Jiwa Pebisnis adalah Solution Maker, Menaikkan Kelas Warteg Lewat Digital
benang merah sociopreneur discussion series ke-4 yang dihelat pada Senin (26/4) ini, dengan menghadirkan bintang tamu Peter Shearer, CEO dan Founder
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
Peter mencatat, konsumen Indonesia memiliki karakter khas yaitu suka dilayani dan diperhatikan. Oleh karena itu ia menyarankan agar selain terbuka dengan masukan pelanggan, kita juga ingat hal-hal sederhana seperti ingat nama mereka.
“Walaupun sederhana, hal itu penting karena mereka merasa dihargai. Karena itu kalau perlu pembawaan Anda yang seru dan rame ini dijadikan semacam SOP karena mudah menarik pelanggan,” sarannya.
Bagaimana strategi bersaing dengan competitor yang sudah eksis ?
Peter mengingatkan, bahkan pemilik bisnis sekelas Starbuck pun dulu pasti juga punya pertanyaan serupa saat mulai merintis bisnisnya. Karena itu, para pemula bisnis tidak perlu berkecil hati.
Untuk keluar dari domuniasi itu, menurutnya, bisnis baru harus mampu menemukan apa differensiasi dan uniq selling propositionnya .
“Cari kekuatan kita, apakah ada di harga, kualitas produk, servis, apa saja yang bikin unik. Selain itu kita juga harus terbuka terhadap review dan masukan dari pelanggan. Tanyakan kepada customer ada masukan apa,” ujar pria yang memiliki pengalaman panjang di dunia advertising tersebut.
Khusus untuk bisnis kuliner, Peter menekankan hal yang paling krusial adalah kualitas makanan.
“Kalau nggak enak, jangan harapkan bisnis bisa naik. Pastikan makanan benar-benar enak, hingga bikin orang ketagihan,“ tegasnya.
Begitupun, Peter mengingatkan bisnis tidak cukup diawali dengan passion dan skill. Sebelum mulai bisnis, seorang pemula mesti sudah mengetahui dulu apakah produknya cocok dengan daerah tersebut serta seberapa besar market size yang ia sasar. Setelah tahap tersebut, ia juga harus melakukan mapping untuk memetakan siapa saja kompetitor yang sudah bermain di kolam tersebut.
“Banyak yang mulai bisnis tanpa memperhitungkan potensi pasar dan strategi, akhirnya putus di tengah jalan. Karena itu, selain memastikan ada target yang memang mau mengonsumsi produk kita, pastikan juga bahwa mereka mau membayar untuk mendapatkannya,” pungkasnya.
Berita tentang sociopreneur discussion