Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Gresik

Pulau Bawean Masih Pemadaman Bergilir, Bupati Gresik Semprot PLN dan PJB

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani kecewa dengan pelayanan Upt PLN Gresik dan PJB Gresik.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Ndaru Wijayanto
Humas Pemkab Gresik
ILUSTRASI Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat berada di Balai Desa Lundo, Benjeng, Gresik, Sabtu (12/11/2022). dalam artikel Pulau Bawean Masih Pemadaman Bergilir, Bupati Gresik Semprot PLN dan PJB: Pelayanan Buruk 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani kecewa dengan pelayanan Upt PLN Gresik dan PJB Gresik.

Pasalnya, sudah difasilitasi kapal perang milik TNI, KRI Soeharso untuk berlayar ke Pulau Bawean akibat cuaca buruk, tidak dimanfaatkan dengan maksimal.

Pria yang akrab disapa Gus Yani muring-muring karena layanan PLN dan PJB buruk.

Buktinya, warga di pulau Bawean masih mengalami pemadaman bergilir. Setiap desa di Bawean masih mengalami pemadaman bergilir.

"Kami sudah siapkan KRI Soeharso, diskresi Bupati luar biasa lo ini untuk warga Pulau Bawean, tapi tidak dimanfaatkan dengan optimal oleh PLN dan PJB. Warga pulau Bawean masih mengalami pemadaman bergilir hingga hari ini," ujarnya.

Padahal, dua hari sebelum KRI Soeharso berangkat, PLN dan PJB menyanggupi mengirim 20 genset. Tapi faktanya jauh di bawah itu. Membuat warga Bawean mengalami pemadaman bergilir.

"PLN dan PJB pelayanan buruk," tegasnya.

Sementara itu, Kepala PLN UP3 Gresik, Bustani Hadi Wijaya meminta maaf atas ketidaknyamanan pelanggan dengan adanya pemadaman bergilir di pulau Bawean.

Sebab kondisi cuaca buruk, PLN terpaksa melakukan manajemen beban dengan menggunakan PLTD dan genset mobile yang ada. 

Sebelumnya, pada KRI Soeharso, pihaknya juga mengirimkan 11 personil, 10 unit genset portable serta 200 lampu emergency untuk membantu sementara kebutuhan listrik dan penerangan warga.

Bustani menjelaskan PLN tidak bisa mengirimkan tubeskid maupun Gas Transportasi Mobile CNG melalui KRI Soeharso dikarenakan ruang muat di KRI tidak cukup.

Ditambah lagi kendala dalam melaksanakan debarkasi dan embarkasi selama di Bawean karena faktor Iebar dermaga 10 m.

Hal ini menyulitkan truk dalam bermanuver mengeluarkan dan memasukkan truk saat tiba di pelabuhan Sangkapura, Bawean.

Oleh sebab itu CNG harus tetap diangkut menggunakan kapal khusus Landing Craft Tank (LCT) yang dapat menyesuaikan kondisi pelabuhan Bawean, satu sudah LCT berangkat usai mendapat lampu hijau dari KSOP.

"Hari ini kami sudah kirim satu LCT RB XVII pada Kamis (5/1) dinihari. Insya Allah sore ini bersandar dan harapannya kondisi cuaca dan gelombang dalam perjalanan mendukung sehingga layanan pasokan listrik di Bawean optimal tidak ada pemadaman bergilir mulai besok," kata dia.

Lebih lanjut, Bustani menjelaskan, LCT RPB XVII yang sudah siap sejak (28/12) ini akan memuat 2.000 mmbtu CNG yang akan digunakan untuk operasional optimal 3 – 4 hari tergantung beban. 

"Kalau LCT pertama bisa bersandar dan kondisi aman LCT kedua langsung kami berangkatkan, karena ini merupakan langkah mitigasi kami. Kami juga berterima kasih atas dukungan dan perhatian yang luar biasa dari Bapak Bupati Gresik khususnya dalam percepetan penanganan pasokan listrik untuk Bawean" pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved