193 Ribu Warga Jatim Bakal Dapat Kartu Pra Kerja, Ini yang Diprioritaskan Gubernur Khofifah
Khofifah Indar Parawansa kini tengah menyiapkan warga Jawa Timur yang akan didaftarkan untuk mendapatkan kartu prakerja dari Presiden Joko Widodo.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa kini tengah menyiapkan warga Jawa Timur yang akan didaftarkan untuk mendapatkan kartu prakerja dari Presiden Joko Widodo.
Khofifah Indar Parawansa sedang mengkoordinasikan lintas OPD Jatim agar pemegang kartu prakerja di Jawa Timur nantinya adalah siswa lulusan SMA, SMK dan juga aliyah.
Topik penyiapan penerima kartu prakerja ini dibahas Khofifah Indar Parawansa dalam rakor yang dilakukan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, Sekdaprov Heru Tjahjono, dan juga para kepala OPD di Grahadi, Kamis (6/2/2020).
Dikatakan Khofifah untuk program kartu prakerja dari pusat terbagi atas dua jalur.
Pertama jalur dari koordinasi Kemenko bidang Perekonomian dan Kementerian Ketenagakerjaan.
• Pria 52 Tahun Ditemukan Tewas di Kamarnya, Awalnya Ngorok dan Mendadak Stop karena Serangan Jantung
• Valentino Rossi dan Maverick Vinales Sapa Penggemar Indonesia, Yamaha: Momen Bahagia Tak Terlupakan
• Cara Cerdas Risma Atasi Fenomena Gangster Bawa Samurai hingga Gergaji yang Resahkan Warga Surabaya
• Kuli Bangunan Nekat Gasak Sepeda Ontel, Disergap Polsek Gayungan, Eh Malah Ditinggal Kabur Temannya
• ALASAN Risma Laporkan Akun Media Sosial yang Menghinanya: Salah Apa Saya Disebut Kodok?
"Dari jalur Kemenaker, Jawa Timur mendapatkan kuota 100.000. Sedangkan dari jalur Kemenko Perekonomian ada kuota sebanyak 93.000. Untuk jalur Kemenko Perekonomian itu bidangnya digital IT, sedangkan dari jalur Kemenaker bidangnya untuk kerja kerja manual," kata Khofifah Indar Parawansa saat diwawancarai usai rapat.
Untuk itu, Khofifah Indar Parawansa kini sudah melakukan pemetaan termasuk pembagian koordinasi.
Tepatnya Khofifah Indar Parawansa menugaskan Dinas Ketenagakerjaan Jawa Timur untuk mengkoordinasikan siapa saja yang akan mendapatkan kartu prakerja untuk bidang kerja manual yang ada di bawah Kemenaker.
Sedangkan, Dinas Pendidikan diberi tugas untuk menyeleksi dan mendapatkan data siapa siapa saja yang akan menjadi penerima kartu prakerja khusus bidang digital IT yang ada di bawah koordinasi Kemenko Perekonomian.
"Dispendik kita kan punya data, yang basisnya data tahun 2019. Data siswa yang lulus tahun 2019 dari Aliyah, SMA, SMK itu ada sekitar 357.000 sekian. Dari sana kita sudah bisa deteksi kira-kira yang passionnya di digital IT siapa saja, yang kerja kerja manual siapa," tegas Khofifah Indar Parawansa.
Mereka akan dipilah pilah kembali berdasarkan minat dan keterampilan yang dimiliki. Agar konek dengan program kartu prakerja yang disalurkan pemerintah pusat.
Selain itu, Jawa Timur juga memiliki teaching factory yang kini juga ingin diverifikasi mentornya kembali.
• ISI SURAT Permohonan Maaf Penghina Risma, Zikria Dzatil: Bukakan Pintu Maaf Buat Saya
• Dihina dengan Sebutan Kodok Betina, Wali Kota Risma Jawab Tuduhan Menggiring Dukungan Siapapun
• Mengingat Sebutan Kodok Betina yang Diberikan Zikria, Risma: Saya Tidak Ingin Orang Tua Saya Sedih
"Kita akan identifikasi grade A berapa, B berapa, yang C berapa. Yang B kurangnya apa, yang grade C kurangnya apa. Nah yang kita prioritaskan untuk masuk program kartu prakerja bidang digital IT adalah yang grade A. Kita sudah rapat dengan Kemenko Perekonomian, di sini dan di Jakarta," kata Khofifah Indar Parawansa.
Ada dua metode yang pendekatannya kini masih dikaji Khofifah Indar Parawansa. Apakah nantinya akan menggunakan sistem train-place atau place-train.
Tepatnya apakah nantinya peserta akan dilatih dulu baru ditempatkan di tempat kerja atau dimagangkan dulu sebelum dilatih.
Dua ini masih dikaji mana yang lebih efektif untuk masing masing bidang.
Baik untuk yang bidang IT maupun yang bidang kerja manual.
"Angkatan kerja baru kita ada 800.000 per tahunnya. Dari total itu, 400.000 lulusan SMA, SMK dan aliyah. Program ini akan membantu untuk mengurangi pengangguran," katanya.
Penulis: Fatimatuz Zahroh
Editor: Elma Gloria Stevani