Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Rekomendasi PDIP Belum Turun, Pengamat Beberkan Peluang Whisnu-Eri dalam Pilkada Surabaya 2020

Rekomendasi DPP PDI Perjuangan untuk Pilkada Surabaya 2020, hingga saat ini belum turun.

ISTIMEWA
Pengamat politik Lembaga Transformasi (Eltram), Moch Mubarok Muharam. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Rekomendasi DPP PDI Perjuangan untuk Pilkada Surabaya 2020, hingga saat ini belum turun.

Walaupun santer dikabarkan rekomendasi tersebut akan turun ke Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana yang akan dipasangkan dengan Kepala Bappeko Surabaya, Eri Cahyadi.

Pengamat politik Lembaga Transformasi (Eltram), Moch Mubarok Muharam, menjelaskan selama ini ada 'perang dingin' antara kubu Whisnu Sakti (WS) dengan kubu Tri Rismaharini melalui Eri Cahyadi.

Ia menyebutkan perang dingin kedua kubu ini sudah terjadi bertahun-tahun.

Dimana Risma sebagai Wali Kota terkesan tidak memberi peluang Whisnu Sakti berperan sebagai wakil wali kota.

"Walaupun konflik tidak muncul di permukaan, tapi kan semua pihak tahu kalau ada konflik 'perang dingin'. Kondisi perang dingin tidak bisa dipersatukan dalam waktu sekejap," kata Mubarok, Minggu (5/7/2020).

Risma Menampik Hasil Penelitian yang Jadi Rujukan Khofifah Soal Kepatuhan Warga: Coba Dicek Lagi

Kabar Duka, Mantan Asisten Pelatih Arema Meninggal Dunia

Jika memang PDIP nantinya memasangkan Putra mantan Sekretaris DPP PDI Perjuangan, Ir Sutjipto tersebut dengan Eri Cahyadi, Mubarok menilai pasangan Whisnu-Eri akan lemah.

"Karena pada dasarnya kubu Risma dan Whisnu tidak ketemu," ujar Mubarok.

Mubarok menilai, seandainya pasangan Whisnu dan Eri Cahyadi ini benar-benar terjadi, maka hal itu hanya untuk membawa kepentingan sesaat.

Terdampak Wabah Covid-19, Pelabuhan Niaga Trenggalek Batal Beroperasi Tahun Ini

Jawaban Risma saat Surabaya Disebut Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur Wuhannya Indonesia

Siapapun yang disodorkan Risma, menurutnya tidak akan mewarisi kekuatan dirinya dalam mengendalikan Pemerintahan Kota Surabaya.

Sebab Whisnu yang memegang kepemimpinan.

"Itu seandainya dipaksakan, hanya untuk kepentingan sesaat agar kedua kubu terakomodir dalam Pilwali. Kubunya Whisnu menjadi calon wali kota dan kubunya Risma yaitu Eri Cahyadi terakomodir menjadi calon wakil wali kota," tuturnya.

Permudah Daftar dan Pengesahan BUBH Lewat AHU Online, Daftar PT Cuma Butuh Sehari Saja

Kesulitan Rapid Test di Daerah Asal, Peserta UTBK Pilih Rapid Test di Unair

Ia menilai 'kawin paksa' Whisnu dan Eri karena partai berlogo kepala banteng moncong putih itu, tidak ingin kehilangan momen di 9 Desember 2020 nanti.

Seperti diketahui, kekuatan kubu di kandang banteng terpecah dalam beberapa kekuatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved