Virus Corona di Surabaya
Risma Mengeluh Banyak Pasien Surabaya dari Luar Kota, Dirut RSUD Soetomo Ingatkan Etika Kedokteran
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengeluh soal 50 persen pasien yang dirawat di rumah sakit di Surabaya adalah pasien dari luar kota.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pernyataan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang mengatakan, 50 persen pasien yang dirawat di rumah sakit di Surabaya adalah pasien dari luar kota, menurut Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya, Joni Wahyuhadi, tidak sepenuhnya benar.
Joni Wahyuhadi mencontohkan, pasien yang dirawat di RSUD dr Soetomo Surabaya, 95 persen adalah warga Surabaya.
"Rumah Sakit dr Soetomo yang saya tahu persis, pasien itu 95 persen itu ya orang Surabaya. Saya gak tahu di rumah sakit lain apakah memang banyak yang dirawat yang dari luar. Perlu di-update datanya, karena di Soetomo tidak berbicara seperti itu," kata Joni Wahyuhadi, Senin (11/5/2020).
Joni Wahyuhadi kemudian mengingatkan terkait etika perawat dan pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi).
Menurutnya seluruh dokter bersepakat bahwa dalam merawat pasien tidak boleh membeda-bedakan ras, agama, kedaerahan, ataupun politik.
"Itu etika kedokteran. Artinya kalau Pemerintah Provinsi Jatim membuat rumah sakit khusus untuk masyarakat Jatim lalu orang Kalimantan, orang Jawa Tengah gak boleh masuk itu gak etis. Gak diperkenankan di dunia kedokteran. Coba dibuka etika kedokteran," ujar Joni Wahyuhadi, yang juga Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.
• Beri Efek Jera Pelanggar Jam Malam PSBB Gresik, Pemkab Usulkan Sanksi Menginap di Polres atau Kodim
• Pasar Kota Bojonegoro Ditutup Seminggu Imbas Covid-19, Pasar Lain Masih Buka dan Aktivitas Normal
Seperti diketahui, sebelumnya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengungkapkan, tak sedikit warga luar daerah yang dirawat di Surabaya lantaran virus Corona atau Covid-19.
Bahkan, menurut Tri Rismaharini, dari data yang dia miliki, kisarannya mencapai 50 persen.
Hal itu disampaikan Tri Rismaharini dalam rapat pertemuan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Jatim di Balai Kota Surabaya, Senin (11/5/2020).
"Kalau hitungan saya, sampai 50 persen. Jadi pasien itu datangnya kadang ke UGD, Di Soewandi itu datangnya ke UGD, di RS BDH itu datangnya ke UGD," kata Tri Rismaharini.
• Hasil Tes Swab 3 Warga Sumberejo Kota Batu Negatif Covid-19, Tetap Harus Selesaikan Isolasi Mandiri
• Data Penerima Bansos Tunai Direvisi, Wagub Jatim Emil Dardak: Ada Nama yang Tak Layak Menerima
Tri Rismaharini mengungkapkan, bila demikian, beban Surabaya ini bakal semakin berat.
Beban Surabaya yang banyak memiliki rumah sakit rujukan di Jawa Timur ternyata juga disadari oleh IDI Surabaya dan Persi Jatim.
Ketua IDI Surabaya, Brahmana Askandar, mengatakan, pihaknya juga bakal melakukan komunikasi dengan rekan-rekannya di daerah agar penanganan yang ringan tidak sampai dirujuk ke Surabaya.
Sebab, di wilayah Jawa Timur sendiri sudah banyak rumah sakit rujukan yang ditunjuk dan dianggap mampu menangani, baik dari segi fasilitas maupun SDM-nya.
• 2 Pabrik Rokok Sampoerna di Surabaya Hentikan Proses Produksi hingga Juni 2020, Dukung PSBB
• IDI Surabaya & Persi Jatim Temui Wali Kota Risma, Usul Rumah Sakit Khusus Penanganan Pasien Covid-19