Selundupkan 15 Kg Sabu, Pengedar Sabu Malaysia Lalui Rute Perjalanan Darat dari Myanmar hingga Jatim
Indonesia menjadi satu dari beberapa negara asia tenggara yang memiliki pangsa pasar narkotika yang terbilang besar. Mengapa?
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Indonesia menjadi satu dari beberapa negara asia tenggara yang memiliki pangsa pasar narkotika yang terbilang besar.
Itulah yang menyebabkan sejumlah bandar banyak melirik kawasan negara Indonesia untuk mengedarkan narkotika.
Chee Kim Tiong dan Lhau Chu Hee yang berkewarganegaraan Malaysia misalnya.
Sejak 2019 dua orang bandar nakotika jenis sabu itu kerap hilir mudik, Malaysia-Indonesia untuk menjual serbuk kristal memabukkan tersebut.
Di pertengahan tahun 2019, dengan cara mengelabuhi kepolisian Indonesia, mereka berhasil menyelundupkan 15 kilogram sabu.
Dibantu oleh kaki tangan mereka, dua orang pribumi, atau warga Indonesia yaitu Dio Anggriawan Soebandi dan M Arifin, sabu seberat 15 kilogram itu, laku keras di pasar lingkaran setan.
• Cara Bandar Narkoba Asal Malaysia Kirim Sabu ke Pembeli, Pakai Sistem Ranjau & Rekam Video Transaksi
• Tergiur Upah Rp 200.000, Tukang Ojek Ponorogo Malah Kehilangan Motor di Pasar Ngemplak Tulungagung
• Zikria Dzatil Diduga Menghina Wali Kota Surabaya di FB, Kini Memanggil Risma dengan Sebutan Bunda
• Siti Badriah Sebatas Artis yang Diundang, Sempat Ditawari Jadi Member Memiles Tapi Menolak, Mengapa?
• Kantor Kesehatan Pelabuhan Nyatakan Pesawat Batik Air yang Menjemput WNI di Wuhan Telah Steril
Namun, saat keduanya hendak melakukan penyelundupan sabu kembali untuk kedua kali di awal Januari 2020, mereka terpaksa gigit jari.
Satu per satu kurir jaringan bandar sabu Malaysia itu dicokok Anggota Ditresnarkoba Polda Jatim.
Dan perlahan-lahan dua bandarnya asal Malaysia pun turut diringkus, hingga akhirnya jaringan bawah tanah penyelundupan sabu yang mereka bangun itu, tumbang.
"Alhamdulillah kami berhasil cegah belum tersebar," ujar Wakil Direktur Ditresnarkoba Polda Jatim AKBP Nasriadi di Mapolda Jatim, Senin (3/2/2020).

Ia juga mengungkap, jaringan penyelundupan sabu yang mereka bangun terbilang nekat.
Tak seperti modus penyelundupan narkotika jaringan lain melalui ekspedisi tanpa orang sama sekali, demi menghindari sergapan aparat.
Mereka ternyata berani pasang badan mengantarkan pasokan barang sabu itu secara langsung dengan menempuh perjalanan di jalur darat.
Nasriadi menambahkan, demi mengelabuhi petugas yang sewaktu-waktu melakukan razia di tengah perjalanan.
Mereka mengemas paketan sabu itu dalam wadah alumunium foil bekas teh siap saji, berwarna hijau.
Lalu, mereka menyimpannya di dalam celah ruang di bawah kursi mobil bagian depan.
Adapula dibenamkan dalam tumpukkan barang di kabin belakang mobil jenis SUV yang mereka kendarai, seakan tengah memuat barang-barang kebutuhan pokok dari satu lokasi ke lokasi lain.
"Mobil Extrada kan ada kabinnya," jelasnya.
Setelah dikemas apik dan tertata rapi, mereka lantas membawanya dari melalui rute perjalanan darat.
Mulai dari kawasan Negara Myanmar, lalu ke Negara Thailand.
• Jelang Hadapi Sidang Vonis, Mak Susi Disambut Belasan Pendukung di Pengadilan Negeri Surabaya
• Aksi Nekat Maling Motor di Malang, Curi Honda Vario di Parkiran, Gerak-gerik Pelaku Terlihat Jelas
• Hari Ini Stasiun Gubeng dan Pasar Turi Terapkan Parkir Nontunai, Bayar Pakai Kartu Uang Elektronik
Kemudian masuk ke Serawak Malaysia, lalu menyeberang laut melalui pelabuhan untuk menuju ke kawasan perbatasan, Kuching, Malaysia.
Selanjutnya mereka menempuh jalur darat hingga tiba di Entikong, Kalimantan Barat, dari situ perjalanan mereka terus berlanjut hingga tiba di kawasan Jawa Timur.
"Orang-orang mereka ini pakai mobil, langsung bawa sendiri, lewat pelabuhannya ya normal," tuturnya.
Menurut Nasriadi, komplotan jaringan ini kerap mengedarkan sabu pasokan yang mereka miliki ke beberapa kawasan kota besar di Jawa Timur.
"Ya ke pulau itu (kawasan Madura), lalu ke kota-kota besar Malang, Surabaya, Jember dan sebagainya," pungkasnya.
Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Elma Gloria Stevani