Berita Kota Batu
Dinkes Kota Batu Edarkan Imbauan ke Apotek agar Tidak Jual Sirup, Kini Larutan Sirup Masih Diteliti
Dinas Kesehatan Kota Batu telah mengedarkan surat imbauan kepada apotek untuk tidak menjual obat sirup sementara waktu.
Penulis: Benni Indo | Editor: Arie Noer Rachmawati
Selama ini, diakui Sendi banyak warga yang membeli obat sirup untuk anak-anaknya.
Penjualan obat sirup pun lebih banyak dibanding produk lainnya.
"Apalagi saat musim penghujan seperti ini, banyak yang beli sirup. Orangtua kan tidak ingin ada apa-apa dengan anak mereka," katanya.
Akibat ada imbauan untuk tidak menjual sirup sementara waktu ini, ia mengalami penurunan penjualan produk hingga 40 persen.
Dikatakan Sendi, hal tersebut merupakan konsekuensi yang harus diterima ketika peprtimbangan kesehatan masyarakat diutamakan.
"Kami selaku farmasis juga mengedukasi jangan sampai hanya karena ingin membeli, konsumen memaksa sehingga nanti bisa menjadi penyakit yang lain. Datang dulu ke dokter untuk minta resep. Setidaknya seperti itu," terangnya.
Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut, Ini Langkah Yang Dilakukan Dinkes Malang Minta Apotek Tak Jual Obat Sirup
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Batu, dr Susan Indahwati menjelaskan, laporan gagal ginjal akut di Indonesia saat ini banyak menyerang anak usia 0-18 tahun.
Gejalanya demam atau infeksi lain selama 14 hari.
Selain itu, juga terjadi kondisi diare atau mual muntah.
Gejala lainnya yakni tidak kencing dalam 6-8 jam atau warna kencing seperti teh.
Anak juga didiagnosa gagal ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya.
Gagal ginjal akut ini menyerang anak yang tidak mengalami kelainan ginjal sebelumnya.
"Segera bawa anak ke rumah sakit yang ada dokter spesialis anak," imbau Susan.
Susan mengingatkan agar orangtua tidak memberi sembarang obat saat anak sakit.
Baca juga: Inilah 6 Rekomendasi IDAI untuk Pencegahan Gangguan Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak, Cek!
Ia menyarankan agar orangtua mengonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.