Operasi Amputasi Korban Bullying Tuntas
Dinsos-P3AP2KB Beri Pendampingan Psikologi untuk Pelaku dan Korban Bullying Siswa SMPN 16 di Malang
Dinas Sosial, P3AP2KB Kota Malang lakukan pendampingan psikologis baik kepada korban maupun terduga pelaku perundungan.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinas Sosial, P3AP2KB) Kota Malang lakukan pendampingan psikologis baik kepada korban maupun terduga pelaku perundungan.
Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Dinsos P3AP2KB, Ambar Priyandani mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Malang telah melakukan pendampingan kepada korban sejak Kamis (30/1/2020).
"Jadi sebelum kasus itu viral, kita sudah melakukan pendampingan psikologis kepada korban. Sementara untuk terduga pelakunya sendiri, kita lakukan pendampingan pada Senin (3/2/2020)," ujarnya kepada TribunJatim.com, Jumat (7/2/2020).
• Kondisi Terkini Siswa SMAN 16 Malang yang Jadi Korban Bullying, Begini Nasibnya Setelah Diamputasi
• Ayah Tiri Cabuli Gadis SMP hingga Melahirkan, Aksi Bejat Diketahui Tetangga, Ayah Kandung Tak Terima
• Cara Risma Atasi Fenomena Gangster Bawa Samurai hingga Gergaji yang Resahkan Warga Surabaya
• Pria 52 Tahun Ditemukan Tewas di Kamarnya, Awalnya Ngorok dan Mendadak Stop karena Serangan Jantung
• Kuli Bangunan Nekat Gasak Sepeda Ontel, Disergap Polsek Gayungan, Eh Malah Ditinggal Kabur Temannya
• Buntut Kasus Bullying, Wali Kota Sutiaji Beri Sanksi Tegas kepada Kepala SMPN 16 & Dindikbud Malang
Ia menjelaskan bahwa baik terduga pelaku perundungan maupun korbannya sama sama mengalami trauma.
"Namun bentuk traumanya berbeda beda. Kalau korban, traumanya seperti ketakutan karena telah mengalami perlakuan seperti itu. Sedangkan untuk terduga pelakunya trauma dikarenakan tidak menyangka bahwa apa yang telah diperbuatnya berdampak panjang," jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa metode atau cara pendampingan yang dilakukan tidak jauh berbeda antara korban dengan terduga pelaku.
"Kita ajak ngobrol, bercanda dan bercerita. Pokoknya kita buat senyaman mungkin," terangnya.
Selain itu, pihaknya juga mengungkapkan bahwa saat ini kondisi psikis dari korban perundungan sudah cukup membaik.
"Kalau kondisinya secara psikis sudah lumayan membaik dibandingkan saat pertama kali kita lakukan pendampingan. Meski begitu kita terus lakukan pemantauan karena korban ini masih trauma dengan orang asing atau orang yang datang dalam jumlah banyak," pungkasnya.
Penulis: Kukuh Kurniawan
Editor: Elma Gloria Stevani