Virus Corona di Kota Batu
ASN di Pemkot Batu Positif Covid-19, Pilih Karantina Mandiri, Tetangga Rumah Resah
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Batu, M Chori, mengatakan, ASN yang terkonfirmasi positif adalah pasien ke-40 di Kota Batu
Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, KOTA BATU – Satu orang aparatur sipil negara (ASN) di Kota Batu dilaporkan terkonfirmasi positif virus Corona atau Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Batu, M Chori, mengatakan, ASN yang terkonfirmasi positif adalah pasien ke-40 di Kota Batu.
“Pasien ke-40 merupakan keluarga kami, ASN Kota Batu. Saat ini juga sedang menjalani isolasi mandiri. Kondisi pasien saat ini sehat dan stabil, bahkan menurutnya lebih bugar dari sebelumnya,” ujar M Chori, Minggu (14/6/2020).
ASN yang positif Covid-19 tinggal di perumahan di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Dihubungi di tempat terpisah, Ketua RW 01 Desa Mojorejo, Samsuliono menjawab upaya konfirmasi.
Ia menerangkan, memang benar ada warganya yang positif Covid-19 berstatus ASN. ASN tersebut sedang melakukan isolasi mandiri.
• Gerakan Berbelanja Antartetangga di Kampung Tangguh Villa Bukit Tidar RW 11 Merjosari Kota Malang
Samsuliono juga mengatakan, ada keresahan yang timbul dari warga.
Pasalnya, setelah adanya pemberitahuan positif Covid-19, yang bersangkutan masih beraktivitas keluar rumah.
“Sabtu pagi masih jalan-jalan, warga resah akhirnya lapor ke RT/RW. Lalu kami tindak lanjuti ke perumahan. Pihak desa mendapat kabar dari Dinas Kesehatan Batu pada Jumat sore. Seharusnya yang bersangkutan sudah menerima kabar itu. Katanya akan dijemput tapi tidak ada kabar sampai malam,” kata Samsuliono.
ASN tersebut disarankan untuk dikarantina di shelter.
Namun, kata Samsuliono, ASN tersebut menolak dan lebih memilih untuk karantina mandiri di rumahnya.
• Belum Penuhi Kuota, PPDB TK dan SD di Kota Batu Diperpanjang hingga 13 Juli 2020
Samsuliono mendapat keluhan warga yang khawatir, terutama warga yang rumahnya berdekatan.
“Warga yang berdekatan rumah resah. Kami juga khawatirkan anggota keluarga. Warga berharap bisa menerapkan protokol kesehatan agar warga terdekatnya tidak resah,” jelasnya.
Sumsuliono menegaskan, tidak memberikan stigma negatif.