Ancaman Tanah Retak di Trenggalek
Tanah Retak di Trenggalek, BPBD Akan Analisis Penyebabnya, 'Bisa Terjadi di Dataran Rendah'
Tanah di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek menyebabkan lima rumah dan masjid mengalami ratak-retak di dinding, plafon, dan lantai.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Tanah di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek menyebabkan lima rumah dan masjid mengalami ratak-retak di dinding, plafon, dan lantai.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek masih akan menganalisis penyebab tanah gerak di desa itu.
"Teman-teman relawan sudah ke lokasi. Tapi kami belum menganalisa penyebabnya," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek Joko Rusianto, Jumat (27/12/2019).
Setelah ini, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan ke lokasi untuk menganalisa penyebab tanah retak secara pasti.
Setelah mengetahui penyebab pastinya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baru akan menentukan tindak lanjut ke depan.
• Polisi Sita Puluhan Liter Miras Ilegal untuk Persiapan Tahun Baru di Desa Sambitan Tulungagung
• Dekatkan Bank Data dengan Masyarakat, Bakorwil Bojonegoro Segera Terapkan East Java Super Coridor

Secara umum, fenomena tanah gerak di Kabupaten Trenggalek tergolong hal yang wajar. Utamanya terjadi musim peralihan antara kemarau dan penghujan.
"Wajar di musim seperti ini," imbuh Joko Rusianto.
• Dishub Sidoarjo Pasang Lampu Lalu Lintas Cerdas ATCS di 5 Titik
• Hujan Deras Datangkan Berkah bagi Penjual Jas Hujan di Surabaya, Raup Untung Rp 6.000.000/Hari
Paling sering, fenomena tanah gerak terjadi di Kecamatan Tugu, Bendungan, dan Panggul. Ketiganya berada di wilayah pegunungan.
Kejadian di Desa Melis tergolong berbeda karena terjadi di dataran rendah.
"Tapi tidak selalu di pegunungan, di daratan rendah juga bisa terjadi," ujar Joko Rusianto.
Diberitakan sebelumnya, Tanah di Desa Melis, Kabupaten Trenggalek mengalami retak-retak.
Keretakan terjadi dalam rentang sekitar lima bulan lalu hingga dua hari belakangan.
Saat wartawan TribunJatim.com, mengunjungi desa itu, Jumat (27/12/2019), tanah retak yang terlihat jelas berada di halaman rumah Sujati.
Tanah yang retak bahkan mengakibatkan lantai rumah ikut retak cukup parah.
Keretakan juga menyebar ke dalam rumah dan menyebar.
"Awalnya retak tanah kecil, retak rambut saja. Tapi setelah hujan deras, Rabu (25/12/2019), keretakan meluas," kata Kepala Desa Milis, Ferry Adi Kusuma.
• Warga Jatim Salat Gerhana di Masjid Al Akbar Surabaya, Khofifah: Bersholatlah dan Beristighfarlah
• Fornas 2019, Perolehan 25 Emas Didominasi Atlet Surabaya Cabang Olahraga Kungfu
Ferry mengatakan, tanah retak terjadi di satu kawasan di RT/RW 09/04.
Tanah retak di daerah itu merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi.
Terlebih lagi, daerah tersebut berada di dataran rendah dan bukan di pegunungan seperti kejadian tanah retak sebelumnya.
Di sekitar lokasi itu, memang terdapat sungai.
"Jaraknya antara 20 meter sampai 100 meter," ujar Ferry.
Di sisi lain, Sujiati (56) tak kuasa menahan sedih ketika bertemu dengan Kepala Desa Melis, Ferry Adi Kusuma.
Saat itu ia tengah berada di rumah tetangganya. Rumah yang selama ini ia tinggali rusak terdampak tanah gerak.
"Pak, tolong diperbaiki," kata Sujiati, sambil memeluk kepala desa.
Lantai rumah Sujiati retak-retak terdampak tanah gerak.
Keretakan parah terjadi pada Rabu (25/12/2019). Tanah tiba-tiba retak cukup parah setelah hujan deras terjadi di tempat itu.
Selama ini, Sujiati tinggal sendiri di rumah tersebut.
Bangunan rumah tergolong sederhana: ruang tamu kecil yang dijadikan tempat tidur dan satu kamar.Beberapa waktu lalu, Sujati yang janda itu mendapat bantuan bedah rumah.
"Kami rencanakan menggeser rumahnya supaya bisa ditempati," kata Ferry.
Kepada Sujiati yang tampak sedih, ia berusaha menenangkan. Retakan di rumah Sujiati cukup parah.
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Trenggalek, panjang retakan sekitar 30 sentimeter (cm). Sementara lebar dan kedalamannya 20 cm x 130 cm.
Dua hari setelah retakan pertama terjadi, lobang-lobang retakan sudah ditutup dengan tanah. (aflahulabidin)
• Atlet Surabaya Raih 25 Emas di Ajang Fornas 2019, Wali Kota Risma Beri Penghargaan
• Pamit Buang Air Besar ke Majikan, Warga Tulungagung Hilang di Sungai Brantas