Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Apa Itu Demensia Alzheimer yang Dialami Dorce Gamalama? Ketahui Gejala dan Cara Mencegahnya

Mengenal demensia alzheimer yang dialami Dorce Gamalama sebelum wafat. Ketahui gejala, faktor risiko, dan cara mencegahnya.

Editor: Hefty Suud
freepik.com/rawpixel.com
Ilustrasi - Mengenal demensia alzheimer. 

TRIBUNJATIM.COM - Dorce Gamalama meninggal dunia pada Kamis (16/2/2022).

Sang artis senior meninggal dunia karena virus Corona ( Covid-19 ) dengan komorbid diabetes dan demensia alzheimer.

Penyakit demensia alzheimer yang dialami Dorce Gamalama itu terjadi di tengah proses pemulihan penyakit diabetes yang diderita sejak lama.

Kabar ini diungkapkan sahabatnya, Ira Safira, yang mengatakan bahwa Dorce Gamalama mengalami penyakit demensia alzheimer.

"Seperti saya bilang, beliau itu dapat demensia alzheimer. Itu kan recovery-nya lama. Jadi, daya ingatnya kadang on, kadang off," kata Ira seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (20/1/2022).

Dijelaskan Ira, Dorce Gamalama tidak sepenuhnya kehilangan ingatan pasca didagnosis demensia alzheimer, lantaran masih bisa mengenali orang di sekitarnya ketika diberitahu.

Baca juga: Perjuangan Dorce Sebelum Wafat, Sakit Ditutupi 20 Tahun Lamanya, Rahasia soal Kamar Pernah Dibongkar

Tetangga kuak perilaku mendiang Dorce Gamalama semasa hidup.
Perjuangan Dorce Gamalama melawan penyakit yang ditutupi 20 tahun lamanya. (Instagram Dorce Gamalama)

"Kalau kita ingatinnya lama, dia akan kenal. Bukan dia sama sekali enggak kenal orang, kenal semua, dia kenal," terang Ira.

Tahukah Anda apai itu demensia alzheimer dan bagaimana cara mencegahnya?

Melansir dari Kontan via Tribun Bali, berikut informasi selengkapnya tentang demensia alzheimer:

Apa itu demensia alzheimer?

Dilansir dari Mayo Clinic, Sabtu (26/6/2021), demensia alzheimer adalah gangguan neurologis progresif yang menyebabkan penyusutan otak atau atrofi hingga membuat sel-sel otak mati.

Penyakit demensia alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia yaitu turunnya kemampuan berpikir, perilaku dan keterampilan sosial seseorang.

Mengutip laman Alzheimer's Indonesia, Senin (22/4/2019); prevalensi demensia di Indonesia diperkirakan mencapai 1,2 juta orang pada 2016, dan akan meningkat menjadi 2 juta kasus pada 2030.

Ilustrasi sakit kepala
Ilustrasi demensia alzheimer (Tribun Lampung)

Dari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia dengan demensia, sebanyak 60 hingga 70 persen diperkirakan memiliki penyakit Alzheimer.

Gejala awal penyakit demensia alzheimer ini termasuk lupa tentang kejadian atau percakapan yang baru saja terjadi.

Seiring dengan berkembangnya penyakit, pengidap demensia alzheimer akan mengalami gangguan ingatan parah, bahkan tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Sejauh ini, belum ada obat yang signifikan dapat mengobati penyakit demensia alzheimer.

Namun terdapat perawatan untuk membantu pasien demensia alzheimer memaksimalkan fungsi otak dan tubuhnya agar dapat beraktivitas secara mandiri.

Baca juga: 5 Makanan Penyebab Diabetes, 15 Tahun Dilawan Dorce Gamalama, Ada Menu Diet Sehat Mengatasinya

Baca juga: Cara Bikin Menu Diet Lidah Buaya, Berat Badan Ideal dengan Mengeluarkan Racun Sistem Pencernaan

Gejala demensia alzheimer

Adapun gejala demensia alzheimer yang kerap dirasakan termasuk:

  • Berkurangnya daya ingat
  • Sulit untuk memecahkan masalah
  • Terkendala dalam berbicara atau menulis
  • Bingung membedakan waktu atau tempat
  • Perubahan perilaku
  • Perubahan suasana hati dan kepribadian
  • Menarik diri dari lingkungan sosial secara tiba-tiba
  • Gejala demensia alzheimer dapat berubah sesuai dengan tingkatan penyakit itu sendiri.
  • Oleh karena itu, mengetahui indikator awal alzheimer dan bagaimana penyakit ini berkembang menjadi gejala yang lebih berat sangat diperlukan bagi orang dengan faktor risiko alzheimer.

