Virus Corona di Jawa Timur
FAKTA Baru Gejala Klinis Pasien Covid-19 Jatim Beda dengan Negara Lain, Tipe Virus Lain: Bermutasi
Mayoritas gejala klinis yang dialami oleh pasien Covid-19 di Indonesia khususnya Jawa Timur berbeda dengan yang ada di Eropa maupun di Wuhan, China.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Mayoritas gejala klinis yang dialami oleh pasien Covid-19 di Indonesia khususnya Jawa Timur berbeda dengan yang ada di Eropa maupun di Wuhan, China.
Jika di Eropa, Amerika dan China, mayoritas gejala penderita Covid-19 adalah demam dengan suhu badan di atas 38 derajat Celcius dan sesak nafas.
Namun di Jawa Timur, mayoritas penderita Covid-19 mempunyai gejala batuk dan pilek.
• Kondisi 1 Warga Sampang Positif Covid-19, Tak Punya Gejala Klinis, Sempat Dipulangkan ke Rumahnya
• Beda Sesak Napas Akibat Terinfeksi Covid-19 dan Serangan Jantung, Gejalanya Hampir Mirip
• Gejala Menonjol Pasien Covid-19 Jatim Beda dengan Negara Lain, Bukan Demam & Sesak Nafas, Waspada
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengungkapkan perbedaan gejala ini disebabkan karena tipe virus Sars Cov 2 yang menyerang juga berbeda.
Joni menjelaskan tipe virus Sars Cov 2 bermacam-macam mulai dari A, B, dan C.
"Di asia tenggara mayoritas sel virusnya tipe B beda dengan tipe A yang menyerang negara lain," kata Joni, Rabu (13/5/2020).
Joni menjelaskan banyaknya jenis atau tipe virus ini karena virus terus bermutasi untuk berkembang.
"Asal induknya 1 tapi bermutasi, dia tidak bisa beranak jadi dia memecah diri untuk beranak pinak," lanjut Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya ini.
Joni melanjutkan, angka kematian di Eropa dan Amerika akibat Covid-19 sangat tinggi sekali, padahal teknologi dan manajemen kesehatan di kedua benua tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan negara di Asia termasuk Indonesia.
"Jadi virulensinya lebih daripada yang di kita. Kita kan kelihatannya angka persentase kematiannya lebih tinggi tapi karena mungkin case nya tidak terdeteksi oleh kita. Kalau Casenya terdeteksi seluruhnya mungkin persentase nya tidak terlalu tinggi," kata Joni.
Namun bisa saja ketika seseorang terserang virus Sars Cov 2 dengan tipe yang sama, gejala klinis yang ditimbulkan berbeda.
"Gejala klinis itu tergantung ketahanan tubuh, respon tubuh, dan jenis virusnya. Virulensinya sama tapi tergantung ketahanan tubuh menghadapi virus tersebut," imbuhnya.
Joni menjelaskan 52,1 persen pasien Covid-19 di Jawa Timur mengalami gejala klinis batuk, kemudian 35,1 persen pilek dan barulah demam 26,2 persen.
Setelah itu sesak nafas 24,7 persen, lemah 22,9 persen, menggigil 18,1 persen, sakit tenggorokan 17,1 persen, sakit otot 14,9 persen, mual dan muntah 13,5 persen, sakit kepala 13,5 persen, sakit perut 10,4 persen, lalu terakhir diare 7,5 persen.
• Satu Dokter di Kota Malang Positif Covid-19, Masuk Kategori Orang Tanpa Gejala, Kini Dirujuk ke RS
Sebelumnya, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengungkapkan gejala paling menonjol dalam kasus Covid-19 di Jawa Timur adalah batuk dan pilek.