Operasi Amputasi Korban Bullying Tuntas
Kondisi Terkini Siswa SMAN 16 Malang yang Jadi Korban Bullying, Begini Nasibnya Setelah Diamputasi
Akses kunjungan untuk menjenguk ke ruang rawat inap anak Rumah Sakit Lavalette, tempat MS dirawat diperketat.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Elma Gloria Stevani
Para awak media yang meliput kegiatan tersebut tidak diizinkan masuk ke dalam kamar MS.
Sekitar pukul 17.00 WIB, Wali Kota Malang, Sutiaji bersama dengan Kapolresta Malang Kota kemudian mengakhiri kegiatan menjenguk korban perundungan tersebut.
Walikota Malang, Sutiaji mengungkapkan, bahwa pihaknya datang untuk menjenguk sekaligus melihat kondisi korban pasca operasi amputasi jari tengah.
"Dalam kesempatan ini, saya menyanpaikan penyesalan atas kejadian ini. Mengapa kejadian ini dapat terjadi di sebuah lembaga pendidikan," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (5/2/2020).
Sutiaji menjelaskan, bahwa pihaknya telah meminta kepada pihak kepolisian agar hal ini dapat ditindak dengan sebaik mungkin.
• Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Dorong Pemerintah Beri Kompensasi untuk Korban Terorisme
• Cara Cerdas Risma Atasi Fenomena Gangster Bawa Samurai hingga Gergaji yang Resahkan Warga Surabaya
• Tangis Siswa Korban Bully di Malang Pasca Diamputasi, Polisi Lakukan Trauma Healing, Mungkin Syok
"Ditindak secara proporsional, siapapun yang bersalah harus diberikan pelajaran. Karena kejadian ini tidak hanya mencoreng dunia pendidikan Kota Malang saja namun juga mencoreng dunia pendidikan Indonesia," tambahnya.
Berkaitan dengan langkah langkah kedisplinan, Sutiaji menjelaskan, akan berjanji untuk dilakukan secepat mungkin.
"Pada minggu ini harus ada hukuman bagi semuanya baik untuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru yang ada di sekolah tersebut. Karena ini merupakan bentuk keteledoran dari lembaga pendidikan. Apalagi kejadian dan waktu diketahuinya cukup panjang dan hal itu sangat amat sangat disayangkan sekali," terangnya.
Setelah memberikan pernyataan kepada awak media, mereka pun segera meninggalkan Rumah Sakit Lavalette.
Sementara itu, Kapolres Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata saat memberikan keterangan pada awak media di Mapolres Malang Kota menuturkan bahwa baik korban dan terduga pelaku dilakukan pendampingan secara psikis.
"Korban dilakukan pendampingan psikologi dari berbagai pihak mulai dari Dinsos Malang Kota, pihak Rumah Sakit Lavalette, Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A), dan Unit PPA Polresta Malang Kota. Sedangkan untuk terduga pelaku, dilakukan pendampingan dari keluarganya dan pihak dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)," pungkasnya.
Penulis: Kukuh Kurniawan
Editor: Elma Gloria Stevani