Penyebab demensia alzheimer

Para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab demensia alzheimer.

Akan tetapi, pada tingkat dasar penyakit demensia alzheimer ini bisa diakibatkan karena protein otak gagal berfungsi secara normal, sehingga mengganggu kerja sel-sel otak atau neuron dan memicu serangkaian peristiwa toksik.

Apabila neuron rusak dan tidak terhubung satu sama lan, pada akhirnya sel akan mati.

Di samping itu, para ilmuwan yakin bahwa bagi kebanyakan orang, penyakit demensia alzheimer disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, gaya hidup dan lingkungan yang memengaruhi otak seiring berejalannya waktu.

Faktor risiko demensia alzheimer

Beberapa faktor risiko demensia alzheimer di antaranya:

1. Usia

Pertambahan usia diketahui sebagai faktor risiko utama dari demensia alzheimer.

Seiring bertambahnya usia seseorang, maka risiko dia mengembangkan penyakit demensia alzheimer pun meningkat. Studi menunjukkan bahwa empat dari 1.000 orang berusia 65 hingga 74 tahun diagnosis demensia alzheimer per tahunnya.

Sementara itu, 32 dari 1.000 orang berusia 75 hingga 84 tahun dilaporkan terkena alzheimer.

Begitu pun pada mereka yang berusia di atas 85 tahun, 76 dari 1.000 orang terkena demensia alzheimer.

2. Riwayat keluarga dan gen

Risiko sesorang terkena demensia alzheimer cenderung lebih tinggi jika ada anggota keluarga yang memiliki penyakit ini. Gen tertentu juga dapat menjadi faktor risiko dari demensia alzheimer.

3. Gangguan kognitif ringan

Gangguan kognitif ringan (MCI) adalah penurunan memori atau kemampuan berpikir yang tidak biasa. Namun, MCI tidak menghambat seseorang untuk beraktivitas.

Orang yang mengidap MCI dinilai memiliki risiko lebih tinggi terkena demensia.

Sebab, penurunan memori adalah kondisi utama yang diderita orang dengan MCI, dan kondisi ini mungkin akan berkembang menjadi demensia karena penyakit demensia alzheimer.

4. Trauma di kepala

Faktor risiko demensia alzheimer selanjutnya adalah trauma di kepala.

Bagi seseorang yang pernah mengalami trauma kepala yang parah memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit demensia alzheimer.

Beberapa studi menemukan bahwa risiko demensia dan alzheimer meningkat pada orang berusia 50 tahun ke atas yang memiliki cedera otak traumatis (TBI).

5. Polusi udara

Sementara itu, studi yang dilakukan terhadap hewan menunjukkan partikel polusi udara dapat mempercepat degenerasi sistem saraf.

Kemudian, penelitian pada manusia juga menemukan bahwa paparan polusi udara, terutama dari kendaraan serta pembakaran kayu telah dikaitkan dengan potensi demensia yang lebih tinggi.

6. Gaya hidup

Gaya hidup yang tidak sehat pun memengaruhi fungsi kognitif seseorang dan dapat menyebabkan demensia alzheimer.

Mengonsumsi alkohol berlebihan, kualitas tidur yang buruk, jarang bergerak, obesitas, kebiasaan merokok, tekana darah tinggi yang tidak terkontrol, hingga kolesterol tinggi juga menjadi faktor risiko dari demensia alzheimer.

Cara mencegah demensia alzheimer

Sebenarnya, penyakit demensia alzheimer bukanlah kondisi yang dapat dicegah.

Kendati demikian, mengubah gaya hidup dapat mengurangi faktor risiko tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa perubahan pola makan, olahraga dan kebiasaan untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit demensia alzheimer.

Perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mencegah demensia alzheimer antara lain:

Ilustrasi olahraga terbaik untuk jantung.
Ilustrasi gaya hidup untuk mencegah demensia alzheimer . (ISTIMEWA)
  • Berolahraga secara teratur
  • Makan makanan dari produk segar, minyak sehat dan makanan rendah lemak jenuh seperti diet mediterania
  • Berhenti merokok
  • Berpartisipasi dalam kegiatan seperti membaca, menari, berkumpul, mengikuti cara seni, dan kegiatan sosial lainnya.

Itulah pengertian singkat tentang apa itu penyakit demensia alzheimer beserta gejala dan cara mencegahnya.

Mari jalani hidup sehat untuk menjauhkan dari ancaman demensia alzheimer!

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Dorce Gamalama Sakit Demensia Alzheimer, Penyakit Apa itu? Ini Gejala & Cara Mencegah

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved