Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

5 Desa di Trenggalek Alami Kekeringan, 9 Armada Truk Tangki Dikerahkan untuk Distribusi Air Bersih

Lima desa di empat kecamatan di Kabupaten Trenggalek mengalami kekeringan pada akhir musim kemarau ini.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/AFLAHUL ABIDIN
Warga Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh, Trenggalek, menimba air di satu dari dua sumur yang tak alami kekeringan saat musim kemarau, Minggu (4/10/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Lima desa di empat kecamatan di Kabupaten Trenggalek mengalami kekeringan pada akhir musim kemarau ini.

Lima desa itu adalah Desa Banjar dan Cakil di Kecamatan Panggul, Desa Mlinjon dan Suruh di Kecamatan Suruh, seta Desa Gador di Kecamatan Durenan.

Desa-desa tersebut telah mengajukan pengiriman air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto mengatakan, distribusi air telah dilakukan ke desa-desa tersebut. Meski tak saban hari.

"Kami kerja sama dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) untuk memasok air ke warga," tutur Joko Rusianto, Minggu (4/10/2020).

PLN Gerak Cepat Normalkan Kembali Padam Akibat Gangguan di Madiun, Ngawi hingga Trenggalek

Harga Tiket Masuk Pantai Mutiara, Tempat Wisata Baru di Trenggalek, Nikmati Pesona Keasrian Lautnya!

Total, ada sembilan armada truk tangki untuk distribusi air bersih.

Truk yang digunakan milik PDAM setempat.

"Pengiriman air bersih sekarang sudah sekitar 70 rit. Masing-masing truk berkapasitas 4.000 liter air," ucapnya.

Kekeringan yang terjadi ini, kata dia, tak separah tahun lalu. Juga lebih ringan dibanding prediksi awal BPBD.

Ingin Perbanyak Penerima PKH Graduasi Mandiri, Bupati Trenggalek Beri Pengurusan Izin Usaha Gratis

Sensasi Pemandangan dan Ombak di Pantai Mutiara Trenggalek, Surga Bagi Para Pecinta Stand Up Paddle

Pada tahun lalu, kekeringan terjadi di lebih dari 60 desa di seluruh kecamatan. Sementara prediksi awal, BPBD memperkirakan kekeringan bakal terjadi di 15 desa.

Untuk distribusi air, BPBD menggunakan anggaran bantuan regular dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Untuk kekeringan tahun ini, lanjut dia, tak ada pembatasan anggaran.

"Jadi apabila ada desa yang kekeringan, akan kami kirim air," ucapnya.

Pihaknya memprediksi, kekeringan tahun ini juga bakal berlangsung singkat. Apalagi, Trenggalek sudah mulai diguyur hujan dengan intensitas rendah-sedang.

Di Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh, warga memanfaatkan dua mata air yang tersisa untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

7 Hari Pasca Melahirkan, Ibu di Ponorogo Positif Covid-19, Tunggu Hasil Tes PCR Sang Bayi

Petugas Gelar Razia di Perbatasan Kota-Kabupaten Madiun, 9 Pengendara Tak Pakai Masker Dapat Sanksi

Khofifah Guyur Program Pemulihan Ekonomi di Kediri, Pedagang Toko Grosiran Dapat Kredit Rp 1 M

BPBD telah mengirim air ke desa tersebut. Namun, masih kurang untuk mencukupi kebutuhan warga sehari-hari.

Prayit, salah satu warga Mlinjon, mengatakan, banyak sumber air yang mati sejak Agustus lalu.

"Sehari rata-rata saya mengambil air dua jam dengan perjalanan dua kilometer (km)," kata Prayit.

Warga lain, Musiam, mengakui hal yang sama.

Hampir saban hari ia harus datang ke salah satu sumur yang tersisa agar mendapat air bersih.

"Bantuan air dari pemerintah sudah ada, tapi masih belum mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved