Virus Corona di Jawa Timur
Ingatkan Kasus Flu Spanyol, Doni Monardo Harapkan Masyarakat Jawa Timur Bahu Membahu Tekan Covid-19
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo meminta peran serta masyarakat dan komunitas untuk menekan angka penularan Covid-19.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Taufiqur Rohman
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo meminta peran serta masyarakat dan komunitas untuk menekan angka penularan Covid-19 di Jawa Timur.
Doni menyebutkan pada tahun 1918 juga pernah terjadi Pandemi yaitu Flu Spanyol yang menyebabkan 4,5 juta jiwa warga Nusantara meninggal dunia.
Dari jumlah tersebut, kematian terbesar ada di Jawa Timur.
• Pasca Meninggalnya Kepala Bappeda, Protokol Kesehatan di Lingkungan ASN Pemprov Jatim Diperketat
• Trenggalek Tambah 12 Kasus Positif Covid-19, Bupati Mas Ipin Umumkan: Terjadi Transmisi Lokal
Secara rinci ia menyebutkan akibat Flu Spanyol, 23 persen warga Madura meninggal dunia.
Lalu Kediri kehilangan 20,62 persen populasi, Surabaya 17,54 persen populasi, dan Pasuruan 14,32 persen populasi.
"Ini sejarah yang tidak bisa dihindari. Bencana adalah peristiwa yang berulang termasuk bencana non alam," kata Doni Monardo, Kamis (16/7/2020).
Pada kesempatan itu, Doni menjelaskan awalnya Pemerintah Hindia Belanda hanya memfokuskan penanganan pada kuratif dengan memaksimalkan peran rumah sakit.
• UPDATE CORONA di Nganjuk Kamis 16 Juli, Ada Tambahan 4 Positif: Total Kasus Covid-19 Menjadi 139
• Jelang Kompetisi Bergulir, Bek Kanan Persela Lamongan Ini Giat Jaga Kondisi Fisik & Stamina
"Tetapi ketika pasien semakin banyak yang meninggal maka strateginya dirubah. Belanda mulai menggunakan intervensi budaya," tambah Ketua Gugus Tugas Pusat Percepatan Penanganan Covid-19 ini.
Pemerintah menggunakan wayang sebagai sarana sosialisasi pencegahan Flu Spanyol.
"Mereka mengajak masyarakat agar tahu cara mencegah flu Spanyol. Begitu juga langkah kami sedari awal 80 persen adalah pencegahan. Jadi lebih ke aspek psikologis," lanjut Doni Monardo.
Doni menegaskan dari situ dapat diketahui bahwa kekuatan penanganan pandemi ada di komunitas.
• Jelang Pilkada, Jajaran Polres se-Eks Karesidenan Kediri Gelar Latihan Gabungan Pengendalian Massa
• Kejari Kota Malang Musnahkan Ribuan Barang Bukti Narkoba dan Kosmetik Palsu: Hasil 206 Perkara
"Kalau komunitas tidak memberikan bantuan sehebat apapun dan sebesar apapun dana oleh pemerintah tidak ada artinya tanpa didukung komunitas," lanjutnya.
Doni berharap semua komunitas di Jatim bisa bangkit dan bersatu untuk bersama-sama mematuhi protokol kesehatan untuk menekan angka penularan Covid-19.
"Jatim punya semangat kepahlawanan arek Suroboyo yaitu Bung Tomo. Jangan sampai peristiwa 1918 berulang," tegasnya.