Virus Corona di Indonesia
Pemberian Vaksin Covid-19 Bukan Imunisasi, Achmad Yurianto: Tujuannya Memutus Mata Rantai Penularan
Achmad Yurianto mengatakan, vaksin Covid-19 bertujuan untuk memutus rantai penularan penyakit tersebut, bukan imunisasi.
TRIBUNJATIM.COM - Vaksin Covid-19 berbeda dengan vaksin imunisasi.
Hal ini diungkapkan oleh Achmad Yurianto.
Pemberian vaksin Covid-19 tidak sama dengan vaksin untuk program imunisasi.
Adapun tujuan dari pemberian vaksin Covid-19 adalah untuk memutus mata rantai penularan.
Dengan diberikannya vaksin Covid-19, harapannya bisa memutus rantai penularan penyakit.
• Matangkan Langkah Cegah Covid-19 dalam Lanjutan Liga 1, PT LIB: Pemain Sakit Flu Dilarang Tanding
• 20 Ibu Hamil di Gresik Positif Covid-19, Dokter RSUD Ibnu Sina: Penting Disiplin Protokol Kesehatan!
• BERITA TERPOPULER JATIM: Polwan Polres Lamongan Bantu Pemakaman Jenazah Covid-19 - Survei Indopol
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan, vaksin Covid-19 bertujuan untuk memutus rantai penularan penyakit tersebut.
Menurut Achmad Yurianto, yang perlu dipahami masyarakat adalah pemberian vaksin Covid-19 berbeda dengan vaksin untuk program imunisasi.
"Kita harus melihat bahwa vaksin Covid-19 jangan disikapi sebagai vaksin program (imunisasi). Ini (vaksin Covid-19) outbreak respons ya," ujar Achmad Yurianto dalam talkshow daring bersama Satgas Penanganan Covid-19 yang ditayangkan di saluran YouTube BNPB, Senin (31/8/2020).

• Dorong Dana Bagi Hasil Sawit, DPD RI Siap Wujudkan Harapan 21 Provinsi Penghasil Sawit
• Mojokerto Heboh, Mayat Tanpa Busana Ditemukan Mengambang di Sungai Brantas: Korban Tak Beridentitas
• Rata-rata Ada 3 Kasus Positif Baru Tiap Hari, Masa Tanggap Darurat Covid-19 Tulungagug Diperpanjang
"Tujuan dari vaksin Covid-19 memang untuk secepatnya memutus mata rantai penularan. Ini beda dengan vaksin program imunisasi," lanjut dia.
Masyarakat harus memahami perbedaan mendasar itu.
Selain itu, kata Achmad Yurianto, pemberian vaksin Covid-19 nantinya sangat dipengaruhi oleh kondisi epidemiologi Covid-19 itu sendiri.
• Lutfi Agizal Sudahi Pembahasan Kata Anjay, Kini Minta Maaf: Saya Tak Bermaksud Memecahbelah Bangsa
• UMK 2021 Berpotensi Lebih Rendah dari Besaran UMK 2020? Penyebabnya ini
"Ini yang harus kita pahami sehingga masyarakat mestinya dari awal sudah mulai kita beri info sebanyak-banyaknya soal ini," tambah Achmad Yurianto.
Sebelumnya, ahli epidemiologi dari Universitas North Carolina, Amerika Serikat, Juhaeri Muchtar mengatakan, masyarakat dan pemerintah berharap vaksin Covid-19 bisa diproduksi akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021.
Namun, ia mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah tak terlalu euforia seolah vaksin Covid-19 di Indonesia sudah mulai diproduksi.
• Bilik ATM Pinggir Jalan Kawi Pecah Ditembak Seseorang, Polresta Malang Kota Buru Pelaku
• Gresik Masuk Zona Oranye, Ternyata Sudah Ada 20 Ibu Hamil Positif Covid-19 di RSUD Ibnu Sina
• Matangkan Langkah Cegah Covid-19 dalam Lanjutan Liga 1, PT LIB: Pemain Sakit Flu Dilarang Tanding
Euforia itu berdampak pada pengabaian protokol kesehatan.
"Cuma jangan jadi euforia seolah-olah vaksin sudah ada di sini sehingga penduduk menjadi longgar, oh vaksin sudah di depan mata yuk kita belanja lagi, saya pikir peran pemerintah jangan sampai itu jadi euforia," kata Juhaeri Muchtar dalam diskusi secara daring bertajuk 'Jakarta dan Dunia Memerah Lagi' pada Sabtu (29/8/2020).
Juhaeri Muchtar mengatakan, dari segi ilmiah proses pembuatan vaksin memakan waktu berbulan-bulan.
Menurut Juhaeri Muchtar, meski vaksin siap diproduksi, prosesnya tetap tidaklah mudah.
"Setelah pengujian terakhir yang ke-3 prosesnya akan berbulan-bulan sampai kita siap, kalau kita sudah siap itu enggak gampang diproduksi alat suntik ya enggak gampang diproduksi, jadi hal-hal itu perlu dipertimbangkan," ujar dia.
• Reaksi Ruben Tahu Jordi Onsu Gandeng Cita Citata di Pesta Ultah Sarwendah: Kalau Baik Ya Balikan
• 20 Ibu Hamil di Gresik Positif Covid-19, Dokter RSUD Ibnu Sina: Penting Disiplin Protokol Kesehatan!
• Menyusul Sang Ayah, 4 Anak Novel Baswedan Positif Covid-19, Hasil Swab Test Istrinya Belum Terbit
Diberitakan, Tim riset vaksin Covid-19 akan mempercepat proses pemeriksaan para relawan dengan menambah frekuensi pengetesan.
Targetnya, agar vaksin itu bisa mulai diproduksi oleh Biofarma pada akhir tahun nanti.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Riset Vaksin dari Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Selasa (26/8/2020) kemarin.
Menurut Kusnadi, saat ini tim riset akan menambah pemeriksaan relawan hingga dua kali lipat.
"Jadi umpamanya dalam satu tempat penelitian itu dimulai pukul 11.00 WIB, nah nanti kita minta dua kali dari jam 11.00 WIB sampai jam 15.00 WIB misalnya. Jadi surveinya dua kali lipat lebih cepat," ujar Kusnandi Rusmil.
(Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Yuri: Vaksin Covid-19 untuk Memutus Penularan, Bukan untuk Imunisasi