Siswa SMA asal Yogyakarta Belajar Jujur dan Hidup Sederhana dari Purnawirawan Bripka Seladi
Michael Juan Sebastian bersama temannya sedang memilah botol-botol plastik di salah satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di perbatasan Kota Malang.
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aminatus Sofya
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Michael Juan Sebastian bersama temannya sedang memilah botol-botol plastik di salah satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di perbatasan Kota Malang.
Memakai topi safari dan kaus merah, remaja itu menahan bau busuk sampah.
Namun, dia menikmatinya.
Michael Juan Sebastian dan 30 siswa SMA Kolese De Brito Yogyakarta sedang berlatih hidup sederhana kepada Purnawirawan Bripka Seladi.
Purnawirawan Bripka Seladi adalah mantan anggota Polresta Malang Kota yang kini melanjutkan hidup dengan memulung.
“Ini (memulung) kan untungnya dikit. Jadi kalau mau bertahan ya harus rajin,” ujar Michael Juan Sebastian ketika ditemui TribunJatim.com, Selasa (7/1/2020).
• Berkas 2 Tersangka Rekayasa Material Terkait Ambruknya Atap SDN Gentong Pasuruan Dinyatakan Lengkap
• Misteri Jumlah Penumpang, Pergerakan Pesawat dan Kargo di Bandara Juanda yang Makin Anjlok, Kenapa?
Hidup di tengah kepungan sampah membuat Michael Juan Sebastian banyak bersyukur.
Meski awalnya tak bisa makan dan ingin muntah, Michael Juan Sebastian akhirnya mulai merasakan arti hidup sesungguhnya.
“Awalnya mau muntah, nggak bisa tidur. Tapi kami harus bertahan,” kata Michael Juan Sebastian.
• Tak Ada Izin, Papan Reklame di Toko Avia Disegel oleh Badan Pendapatan Daerah Kota Malang
• Antisipasi Angin Kencang, Whisnu Sakti Buana Minta Warga Melapor Bila Temukan Hal Buruk
Berinteraksi dengan banyak pemulung, juga membuat Michael Juan Sebastian belajar tentang kesabaran dan bertahan hidup.
Para siswa yang mengikuti kegiatan ini tidak diperbolehkan membawa gawai bahkan uang.
Hingga 11 Januari nanti, mereka harus belajar menahan diri dengan makan dan minum seadanya yang disediakan oleh Bripka Seladi.
“Saya merasakan jerih payah para pemulung. Bertahan dengan bau dan kesabaran karena waktu memulung kan banyak kotoran juga,” cerita Michael Juan Sebastian.
Sebanyak 30 siswa SMA Kolese De Brito Yogyakarta ini dibagi menjadi tiga tim dengan tugas berbeda.