Negatif Covid-19, 15 ODGJ Tulungagung Alami Pemasungan Ulang Diantar ke RSJ Menur Surabaya
15 ODGJ mengalami pemasungan ulang (repasung) dikirim ke RSJ Menur Surabaya. Begini penjelasan Kepala Dinkes Tulungagung, dr kasil Rokhmad.
Penulis: David Yohanes | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung mengirim 15 Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ke RSJ Menur Surabaya, Senin (31/8/2020).
Mereka adalah para ODGJ yang sebelumnya dipasung ulang oleh keluarganya.
Menurut Kepala Dinkes Tulungagung, dr kasil Rokhmad, 2017 lalu ada 58 ODGJ yang dibebaskan dari pasung.
• NEWS VIDEO - Latihan Perdana Persebaya: Aji Santoso Sebut Aryn Williams Segera Bergabung dengan Tim
• Viral di WhatsApp Hoaks Denda Rp 250 Ribu untuk Warga Tak Bermasker, Polisi Ungkap Fakta Sebenarnya
Namun dalam perkembangannya, ada 15 PDGJ mengalami pemasungan ulang (repasung).
"Sekarang sudah habis, tinggal 15 orang ini. Semua kami kirim ke RSJ Menur Surabaya," terang Kasil.
Sebelumnya, Dinkes Tulungagung menemukan 13 ODGJ yang mengalami repasung.
• Partai PKS Secara Resmi Usung Putra Pramono Anung Hanindhito Maju Jadi Calon Bupati Kediri
• Ipong-Bambang Bakal Gelar Deklarasi di Masjid Jami Kota Lama Ponorogo, Dihelat Sederhana
Dalam perkembangannya, sebelum dikirim ada temuan dua ODGJ lain yang mengalami repasung.
Sebelumnya mereka akan dirawat di RSJ Lawang, Kabupaten Malang, namun kemudian berubah ke RSJ Menur.
"Penanganan ODGJ ini memang perlu sinergitas semua pihak. Hasil penjaringan tiga pilar di desa-desa, ditemukan 15 orang ini," sambung Kasil.
Nantinya para ODGJ ini akan dirawat sampai bisa mandiri.
Pembiayaan pembebasan pasung ini berasal dari Dinkes Tulungagung, dan CSR perusahaan farmasi.
Lebih jauh Kasil mengungkapkan, repasung terjadi karena faktor keluarga.
ODGJ yang sudah dinyatakan sembuh harus minum obat setiap hari seumur hidup.
Mereka perlu keluarga yang mendampingi agar konsumsi obat tidak terputus.
Namun sering kali keluarga tidak telaten, sehingga ada keterputusan obat.
"Kami kan tidak mungkin memantau obat mereka satu per satu. Padahal kalau obatnya habis, cukup telepon petugas Puskesmas, nanti obatnya akan dikirim," ujar Kasil.
Selain pihak keluarga, repasung bisa dipicu sikap lingkungan.
Sering kali ODGJ yang kambuh dianggap gangguan atau ancaman.
Lingkungan kemudian mengusulkan pemasungan, dengan alasan menjaga keamanan bersama.
"Karena itu memang harus disertai dengan upaya pendidikan ke keluarga dan lingkungan. Agar mereka lebih bisa menerima keberadaan ODGJ," tegas Kasil.
Sebelum dikirim ke RSJ, seluruh ODGJ menjalani prosedur tes swab, untuk memastikan mereka bebas virus Corona ( Covid-19 ).
Hasil tes swab menunjukkan mereka semuanya negatif Covid-19.
Sedangkan keluarga yang menunggui mereka juga menjalani prosedur rapid test.
Secara fisik, 13 ODGJ ini dinyatakan sehat dan tidak ada gangguan lain.
Sedangkan satu orang mengalami tuna wicara, dan satu orang tidak bisa berjalan.
Penulis: David Yohanes
Editor: Heftys Suud