Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tuban terkini

Tak Menyangka Batik Gedog Karyanya Dipakai Presiden Jokowi, Zaenal: Suatu Kebanggaan

pemilik Batik dan Tenun Gedog yang berada di Gang Tenun, Jalan Mojopahit, Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Penulis: M Sudarsono | Editor: Yoni Iskandar
M Sudarsono/Surya
Zaenal Abidin (54) saat menunjukkan batik gedog di galeri batik miliknya di Gang Tenun, Jalan Mojopahit, Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding, Minggu (18/4/2021) 

Reporter : Mochamad Sudarsono | Editor : Yoni Iskandar

TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Karyanya dipakai orang nomor satu di Indonesia tentu menjadi sebuah kebanggaan.

Itulah yang dirasakan Zaenal Abidin (54), pemilik Batik dan Tenun Gedog yang berada di Gang Tenun, Jalan Mojopahit, Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Pria setengah abad lebih itu tak menyangka jika batik gedog miliknya dipakai Presiden Joko Widodo.

Padahal, niatnya hanya mendatangi pameran yang bertempat di Jakarta Convention Center, April 2019 lalu.

Sebagaimana pelapak pada umumnya, ia juga membawa banyak model. Tak ada persiapan khusus mengenai batiknya bakal dibeli hingga dipakai Presiden.

"Itu pameran sebelum covid-19, tidak ada persiapan khusus, ya sama seperti saya jualan. Bawa barang banyak yang bagus mengikuti pasar, tak tahunya Presiden beli," kata Zaenal ditemui di rumahnya, Minggu (18/4/2021).

Zaenal yang juga sebagai Kepala Sekolah SMK PGRI 1 Tuban ini menjelaskan, saat pameran di JCC, memang produk sejenis batik gedog yang dipakai Presiden membutuhkan konsep ide yang cukup lama untuk pembuatan.

Satu batik gedog memerlukan waktu satu minggu dalam pengerjaannya.

Baca juga: Aksi Curanmor di Sampang Terekam CCTV, Pelaku Sebanyak Dua Orang Berpura-pura Beli ke Minimarket

Baca juga: Gus Baha : Pentingnya Uang, Tidak Punya Uang Susahkan Orang Lain

Baca juga: Bawa Pulang Sak Dandange Soto Ayam Cak Arto, Bisa Jadi Menu Buka Puasa Sekaligus Hampers Unik

Sedangkan ia tidak hanya membawa satu produk, melainkan 10 koli. Jadi secara konsep dan ide dipersiapkan 1 tahunan dalam acara pameran tersebut.

Seingatnya, Mantan Gubernur DKI tak hanya sekali beli barang di standnya saat pameran di JCC, tapi berkali-kali. Saat itu harganya Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta.

Namun yang pameran 2019 ini batik gedog yang dibeli dipakai dan dilihat di TV oleh putrinya, kemudian langsung dicapture.

Saat kunjungan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa 20 Maret 2020 di rumahnya.

Gubernur melihat ada foto Presiden memakai batik karyanya, tiba-tiba diposting di Instagram Gubernur, Sabtu (17/4/2021).

"Kalau Pak Presiden pakai batik saya, saya tahu udah lama, kalau diupload bu Gubernur baru tahu," bebernya.

Kisah suami dari Eni Susanti sebagai pengusaha batik tidak secemerlang sekarang.

Kala itu sekitar tahun 1993 saat ia menjadi guru, Zaenal memanfaatkan waktu luangnya untuk jual batik gedog dari Kerek dijual ke Bali seharga Rp 100 ribu per potong, dengan cara mengambil barang produksi dari warga.

Bertahun-tahun dijalani, namun ia merasa kualitas barangnya semakin turun hingga ia mendapat komplain.

Saat dikomplain barang yang jadi dari pembatik bukannya diberikan kepadanya, namun justru dijual ke orang lain dengan iming-iming harga lebih tinggi.

Di situlah pada 1997 ia memutuskan untuk produksi batik sendiri, dengan menggandeng pembatik dari Kecamatan Kerek.

Untuk konsep dan model serta finishing pewarnaan alami murni darinya. Sedangkan untuk jumlah produksi saat itu menyesuaikan pesanan.

"Termasuk otodidak, saya generasi pertama batik zaenal. Saya banyak baca buku, ikut pameran juga untuk pengayaan refrensi tentang batik," aku bapak dengan dua anak perempuan tersebut.

Setelah produksinya lancar, ia mendapat kesempatan yang tak bakal dilupakan yaitu berangkat ke luar negeri.

Ia ikut pameran di Istanbul Turki mewakili Jawa Timur digandeng Pertamina pada 2010.

Meski barang bawaannya tak laku, namun kenangan kuat ia rasakan.

Saat itu, pria berkacamata memisah dari rombongan dengan mengajak guide berkunjung ke sebuah tempat tenun karpet, yang jaraknya jauh membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk sampai.

Setiba kembali di hotel, Zaenal pun mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari rekannya sesama pembatik terkait hilangnya selama beberapa jam.

Ia pun menjawab secara diplomatis pertanyaan dari teman-temannya tersebut, agar kepergiannya beberapa waktu bisa diterima.

"Tak laku batik yang saya bawa di Turki, namun saya senang bisa melihat aktifitas tenun karpet di sana. Senang tentu bisa mewakili Jatim saat itu," ungkap Zaenal sambil melihat koleksi batik di sanggar miliknya kepada TribunJatim.com.

Berita tentang Batik Gedog

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved