Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

BPBD Sebut Seluruh Kawasan DAS di Kota Malang Rawan Longsor, Mulai Tlogomas Sampai Gadang

BPBD menyebut seluruh kawasan DAS di Kota Malang rawan longsor, mulai dari Tlogomas hingga Gadang.

Penulis: Rifki Edgar | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/HAYU YUDHA PRABOWO
Lokasi tanah longsor yang terjadi di Perumahan Griya Sulfat Inside, Bunulrejo, Kota Malang, Senin (18/1/2021). 

Reporter: Rifki Edgar | Editor: Dwi Prastika

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Alie Mulyanto mengatakan, seluruh kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Malang rawan longsor.

Hal tersebut dia sampaikan, menyusul adanya kejadian longsor yang menghilangkan salah seorang warga Perumahan Sulfat Inside Kota Malang pada Senin (18/1/2021) petang kemarin.

"Wilayah rawan longsor ya di sepanjang DAS itu semua rawan. Hampir semuanya, mulai dari Tlogomas sampai Gadang," ucapnya, Selasa (19/1/2021).

Akan tetapi, berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan oleh BPBD Kota Malang, ada lima titik yang menjadi perhatian serius untuk rawan longsor.

Di antaranya ialah di Jodipan, Muharto, Oro-Oro Dowo, Bandulan, dan Sukun, Kota Malang.

Baca juga: Hendak ke Kamar Mandi Umum, Pria di Malang Kaget Dapati Tetangganya Tewas Gantung Diri

Baca juga: Jalan Panjang Penyelesaian Polemik Petani Jeruk Vs Pemdes Selorejo, DPMD Malang: Serahkan pada Desa

"Ya di daerah itu yang rawan. Karena banyak juga rumah warga yang terletak di sepanjang aliran sungai. Jadi harus waspada," ucapnya.

Alie Mulyanto pun mengimbau kepada masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan di musim hujan saat ini. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Alie Mulyanto, Selasa (19/1/2021).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Alie Mulyanto, Selasa (19/1/2021). (TRIBUNJATIM.COM/RIFKI EDGAR)

Terutama berkaitan dengan mitigasi bencana melalui kelurahan tangguh yang telah digagas oleh Pemerintah Kota Malang.

"Program Kelurahan Tangguh ini terus lanjut. Kami terus aktif berikan pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana. Misalnya dengan melihat aliran sungai yang keruh dan deras, itu pertanda kalau di atas (Batu) hujan. Jadi masyarakat harus tanggap," ucapnya.

Baca juga: Perumahan Sulfat Inside Longsor, Wali Kota Malang Janji Tertibkan Permukiman Tanpa Sertifikat

Baca juga: Hendak Selamatkan Motor, Pria di Malang Terpeleset dan Jatuh Bersama Longsoran ke Sungai Bango

Alie Mulyanto mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG, saat ini terjadi peningkatan intensitas hujan yang cukup ekstrem, yakni meningkat sampai 40 persen.

Dia memprediksi curah hujan yang cukup tinggi ini puncaknya berada di Januari dan Februari 2021.

"Sekarang ini kita menghadapi dua bencana, yakni bencana alam dan bencana nonalam. Ini dari BMKG intensitas hujan kemungkinan sampai bulan maret. Puncaknya di bulan Januari dan Februari ini," ujarnya.

"Kita harus selalu waspada jangan sampai ada bencana alam kita juga kena bencana nonalam," tandasnya.

Baca juga: Dinsos Kota Blitar Coret Penerima BST dari Daftar Penerima Rastrada: Tidak Boleh Dobel

Baca juga: Hemat di Ongkos, Petani di Kediri Membuat Sendiri Bokasi, Pupuk Organik yang Manfaatkan Kotoran Sapi

Baca juga: BPBD Catat Terjadi 33 Bencana Alam di Kota Batu Sejak Awal Januari 2021, Tanah Longsor Paling Banyak

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved