Rahasia yang Bisa Jatuhkan Hotman Paris: Saya Bongkar!
• Selvi Ananda Ungkap Usia Kehamilan, Istri Gibran Sebut Jan Ethes Tahu: Perutnya Sudah Membuncit
Hal tersebut disebabkan karena perlu dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di lokasi ibu kota baru.
"Mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun karena perlu dibangun sarana prasarana, pemindahan."
Ia meminta agar pemikiran masyarakat lebih logis. Karena Indonesia pindah bukan sekadar packing peralatan, angkat koper dan pindah ke Kalimantan. Melainkan butuh proses yang panjang dalam pembangunan saran dan prasarana yang dibutuhkan untuk ibu kota Indonesia yang baru.
"Jangan dianggap besok kita packing angkat koper pindah ke Kalimantan," kata dia.
Tsamara menegaskan jika pembangunan tersebut memerlukan proses.

"Ini pembangunan yang butuh proses," ungkapnya.
Di mata Tsamara Amany, pembiayaan yang berasal dari negara maupun swasta sangat memungkinkan untuk mencukupi pemindahan ibu kota tersebut.
"Dan dari APBN secara multiers misalnya BUMN, KBBU (Kerja Sama dan Badan Usaha), kompensasi dan lain sebagainya, swasta, memungkinkan enggak Pak Karni?," tanya Tsamara.
"Sangat memungkinkan."
"Sangat memungkinkan, sama saja seperti pengembangan kota-kota baru yang kita gunakan dengan swasta," ucap Tsamara.
Lebih lanjut Tsamara mengungkapkan jika meskipun memerlukan waktu lama, ia mengapresiasi Presiden Jokowi yang telah membuka jalan untuk memindahkan ibu kota.
"Jadi saya melihat sebenarnya tidak ada persoalan di sana, karena ini proses yang bukan 1-2 tahun, tapi mungkin akan memakan waktu lama."
"Tapi Pak Jokowi mencoba memulai proses tersebut," ucapnya.
• Khofifah Akan Bangun Asrama Mahasiswa Nusantara, Lenis Kogoya:Kita Ingin Bu Khofifah Jadi Mama Papua
• Tri Rismaharini Jawab Isu Calon Menteri & Capres 2024:Terus Terang Ambisi Aja Nggak Apalagi Bermimpi
• Debat Maruar Sirait Soal Pemindahan Ibu Kota, Rocky Gerung: Biografi Jokowi dari Ngibul ke Asbun