Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Profil Biodata Sherly Annavita 'Milenial' yang Kritik Jokowi, Dai Muda & Berprestasi di Luar Negeri

Sherly Annavita, sosok milenial yang mengkritik utang Jokowi sekitar 275 Triliun dan rencana pemindahan ibu kota. Siapa sebenarnya Sherly Annavita?

Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Melia Luthfi Husnika
Kolase Youtube Tv One/Instagram
Sherly Annavita 

TRIBUNJATIM.COM - Sherly Annavita, perwakilan generasi milenial menyampaikan pendapatnya tentang rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan.

Sherly Annavita mengungkapkan pendapatnya saat hadir sebagai narasumber di program acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (20/8/2019).

"Ya, kami sebagai milenial mencoba untuk terlibat aktif dalam isu-isu terkini termasuk pembangunan. Karena mau tidak mau, suka tidak suka pada akhirnya kebijakan presiden akan berpengaruh pada kami di masa depan," kata Sherly Annavita.

Sherly Annavita dengan lugas menyampaikan kritiknya terhadap Jokowi terkait rencana pemindahan ibu kota.

Ibu Kota Pindah, Sherly Annavita Soroti Utang Jokowi Rp 275 T, Tsamara: Tak Ada Satupun Opsi Utang

Sebut Ide Pemindahan Ibu Kota Masih Mentah, Fadli Zon: Jokowi Miskin Narasi

Khofifah Akan Bangun Asrama Mahasiswa Nusantara, Lenis Kogoya:Kita Ingin Bu Khofifah Jadi Mama Papua

 "Pemindahan ibu kota ini bukan wacana baru sepeti yang dikatakan Bang Fadli Zon. Karena wacan ini sudah dicanangkan oleh presiden-presiden sebelumnya. Namun, alasan utama presiden melakukan pemindahan ibu kota karena Jakarta banjir, macet, polusi dan lain-lain. Alasan ini sebenarnya sedikit besarnya menohok kapasitas Jokowi sendiri dalam memerintah. Karena bukankah salah satu program besar Pak jokowi saat itu mencalonkan diri menjadi gubernur dan presiden, adalah tentang penanganan keruwetan di Jakarta, yang didalamnya termasuk banjir, macet, polusi dan lain-lain," katanya.

Tak tanggung-tanggung, Sherly Annavita menyampaikan jika alasan Jokowi karena permasalahan tersebut, secara tidak langsung Jokowi 'mengonfirmasi' kegagalannya dalam memenuhi janjinya.

Sherly Annavita di ILC
Sherly Annavita di ILC (Kanal Youtube Indonesia Lawyers Club)

"Jadi ketika sekarang beliau menjadikan alasan pindahnya ibu kota ini karena banjir, macet, polusi dan lain-lain, maka seolah beliau sedang mengonfirmasi kegagalannya dalam memenuhi janji kampanye beliau saat pilgub dan pilpres. Atau kegagalannya beliau sebagai gubernur dan presiden," ucapnya.

Poin kritik kedua yakni soal pemerataan pembangunan.

Debat Maruar Sirait Soal Pemindahan Ibu Kota, Rocky Gerung: Biografi Jokowi dari Ngibul ke Asbun

Farhat Abbas Klaim Punya Rahasia yang Bisa Jatuhkan Hotman Paris: Saya Bongkar!

Selvi Ananda Ungkap Usia Kehamilan, Istri Gibran Sebut Jan Ethes Tahu: Perutnya Sudah Membuncit

Ia ragu bila pemindahan ibu kota ke Kalimantan bisa menjamin pemerataan pembangunan.

"Yang kedua, alasan pemerataan pembangunan. Kita bisa saja memberikan pendapat yang berbeda tentang ini. Tapi kalau pemindah ibu kota beralasan untuk pemerataan pembangunan, maka saya pikir Pak Karni tentu saja solusi yang seharusnya ditawarkan adalah meningkatkan pengawasan pemerataan pembangunan itu ke setiap daerah bukan memindahkan ibu kota ke daerah tersebut," papar Sherly Annavita dengan tegas.

Pada kesempatan itu, Sherly Annavita justru mempertanyakan akankagh ada jaminan ketika ibu kota dipindahkan ke Pulau Kalimantan.

"Apakah ada jaminan bila ibu kota dipindah ke daearah akan ada jaminan pemerataan pembangunan akan membaik? apakah tidak akan memunculkan konflik baru, misal kecemburuan sosial," tuturnya.

