Ujian Nasional Diganti Asesmen Kompetensi Minimum, PKS Singgung Mendikbud Baru: Jangan Tergesa-gesa
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mendukung wacana dihapuskannya Ujian Nasional (UN) namun dengan berbagai catatan.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Arie Noer Rachmawati
"Yang dihapus itu adalah format seperti yang sekarang."
• Tahun 2020 Jadi Tahun Terakhir Pelaksanaan UN, Ini Kata Mendikbud Nadiem Makarim Soal Pengganti UN
"Yang dihapus itu adalah format per mata pelajaran mengikuti kelengkapan silabus daripada kurikulum," papar dia.
"Diganti, tapi dengan asesmen kompetensi minimum, yaitu hampir mirip-mirip seperti PISA, yaitu literasi, numerasi, plus ada satu survei karakter," sambung Nadiem Makarim.h
Mengenai asesmen kompetensi minimum dan survei karakter tersebut, Nadiem Makarim telah menjelaskannya dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI.
Terdapat 3 alasan UN perlu diganti dengan kedua pola penilaian tersebut.
• Ujian Nasional Bakal Dihapus Tahun 2021, Mendikbud Nadiem Makarim Beberkan Pengganti UN, Apa?
UN dinilai terlalu fokus pada kemampuan menghafal dan membebani siswa, orang tua, serta guru.
Selain itu, UN juga dinilai tidak menyentuh kemampuan pengembangan kognitif dan karakter siswa.
"Untuk menilai aspek kognitif pun belum mantap. Karena bukan kognitif yang dites, tapi aspek memori."
• TRENDING Teatrikal 3 Menteri, Lihat Wajah Erick Thohir Disindir Nadiem-Wishnutama Soal Dirut Garuda
"Memori dan kognitif adalah dua hal yang berbeda," kata Nadiem Makarim di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
"Bahkan tidak menyentuh karakter."
"Values dari anak tersebut yang saya bilang, bahkan sama penting atau lebih penting dari kemampuan kognitif," lanjut dia. (Tribunnews)