Ngaji Gus Baha
Kisah Pernikahan Gus Baha, Berangkat Naik Bus Ekonomi, Tanya Mertua Apa Tidak Salah Pilih Menantu
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau kerap disapa Gus Baha kini telah menjelma menjadi idola banyak orang dari berbagai kalangan.
Editor: Taufiqur Rochman
TRIBUNJATIM.COM - Sosok KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha kini telah menjelma menjadi idola banyak orang dari berbagai kalangan.
Di tangan beliau, Islam menjadi benar-benar ringan dan indah.
Pembahasan mengenai masalah serumit dan seserius apapun, bisa begitu mudah dipahami oleh masyarakat umum .
Baca juga: Filosofi Hidup Gus Baha : Hidup Itu Asal Tidak Maksiat, Kurang Alim Bila Kiai Tak Bisa Guyon
Bahkan kedalaman ilmu Gus Baha menjadikan banyak orang tidak berani menyangkal pendapat-pendapatnya.
Pasalnya, beliau selalu mendasari pendapatnya dengan dalil dan ilmu yang jelas.
Namun di balik kealiman beliau, Gus Baha merupakan figur yang sangat sederhana.
Hal tersebut tercermin saat Gus Baha melangsungkan pernikahan.
Setelah menyelesaikan pengembaraan ilmiahnya di Sarang, Gus Baha menikah dengan seorang Neng pilihan pamannya dari keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.
Melansir SURYA.CO.ID dari situs Ma'had Aly Jakarta: Biodata Gus Baha, Murid Kesayangan Mbah Moen yang kini Populer dan Viral di Youtube, ada cerita menarik sehubungan dengan pernikahan Gus Baha.
Diceritakan, setelah acara lamaran selesai, ia menemui calon mertuanya dan mengutarakan sesuatu yang menjadi kenangannya hingga kini.
Gus Baha mengutarakan bahwa kehidupannya bukanlah model kehidupan yang mewah, melainkan sangat sederhana.
Ia berusaha meyakinkan calon mertuanya untuk berpikir ulang atas rencana pernikahan tersebut dengan maksud, agar ia tidak kecewa di kemudian hari.
Calon mertuanya hanya tersenyum dan menyatakan “klop” alias "sami mawon kalih kulo".
Baca juga: Gus Baha Sebut Maksud Tanda Sujud Itu Cahayanya, Bukan Jidat Hitam: Jidat Hitam Itu Masalah Sajadah
Saat berangkat ke Sidogiri untuk melangsungkan upacara akad nikah yang telah ditentukan waktunya, Gus Baha berangkat sendiri ke Pasuruan dengan menumpang bus regular, bus biasa kelas ekonomi.