Menurutnya jika pemindahan ibu kota hanya didasarkan pada pemerataan pembangunan justru akan melahirkan kecemburuan sosial. Dan alangkah baiknya jika yang merasakan pemindahan ibu kota adalah warga Aceh atau warga Papua.

"Karena tadi Bang Fahri juga juga bilang bahwa seandainya alasannya adalah pemerataan pembangunan. Saya pikir seharusnya akan lebih bermanfaat jika warga Aceh atau warga Papua yang merasakan pemindahan ibu kota tersebut," terang Sherly Annavita.

Tri Rismaharini Jawab Isu Calon Menteri & Capres 2024:Terus Terang Ambisi Aja Nggak Apalagi Bermimpi

Ini Alasan Staf Khusus Presiden Sebut Tri Rismaharini dan Gubernur Khofifah Mama Papua

Soal Pemindahan Ibu Kota, Ridwan Saidi: Pindah Aja Buruan Kalau Bisa Besok Beduk Subuh Udah Pindah!

"Jadi jangan sampai kemudian alasan pemerataan pembangunan ini justru memicu adanya konflik baru seperti kecemburuan sosial dari provinsi-provinsi lainnya," sambung Sherly Annavita.

Sherly Annavita yang mengaku sebagai bagian dari kaum milenial melihat pemindahan ibu kota bukanlah hal yang mendesak untuk dilakukan Indonesia saat ini. Pasalnya ada hal yang lebih mendesak yang harus diprioritaskan Presiden Jokowi seperti pengangguran dan lapangan kerja.

"Yang ketiga alasannya adalah ini bukan hal yang mendesak untuk negara lakukan sekarang. Di mata kami para milenial bahwa pemindahan ibu kota sudah dicanangkan oleh presiden-presiden sebelumnya ini sebetunya sebuah alasan yang bisa dibilang klise karena tidak menjawab masalah, tidak menjawab permasalahan, bahkan terkesan pembelaan belaka," ucap Sherly Annavita.

"Apakah pemindahan ibu kota di wilayah baru ini menjadi program yang paling mendesak untuk dilakukan? Kenapa ini perlu kita pertanyakan? Karena dana 466 Triliun itu bukan dana yang kecil. Kalau berdasarkan apa yang dibaca kaum milenial sumber-sumbernya kurang lebih dari jual aset kemudian utang lagi dan membutuhkan dana yang sangat banyak," tutur Sherly Annavita.

Menurut Shely Annavita, pemindahan ibu kota ini bukan hal yang mendesak dan masih banyak permasalahan di Indonesia yang seharusnya menjadi prioritas.

Faldo Tertawa, Sandiaga Uno Goda Soal Menteri Milenial: Tetap Gaya Walau Kalah, Tapi Jangan Ngarep

Sebut Ide Pemindahan Ibu Kota Masih Mentah, Fadli Zon: Jokowi Miskin Narasi

Jokowi Sebut 3 Wilayah Ini Cocok Sebagai Calon Ibu Kota Baru, Lokasi Manakah Pilihan Presiden?

"Sementara di sisi lain ada pekerjaan yang lebih mendesak, seperti pengangguran, lapangan kerja, BPJS, BUMN strategis. Jangan sampai pemindahan ibu kota ini mengesampingkan hal yang seharusnya menjadi utama. Bahkan seharusnya negara hadir untuk memastikan terlaksananya hal tersebut demi keadilan dan kemamuran Indonesia," jelasnya.

Atas dasar tersebut, Sherly Annavita menyimpulkan kalau rencana pemindangan ibu kota ini masih belum perlu dilakukan.

"Solusinya tetap kembali pada asas efektifitas efisiensi, ciptakan lapangan kerja, hapus KKN dan kembali tegakkan UUD Pasal 33 dengan murni dan konsekuen," tegasnya.

Hingga pada khirnya, Sherly Annavita menyoroti utang Indonesia yang mencapai 275 Triliun yang dapat dikalkulasikan 1 hari Indonesia berutang 1 Triliun.

"Kondisi keuangan negara kita tidak sedang baik-baik saja. Kita tahu tahun 2019 ini diperkirakan utang Indonesia mencapai 275 Triliun. Itu baru utang bunganya saja belum pokoknya. Dan ini dua kali lipat bunganya dibandingkan tahun Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Akhir zaman Pak SBY. Itu artinya dalam 5 tahun ini Pak Jokowi berutang sangat banyak. Kalau kita kalkulasikan ini mendekati 1 hari 1 Triliun. Jika ini terus bertambah dan bertambah," papar Sherly Annavita.

