Belajar Sains dengan Pengantar Bahasa Inggris yang Menyenangkan Selama Pembelajaran Daring
Seorang mahasiswi Unesa mendapati bahwa momok menakutkan itu tidaklah benar seperti yang dibayangkan kebanyakan pelajar.
Penulis: Benni Indo | Editor: Pipin Tri Anjani
Dalam pembelajaran ini, siswa dilibatkan langsung dengan aktivitas yang telah disiapkan. Memang tidak mudah memanfaatkan waktu yang singkat untuk mempelajari materi secara utuh. Namun dalam pembelajaran daring dengan pebelajar anak-anak, waktu screening perlu dipertimbangkan untuk menjaga kesehatan, terutama mata, dan mempertahankan konsentrasinya.
“Apa yang dilakukan oleh ustadzah Rere ini merupakan strategi Dialogic Reading yang mengedepankan praktek membaca dengan buku bergambar dan melatih kemampuan membaca dan keterampilan berbahasa lainnya,” terang Rina.
Baca juga: Kontak Layanan ODHA Dikurangi Selama Pandemi, Dinkes Pastikan Obat Arv Aman Sampai Awal 2021
Pertanyaan yang dilontarkan pun dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Ketika dalam buku ada pertanyaan What is the girl doing? Which sense organ is she using? Salah satu siswa menjawab “menciumi bunga.” Kemudian Rere menginstruksikan dalam bahasa Inggris dan dijawab oleh pelajar dengan mengatakan “Smelling the flowers,”.
Evaluasi selama proses pembelajaran dan dengan melihat hasil kerja siswa yang dikirimkan kepada mereka melalui orang tua setiap dua minggu sekali. Pengiriman lembar kerja kepada siswa dimaksudkan agar siswa mempunyai kesempatan mengenal lebih banyak kosa kata dan istilah yang digunakan pada materi tertentu.
Selain itu, pengalaman menulis pada lembar kerja merupakan titian berpikir siswa sehingga pengalaman literasi dapat dari membaca dan menulis dalam bahasa Inggris dapat mereka gunakan dalam kesempatan belajar yang lain.
Diterangkan Rina, sejak SD Muhammadiyah Manyar Gresik bergabung dalam Cambridge Assessment International Education selama hampir satu dekade, pembelajaran sains dan matematika diajarkan dengan menggunakan bahasa Inggris. Saat ini pembelajaran juga sudah dimulai sejak awal, yaitu dari kelas 1 SD.
“Hal ini menunjukkan bahwa semangat pembelajaran abad 21 dan cita-cita untuk memberikan lingkungan yang mendukung siswa untuk mendapatkan kesempatan berkomunikasi dalam bahasa internasional. Sehingga menarik orangtua untuk mempercayakan pendidikannya pada sekolah ini,” kata Rina.
Menurut Rina, pembelajaran dari rumah seperti yang telah dilakukan oleh ustadzah Rere ini dapat menjadi inspirasi bagi guru lainnya selama pandemi Covid-19.
“Tantangannya tidak hanya pada bagaimana mengajarkan konsep tapi bagaimana ia menginternalisasikan penggunaan bahasa Inggris dalam pembelajaran. Ia sudah menjawab tantangan itu dengan baik,” pungkasnya.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Manyar, Ahmad Faizun, menjelaskan awalnya pembelajaran daring dilaksanakan mulai secara full mulai jam 07.30 – 11.15 WIB. Namun atas permintaan orang tua melalui Ikatan Wali Murid (Ikwam), dilakukan pemendekan jam pembelajaran secara sinkron.
“Pelaksanaan pembelajaran Cambridge Science yang menggunakan bahasa Inggris diperpendek menjadi 30 menit dengan konsekuensi pada kreativitas guru dalam menyampaikan materinya,” ungkapnya. (SURYA/Benni Indo)
Editor: Pipiin Tri Anjani