Berita Gresik
Rusa Bawean Terancam Punah, BKSDA Sebar 12 Camera Trap, Temukan Bekas Kaki hingga Garukan Tanduk
Sebanyak 12 camera trap dipasang di beberapa titik gunung yang berada di Pulau Bawean. Pemasangan camera ini dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Al
Penulis: Willy Abraham | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Sebanyak 12 camera trap disebar ke beberapa titik gunung yang berada di Pulau Bawean.
Pemasangan camera ini dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim bersama BKSDA Resor Bawean.
Camera trap dipasang di pohon. Dengan cara ditali. Langkah ini untuk monitoring populasi rusa Bawean (Axis kuhlii) yang terancam punah.
Seperti di area gunung Desa Pudakitbarat. Petugas mendapati jejak bekas kaki dan kotoran rusa. Hal ini menandakan keberadaan rusa luar Bawean masih terjaga.
Kemudian ada bekas tanaman rumput di sekitar gunung hasil dimakan rusa hingga tanaman bekas dari garukan tanduk rusa.
Petugas juga menyusuri area sumber mata air yang menjadi tempat rusa dan babi kutil untuk minum air.
"Ada 12 camera trap, dibagi di beberapa gunung. Mulai dari di Desa Kumalasa, Suwari dan Pudakitbarat," terangnya, Selasa (2/8/2022).
Baca juga: Penampakan Ikan Pari Manta Raksasa yang Tersangkut Jaring Nelayan Lamongan, Sampai Diangkat 15 Orang
Jumlah populasi rusa Bawean diperkirakan semakin bertambah. Jumlah rusa bawean ada 300 lebih.
Dari data BKSDA Jatim, jumlah populasi rusa liar Bawean terbanyak pada tahun 1979 ada 400 ekor.
Pada tahun 2003 turun menjadi 316 ekor, tahun 2010 bertambah menjadi 325 ekor, 2014 ada 275 ekor, tahun 2016 ada 303 ekor.
Di tahun 2017 ada 305 ekor, tahun 2018 ada 307 ekor, dan tahun 2019 ada 304 ekor rusa liar di Bawean. Pihaknya optimis dalam dua tahun terakhir populasi rusa bisa bertambah.
"Mengingat hasil monitoring dari camera trap yang sudah terpasang, ada banyak rusa masih terjaga, bahkan ada juga yang sudah beranak,” kata dia.
Baca juga: Pergi Berburu Rusa, Pria Ini Tersesat 5 Hari di Hutan, Bertahan Hidup Makan Beras & Minum Air Lumut
Pemasangan camera trap sudah berjalan sejak tahun 2014 dari penelitian salah satu dosen perguruan tinggi.
Dua tahun kemudian, tahun 2016 BKSDA Bawean dibantu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bawean Endemik Konservasi Inisiatif (BEKI) sudah ada terpasang camera trap. Lima dari Beki, lima dari BKSDA Bawean.