Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Malang

Fokus Kurangi Penularan Covid-19 di Malang Utara, Bupati Sanusi Berharap Tak Ada PSBB Lagi

Sanusi menambahkan, saat ini pihaknya tengah berfokus mengurangi penularan Covid-19 di wilayah Malang Utara. Seperti di Singosari dan Lawang.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/ERWIN WICAKSONO
Satgas New Normal Life Kabupaten Malang saat meninjau pintu masuk Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Kamis (11/6/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Erwin Wicaksono

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Bupati Malang, Muhammad Sanusi, akan menuruti keputusan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, jika pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ) akan diterapkan kembali di Kabupaten Malang.

"Ya nunggu perintahnya gubernur, karena PSBB itu yang menentukan dari provinsi (Jawa Timur). Kalau diperlukan lagi ya PSBB, tapi saya berharap tidak," kata Sanusi saat mengunjungi kampung tangguh di Kecamatan Turen, Senin (15/6/2020).

Sanusi menambahkan, saat ini pihaknya tengah berfokus mengurangi penularan Covid-19 di wilayah Malang Utara. Seperti di Kecamatan Singosari dan Kecamatan Lawang.

Ini dikarenakan penularan Covid-19 di wilayah tersebut menurut Sanusi masih masif dan fluktuatif.

"Tinggal dua kecamatan saja di Malang Utara (Singosari dan Lawang) karena di situ terjadi perpindahan manusia yang cukup intens, sehingga orang-orang yang datang bawa virus itu dari Surabaya maupun dari daerah lain," ungkap Sanusi.

Wali Kota Malang Berencana Buat Tim Khusus Tracing Covid-19 yang Dikomandoi Perguruan Tinggi

Guna menekan penularan virus Corona di wilayah Malang Utara, Satgas New Normal Life Kabupaten Malang tengah menerapkan pengetatan sosial mandiri di Kecamatan Singosari dan Lawang.

"Ini kita lakukan dengan kapolres dan dandim posko di pasar itu, supaya penyebaran itu (Covid-19) berkurang," katanya.

Di sisi lain, pengetatan sosial di Kecamatan Singosari diberlakukan mulai Senin (15/6/2020) hingga 14 hari ke depan.

Selama durasi waktu tersebut, pengetatan sosial berjalan tanpa dibarengi sanksi bagi yang warga yang melanggar.

Pengetatan Sosial, Empat Jalan di Singosari Kabupaten Malang Ditutup Total selama 14 Hari

"Sanksi (bagi pelanggar) tidak ada, hanya edukasi," kata Plt Camat Singosari, Agus Nuraji, seusai meninjau Posko Check Point Jalan Tumapel.

Agus menegaskan, sanksi baru diberlakukan ketika masyarakat kedapatan melakukan pelanggaran lebih dari satu kali.

"Sanksi kerja sosial? Kalau itu jika ada warga yang melanggar aturan sebanyak dua atau tiga kali ya baru akan diberlakukan," ucapnya.

Aturan yang diberlakukan pada pengetatan sosial di Singosari ini tak jauh berbeda dengan PSBB.

Masih Ada Kenaikan Kasus Covid-19, Transisi New Normal di Kabupaten Malang Diperpanjang 21 Juni

Perbedaan hanya terletak pada cakupan pemberlakuan aturan, yang hanya berlaku di lingkup wilayah Kecamatan Singosari.

"Tak jauh beda dengan PSBB, toko-toko kami minta tutup pada pukul 21.00 WIB. Masyarakat juga wajib pakai masker ketika keluar rumah," tambahnya.

Berdasarkan pantuan di lokasi, warga Singosari masih bebas keluar rumah untuk beraktivitas.

Beberapa warga yang kedapatan tak mengenakan masker, diimbau petugas agar memakai maskernya kembali.

175 Tenaga Kesehatan di Jawa Timur Terpapar Covid-19, 6 Orang Gugur, Kota Surabaya Terbanyak

"Evaluasi untuk hari pertama penerapan pengetatan sosial ini landai lancar-lancar saja. Karena kami sudah sosialisasi sebelum pelaksanaan," beber mantan Sekretaris Camat Singosari ini.

Meski tak memberlakukan sanksi, Agus meminta warganya untuk disiplin agar tidak terjangkit virus Corona.

Imbauan itu ia sampaikan agar tak terjadi lonjakan kasus Covid-19​ di wilayahnya.

Pasalnya, pasien Covid-19 asal Kecamatan Singosari paling banyak se-Kabupaten Malang.

Banyak Masyarakat Tak Percaya Covid-19, Gugus Tugas Jawa Timur: Ini Tidak Main-main

Data Satgas Covid-19 Kabupaten Malang memaparkan, dari 128 pasien terkonfirmasi Covid-19, 49 pasien di antaranya berasal dari Kecamatan Singosari.

"10 orang telah dievakuasi ke rusunawa. Pasien yang dirawat di rusunawa itu malah lebih cepat sembuhnya daripada yang​ isolasi mandiri. Beberapa pasien sembuh itu, gak sampai dua minggu, sudah sembuh. Kuncinya hanya disiplin," ungkap pria berkacamata ini.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved