Situbondo dan Malang Punya Potensi Wisata Petualangan Baru, APGI Dorong 'Masyarakat Ujung Tombaknya'
Ditemukan spot wisata petualangan di Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Malang. Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia dorong sistem partisipatif.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Seperti tidak ada habisnya, Jawa Timur menyimpan berbagai spot potensi wisata petualangan.
Terbaru, ditemukan potensi wisata di Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Malang.
Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Malang memiliki spot yang indah berpotensi sebagai objek wisata petualangan.
• Full Team Antar ErJi ke KPU Surabaya, PDI P: Gotong Royong Rakyat Lebih Dahsyat Ketimbang Modal
• Bea Materai Jadi Rp 10 Ribu Mulai 2021, Ini 10 Dokumen Penting yang Bakal Tidak Perlu Diberi Materai
Hal tersebut dikatakan Ketua Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) DP Provinsi Jawa Timur M Anshori.
Katanya, banyak potensi wisata petualangan yang belum dikaji dan digarap untuk kemudian membuka peluang bagi masyarakat setempat menjadi pelaku-pelaku dalam kegiatan pariwisata.
Salah satu sektor pariwisata yang diminati oleh wisatawan adalah wisata berbasis kearifan lokal, mengedepankan kelestarian alam, lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.
• REI Siap Mengawal Penyerahan PSU Perumahan ke Pemkab Gresik
• Resmi Beri SK Rekomendasi untuk Gus Ipul, PPP: Kami Patuhi Instruksi Kiai
"Kami lihat banyak potensi di dua tempat ini yang belum digarap dan dikaji. Sistem pengelolaan yang kami dorong adalah sistem partisipatif yaitu masyarakat ujung tombaknya," kata Anshori kepada Tribunjatim, Jumat (4/9/2020).
Maka dari itu, pihaknya bersama East Java Ecotourism Forum dan Asosiasi experiential learning (AELI) DPD Jatim terus melakukan pembinaan dalam hal pengembangan sumber daya manusia, juga membantu pemetaan potensi wisata dengan melibatkan masyarakat setempat.
Anshori menyebut, pemetaan potensi wisata petualangan di Kabupaten Situbondo berada di Desa Patemon, Kecamatan Bungatan meliputi potensi wisata gunung dan wisata desa.
Pemetaan potensi wisata ini tidak terlepas dari pengembangan masyarakat setempat. Dia menyebut, potensi wisata di Desa Patemon melibatkan guide lokal yang kesehariannya mengambil hasil hutan non kayu seperti madu hutan.
"Mereka jadi tombak terdepan nanti di Desa Patemon dan jadi guide yang bersertifikasi. Nanti semua akan berkompetensi dan bersertifikasi," kata Anshori.
Sementara spot di Kabupaten Malang, sebut saja X, masih menjadi rahasia kajian pemetaan potensi wisata yang dilakukan oleh Anshori dan tim. Sedikit bocoran, yaitu pantai dengan pemandangan yang indah.
"Malang selatan ada satu bagian yang indah, potensial dan belum disentuh. Jadi kami berkeinginan mendorong tata kelolanya. Tidak hanya memetakan, pelatihan tapi juga memberikan pendampingan sehingga apa-apa yang menjadi target berhasil," paparnya.
Pemetaan potensi wisata yang dilakukan secara swadaya ini diharapkan dapat membantu melakukan pelatihan, pendampingan untuk mendukung pengembangan SDM di desa-desa wisata.
"Semua masyarakat menjadi subjek, kami hanya mendampingi," jelas dia.
Penulis: Nur Ika Anisa
Editor: Heftys Suud