Ayah Wali Kota Surabaya Meninggal
SOSOK Ayah Wali Kota Surabaya yang Meninggal Dunia, Figur Penting di Perjalanan Karier Eri Cahyadi
Bagi Eri Cahyadi, ayahnya yakni Urip Suwondo yang meninggal dunia merupakan figur yang sangat berpengaruh pada perjalanan kariernya.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ayah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Urip Suwondo meninggal dunia, Minggu (22/1/2023).
Bagi Cak Eri, almarhum Urip Suwondo merupakan figur yang sangat berpengaruh pada perjalanan kariernya.
Urip Suwondo merupakan pensiunan PNS di Pemkot Surabaya.
Jabatan terakhirnya adalah Kepala Sub Bagian Keuangan dan pensiun pada 2002.
Urip Suwondo juga yang meminta Eri Cahyadi mendaftar sebagai pegawai negeri di Pemerintah Kota Surabaya.
Padahal, saat itu Cak Eri memiliki perusahaan dan mensuplai alat-alat kesehatan di rumah sakit hingga menjadi konsultan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Ayah Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya Meninggal Dunia di Usia 77 Tahun
Setelah mengikuti seleksi, Eri Cahyadi kemudian lolos dan menjadi birokrat di Pemkot Surabaya pada 2001 saat berusia 24 tahun.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Eri Cahyadi juga memulai karir dari bawah, yakni sebagai staf di Dinas Bangunan selama kurang lebih enam bulan dengan golongan II C.
Kemudian Eri Cahyadi dipindah ke Bagian Bina Program yang di mana Kabag Bina Program saat itu dipimpin oleh Tri Rismaharini (mantan Wali Kota Surabaya dua periode dan menjabat sebagai Menteri Sosial di 2020).
Saat menjadi anak buah Risma, Eri Cahyadi mulai dikenal luas di lingkungan Pemkot Surabaya, karena menjadi inisiator dengan membuat pelayanan elektronik di bidang pengadaan barang dan jasa (e-Procurement).
Eri Cahyadi bahkan pernah menjadi tenaga ahli Bappenas dan menjadi narasumber di sejumlah pemda di Indonesia.
Sebab, e-Procurement saat itu termasuk yang pertama di Indonesia untuk mewujudkan pemerintahan bersih dan anti korupsi.
Kelak, Risma juga yang ikut memilih Cak Eri menjadi suksesor memimpin Surabaya.
Pada pemilu 2020, Risma yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan ikut membantu pemenangan Eri Cahyadi.
Baca juga: Wali Kota Eri Cahyadi Bakal Kembalikan Pengemis ke Daerahnya: Yang Asli Surabaya Tak Ada
Menurut Eri Cahyadi, keluarganya juga ikut mendukung dengan memberikan semangat saat mencalonkan Wali kota Surabaya.
"Selalu ada pesan yang saya ingat. Sebenarnya, saya tidak mau jadi wali kota. Bahkan, pada suatu siang saat pengumuman saya akan diusung sebagai wali kota, saya nggak langsung mengiyakan. Sebab, saya harus melapor kepada Umi (Ibu)," katanya pada wawancara pada 2021 silam.
"Kalau Umi sudah bilang terjang, saya terjang. Saya pamit kepada kedua orangtua. Mereka berdua duduk. Saya pamit kalau saya maju wali kota, saya harus keluar dari ASN. Dulu yang minta saya jadi PNS adalah Bapak," lanjutnya.
"Saya ditanya (Umi), niat saya apa (maju wali kota). Niat saya satu, ingin membahagiakan orang tua. Umi saya bilang, saya harus memperbaiki niat. Umi saya bernasihat," katanya.
Saat itu, ibunda Cak Eri menitipkan sebuah pesan.
"Umi berpesan, Kalau kamu saya izinkan, ketika jadi wali kota, jangan membuat makam orang tuamu gelap. Umi ingin makam Umi terang dengan kelakuanmu,"..... (Mengusap air mata). Mereka semua sudah sepuh semua. Abah saya sudah sakit (mengusap air mata)," katanya.
Baca juga: Wali Kota Eri Cahyadi Copot Ketua RT/RW di Surabaya yang Pungli ke Warga: Saya Bakal Laporkan
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berduka cita.
Ayahanda Cak Eri, Urip Suwondo meninggal dunia, Minggu (22/1/2023).
Almarhum Urip Suwondo meninggal dunia di usia 77 tahun.
Kabar ini pun dibenarkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M Fikser.
"Innalillahi wa Inna ilaihi rajiun. Telah meninggal dunia Ayahanda Bapak Wali Kota, Bapak Urip," kata Fikser di Surabaya, Minggu (22/1/2022).
Ayahanda Eri Cahyadi meninggal dunia pada Minggu dini hari sekitar pukul 00.15.
Saat ini jenazah sedang disemayamkan di rumah duka yang berada di kawasan Ketintang Madya, Ketintang, Kecamatan Gayungan.
"Kami menyampaikan duka mendalam. Semoga Almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Amin," kata Fikser.
Berita Surabaya lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.