Sherly Annavita mengungkapkan sebuah perumpamaan jika 1 Triliun yang dikeluarkan bangsa Indonesia untuk membayar utang dialokasikan kepada pendidikan, kesehatan serta kesejahteraan honorer di Indonesia maka itu akan lebih menguntungkan masyarakat Indonesia.

Rencana Lenis Kogoya Ajak Jokowi ke Papua Setelah Kerusuhan: Sakit Hati Cukup Satu Hari

Tanggapi Kerusuhan di Manokwari, Prabowo Langsung Gelar Rapat Instruksikan Kadernya Damaikan Situasi

Akui Tak Tahu Korlap Ormas di Asrama Papua Adalah Kader Gerindra, Fadli Zon Bakal Investigasi Itu

"Bayangkan teman-teman 1 hari bangsa Indonesia membayar bunga hutang 1 Triliun akan sangat bermanfaat jika dialokasikan untuk kesehatan, pendidikan, kepastian kesejahteraan honorer yang mana fasilitasnya jauh lebih diuntungkan masyarakat atas kebijakan-kebijakan tersebut," lanjutnya.

Kritikan Sherly Annavita terhadap rencana Presiden Indonesia, Joko Widodo memindahkan ibu kota ini mendapat apresiasi dari para tamu senior di ILC.

Lantas, siapa sebenarnya Sherly Annavita?

Dilansir dari TribunnewsBogor.com, Sherly Annavita adalah seorang influencer yang getol membuat konten bernada inspiratif di akun media sosial.

Di akun Instagram-nya, Sherly Annavita kerap memposting video atau foto terkait pandangannya terhadap persoalan bangsa yang sedang terjadi saat itu.

Wanita kelahiran Aceh, 12 September 1992 ini juga kerap menjadi pembicar di berbagai seminar.

Diketahui, Sherly Annavita juga pernah menjadi finalis acara Pildacil tahun 2006 serta finalis Dai Muda di ANTV tahun 2012.

Ia juga menjadi Runner Up acara reality show I'm President tahun 2013.

Di bidang akademis, Sherly Annavita juga memiliki sederet prestasi yang cemerlang bahkan hingga ke luar negeri.

Berikut Biodata serta Prestasi Sherly Annavita:

Nama Lengkap : Sherly Annavita Rahmi

Lahir : Aceh, 12 September 1992

Pendidikan:

Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Jakarta (Semester Empat)

Prestasi:

2007 June
The 1st Best Graduate of SMP Yayasan Pendidikan Arun, Aceh

2010 June
The 3 Best Graduate SMA Yayasan Pendidikan Arun

2010 Jan
Representative of Indonesia in International Youth Forum in Laguna Phillipppines. (Scout

2010 Nov
Best Performance in International Culture Day, Laguna Phillippines (Scout)

2009
2nd Best Paper of National Paper Competition in Kendari, Sulawesi Tenggara (Perkemahan Putri Nasional, Scout)

2006
1st Winner of Speech Competition implemented by Badan Perpustakaan Nanggroe Aceh Darussalam.

2009 Oct
3rd Winner of Speech Competition implemented by Department of Culture and Tourism Nanggroe Aceh Darussalam.

2010
Leader of Pasukan Garuda Putri Indonesia in “Asia Pacific Region”, in Los Banos, Phillippines (Scout)

2006 Jan
Finalis of Pildacil 4, implemented by LATIVI Indonesia

2012 Jan
Finalis of Dai Muda Pilihan ANTV implemented by ANTV Indonesia

2011 Des
5 Best Paper in In National Meeting of the International Relation Students across Indonesia (PNMHII), Bandung : Parahyangan University.

2012 Feb
Finalis of Panel Discussion in National Conference : “Quran Contemporary Studies”, (UIN) Sunan Kalijaga University, Yogayakarta.

2010 July
The Most Achievable Student for Aceh Utara

2011
Paramadina Delegate for National Meeting of the International Relation Students across Indonesia (PNMHII), Bandung : Parahyangan University.

2012
Accepting Fellowship Homestay (Summer Camp) in Australia

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Sosok Sherly Annavita 'Milenial' yang Kritik Jokowi di ILC, Dai Muda dan Berprestasi di Luar Negeri

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved