Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Jawa Timur

Pada Menkes dan Kepala BNPB, Khofifah Minta Arahan Turunkan Attack Rate Penularan Covid-19 di Jatim

Secara gamblang Gubernur Jawa Timur Khofifah memaparkan kondisi penyebaran Covid-19 di Jawa Timur pada menteri kesehatan.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/FATIMATUZ ZAHROH
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Menkopolhukam Mahfud MD bertandang ke Gedung Negara Grahadi untuk berkoordinasi penanganan Covid-19 dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Rabu (23/6/2020) sore. 

"Sebetulnya saya sudah berharap kalau kami sudah di bawah 1, maka kita butuh sedikit lagi untuk bisa maksimalkan penurunan pertambahan kasus, tapi kemudian tiga daerah Surabaya Raya sepakat untuk tidak melanjutkan PSBB," ucapnya.

Gerindra Kawal Keputusan Pemprov Jawa Timur Perbolehkan Pondok Pesantren Kembali Aktif

Tidak hanya itu, Khofifah Indar Parawansa juga mengatakan, selain laju penambahan kasus yang tinggi, angka kematiannya juga tinggi.

Saat ini angka kematian Jawa Timur dikatakan Khofifah Indar Parawansa mencapai 7,46 persen. Total ada 753 pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia.

"Dalam posisi ini kami mohon pada Pak Menkes, Pak Menkopolhukam, kami bisa disupport bagaimana kita bisa menurunkan angka kematian bahkan kalau bisa dinolkan," kata Khofifah Indar Parawansa.

"Peta ini menjadi penting bagi kita sebelum melakukan intervensi. Dan kita harus melakukan upaya untuk bisa memaksimalkan sinergi agar bisa menurunkan angka kematian dan menurunkan angka penambahan kasus baru terutama di Surabaya Raya," imbunya.

Transisi New Normal, Pasar Wonokromo Surabaya Dibidik Susul Dua Pilot Project Pasar Tangguh

Selain attack rate dan transmission rate yang masih tinggi, Khofifah juga menyampaikan terkait perkembangan tracing di Jawa Timur. 

Ia mengatakan, saat ini yang menjadi perhatian adalah Kota Surabaya. Di saat penambahan kasusnya tertinggi, namun rasio tracingnya justru ada di posisi terendah di Jawa Timur.

"Seluruh proses kita dalam penanangan Covid-19 ini dipotret, BLC memotret, dan dunia juga memotret kami. Dan kami melaporkan dari tracing terendah ada di Surabaya. Hanya 2,8 kasus ODP dan OTG dari 1 kasus positif yang ditemukan dari proses tracing Surabaya," kata Khofifah.

"Apakah ini efektif atau tidak, tapi data ini akan terus muncul di nasional maupun internasional bagaimana tracing yang dilakukan di Surabaya," tegasnya.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved