Muncul Lagi Virus Ebola saat Pandemi Corona, Lebih Berbahaya & Ada di Kongo, Simak Gejala-Pengobatan
Dunia dihebohkan dengan munculnya virus Ebola di tengah pandemi virus Corona yang belum juga mereda.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Mayoritas penduduk Afrika terinfeksi Ebola karena kontak langsung dengan hewan yang ditemukan sakit atau mati di hutan setempat.
• Cara Jepang Kalahkan Corona Meski Abaikan Protokol Kesehatan, Sepakati 1 Hal, Indonesia Bisa Tiru?
Virus Ebola kemudian menyebar antar-manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi.
Tak hanya kontak langsung, tetapi juga melalui benda mati yang terpapar cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Banyak tenaga kesehatan di Afrika yang terinfeksi Ebola karena menangani pasien tanpa alat pelindung diri (APD) yang lengkap.
Wanita hamil yang terinfeksi dan sembuh dari Ebola bisa menurunkan virus tersebut kepada bayi atau janinnya lewat ASI dan jaringan di dalam rahim.
Gejala dan Diagnosis Virus Ebola
Mengutip situs resmi WHO, Selasa (2/6/2020), periode inkubasi Ebola memiliki interval antara dua hingga 21 hari.
Seseorang yang terinfeksi virus Ebola tidak bisa menularkan penyakitnya kepada orang lain sebelum ada gejala yang timbul.
Beberapa gejala penyakit Ebola antara lain:
- Demam
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
• Hari ke-2 Transisi New Normal Kota Malang, Toko Masih Melanggar, Wali Kota Sutiaji: Bandel, Tutup!
Lima gejala utama tersebut kemudian diikuti oleh: