UD Sumber Kencana, Pabrik Tahu Tertua di Surabaya yang Masih Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Pabrik Tahu tertua asal Surabaya sukses bertahan dan terus beroperasi meskipun telah dihantam Pandemi covid-19 selama setahun (Sepanjang tahun 2020).
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Pipin Tri Anjani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Makin Tua Makin Menjadi, sebuah kalimat yang cocok ditujukan pada Pabrik Tahu UD Sumber Kencana.
Istilah kalimat itu ditujukan bukan karena pabrik itu semakin tua usianya perilakunya seperti anak kecil, melainkan semakin tua semakin bahagia.
Ya, pabrik tahu tertua asal Surabaya itu sukses bertahan dan terus beroperasi meskipun telah dihantam Pandemi Covid-19 selama setahun (Sepanjang tahun 2020).
Bahkan, ditengah kondisi naiknya harga kedelai pada awal tahun 2021 yang membuat banyak produsen tahu dan tempe di Jatim berhenti beroperasi sementara, UD Sumber Kencana masih eksis dan terus beroperasi.
UD Sumber Kencana sendiri menjadi Pabrik Tahu tertua yang ada di Surabaya, karena berdiri sejak tahun 1952.
Baca juga: Senyum MYD Tersangka Pemeran Pria Kasus Video Syur Gisel, Mengaku Kini Pasrah Berserah Pada-Mu
Baca juga: Omzet Pabrik Tahu Tertua di Surabaya Justru Meningkat 100 Persen di Tengah Meroketnya Harga Kedelai
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Pemilik sekaligus Pengelolah Pabrik Tahu UD Sumber Kencana, Riani.
Riani yang dikenal oleh banyak tengkulak dan pedagang tahu Surabaya sebagai Mami Tahu adalah pemilik generasi ketiga UD Sumber Kencana.
"Pabrik ini telah berusia 68 tahun, didirikan oleh mertua saya yang bernama Go Loe Tjiauw pada 1952," ujar Mami Tahu saat dikonfirmasi TribunJatim.com, Senin (4/1/21) di Surabaya.
Sepeninggal sang mertua, pabrik kemudian diteruskan oleh suaminya, yang merupakan anak dari Go Loe Tjiauw sendiri, yakni Go Sin Hwa.
Kemudian setelah suaminya berpulang, pabrik baru diteruskan olehnya.
Diakui Mami Tahu, adanya pandemi Covid-19 di Indonesia membuat pabrikanya yang masih beroperasi dengan mengandalkan mesin lama (tidak modern) cukup berdampak negatif.
Mulai dari penurunan omset yang berdampak pada pengurangan karyawan hingga menurunkan jumlah produksi tahu dilakukan sepanjang tahun 2020 itu.
Hal itu dilakukan agar pabriknya tetap mampu bertahan setelah dihantam melemahnya ekonomi negara karena Covid-19.
Kata Mami Tahu, untuk semakin menguatkan pondasi keuangan pabriknya, selama tahun 2020 kemarin, dirinya pun tidak hanya menjual tahu, melainkan juga menjual ampas kedelai saat proses pembuatan tahu kepada orang yang memerlukan.