Penanganan Covid
Dua Tempat Isolasi Pemkot Madiun Penuh, Wali Kota Maidi Ingatkan Warganya Agar Disiplin Prokes
Dua tempat isolasi Pemkot Madiun sudah penuh, Wali Kota Maidi ingatkan warganya agar tetap disiplin protokol kesehatan Covid-19.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Dwi Prastika
Reporter: Rahadian Bagus | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Wali Kota Madiun, Maidi, menggelar konferensi pers terkait perkembangan kasus Covid-19 (virus Corona) di Kota Pendekar, Kamis (21/1/2021).
Konferensi pers tersebut digelar setelah muncul 53 kasus konfirmasi dalam sehari pada Rabu (20/1/2021) kemarin.
Maidi berharap masyarakat semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan, mengingat banyaknya kasus konfirmasi belakangan ini. Apalagi, dua tempat isolasi Pemkot Madiun, yakni Asrama Haji dan RSUD Kota Madiun sudah penuh dengan pasien Covid-19.
‘’Beberapa waktu lalu, kami melakukan tracing massal, termasuk pasar dan mall. Dari itu 30 persen reaktif. Yang reaktif ini kita lakukan swab. Beberapa di antaranya positif. Tak heran, kalau beberapa hari belakangan ini jumlah kasus konfirmasi meningkat,’’ kata Maidi.
Dia menjelaskan, pada Rabu (20/1/2021) kemarin, penambahan kasus mencapai 53 orang. Sedangkan pada Kamis (21/1/2021) terjadi penambahan 44 orang.
Baca juga: 2 Tempat Isolasi Covid-19 di Kota Madiun Penuh, Wali Kota Maidi Siapkan Kereta Medis Darurat PT INKA
Baca juga: Maksimalkan Pencegahan Covid-19 di Nganjuk, Personel Gabungan Gelar Operasi, Jaring Pelanggar Prokes
Selama kurang lebih sepekan penambahan selalu di atas 20 kasus dalam sehari. Hal itu yang menyebabkan ruang isolasi bagi pasien Covid-19 penuh.
Maidi mengatakan, untuk mengantisipasi apabil terjadi lonjakan pasien dalam jumlah besar, Pemerintah Kota Madiun terus berupaya menyiapkan ruang isolasi tambahan. Di antaranya bekerja sama dengan PT INKA terkait dengan pemanfaatan kereta medis darurat untuk digunakan sebagai tempat isolasi.
‘’Tetapi upaya yang kita lakukan ini akan tak maksimal kalau masyarakat masih acuh. Masyarakat harus ikut bertanggung jawab, paling tidak bertanggung jawab menjaga diri dan keluarganya agar tidak tertular,’’ imbuhnya.
Baca juga: Hujan Lebat dan Dengar Suara Gemuruh, Warga Ponorogo Kaget Lihat Longsor Menimpa Rumahnya
Baca juga: Puluhan Tahun Menjadi Pengrajin Wayang, Pria di Trenggalek Merawat Budaya Lewat Berbagai Medium
Sikap masyarakat yang kurang berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, bisa memicu penambahan kasus Covid-19. Padahal banyak tenaga medis dan kesehatan yang juga terpapar dan harus isolasi.
Data yang diterimanya, terdapat 2.400 lebih dokter dan perawat di Jawa Timur yang terpapar Covid-19. Puluhan lainnya telah meninggal dunia. Artinya, jumlah tenaga medis dan tenaga kesehatan berkurang karena isolasi mandiri. Sebaliknya, kasus semakin bertambah.
‘’Kalau kasus semakin banyak, dokter dan perawat juga semakin konsen menangani pasien Covid-19. Saya khawatir, pasien non Covid-19 yang juga membutuhkan penanganan dokter malah tidak tertangani dengan maksimal. Kan kasihan,’’ jelasnya.
Maidi mengajak seluruh masyarakat agar patuh dan disiplin protokol kesehatan serta mengikuti anjuran pemerintah.
Baca juga: Ponorogo Ikut Sesuaikan PPKM Madiun, Sekolah Tatap Muka Ditiadakan hingga 25 Januari 2021
Baca juga: Tak Naik, Harga Daging Sapi di Kota Blitar Masih Stabil di Kisaran Rp 110 Ribu/Kilogram
Setiap aturan dan anjuran, dibuat melalui kajian. Ia mencontohkan pemadaman wifi dan lampu penerangan jalan pada jam tertentu.
Pemkot Madiun mematikan layanan wifi gratis mulai pukul 21.00 WIB, sebab lokasi layanan wifi yang biasa dibuka 24 jam, dijadikan tempat berkerumun.