Gempa Cianjur
Sebelum Longsor Gempa Cianjur, Warung Sate Shinta Terima ‘Pembeli’ dari Atas Bukit: Agak-agak Angker
Gempa Cianjur membuat banyak cerita satu di antaranya cerita angker warung sate yang menerima pembeli yang ternyata bukan manusia.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
"Bangunan itu milik GS. Sering dijadikan rumah singgah dari dulu. GS itu nama pemiliknya," kata Yanto (62) warga Jalan Nagrak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur dijumpai di lokasi longsor, Kamis (24/11/2022).
Yanto yang juga sebagai pemilik warung yang tergerus tanah longsor juga mengisahkan, bahwa rumah singgah ini sudah lama tidak ditempati.
"Ya ada mungkin dari tahun 80-an atau sekitar 90 an lah ga ditempatin. Sekarang-sekarang saya jarang melihatnya lagi," ungkapnya.
Yanto mengungkapkan, bangunan yang berada di atas bebukitan ini awalnya merupakan lahan kosong.
Lahan kosong itu memang merupakan daerah resapan air di kawasan ini yang juga banyak ditumbuhi oleh pepohonan rindang.
Baca juga: Gempa Probolinggo Diduga Dipicu Pergerakan Sesar Wongsorejo
Ada satu lokasi gempa Cianjur yang kini malah jadi tempat foto-foto orang untuk upload di medsos.
Warga Desa Gasol, Cianjur, Jawa Barat, menyindir tingkah mereka yang dirasa kurang elok dan tak bersimpati.
Oleh karena itu warga memasang pesan yang tertulis di kardus yaitu berupa 'Ini Bukan Wisata Bencana'.
Pesan tersebut dipasang di pinggir salah satu jalan dengan menggunakan kardus dan sebatang bambu.
Adapun pesan tersebut merupakan sindiran bagi masyarakat yang belakangan ini ramai berdatangan.
Baca juga: Relawan Temukan Buku Hafalan 10 Santri Naik Angkot Korban Gempa Cianjur, Bau Menyengat Jadi Petunjuk
Mereka banyak mendatangi atau melintasi tempat kejadian bencana gempa bumi di beberapa wilayah Cianjur, termasuk Desa Gasol.
Namun kedatangan mereka hanya untuk melihat-lihat serta mengabadikan momen lewat foto dan video.
"Sebenarnya tim kita yang pasang tulisan ini karena kita enggak tahu ya."
"Orang yang betul-betul berdonasi atau sekadar ingin mencari nambah follower atau apa, kita enggak paham tujuannya mereka," kata seorang relawan, Eka di lokasi, Kamis (25/11/2022).