Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Entaskan 23.530 Warga Miskin Ekstrem di Surabaya, Reni Astuti: Intervensi Gakin Harus Terukur

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti mendukung penuh akselerasi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk upaya pengentasan kemiskinan.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Januar
Istimewa/ TribunJatim.com
TEMUI WARGA - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti saat menemui warga kurang mampu Surabaya beberapa waktu lalu. 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti mendukung penuh akselerasi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk upaya pengentasan kemiskinan.

Apalagi dari jumlah keluarga miskin (gakin) sebanyak 219.427 jiwa di Kota Pahlawan ini ada 23.530 gakin ekstrem yang mendesak untuk dientaskan.

Apalagi hingga Januari 2023, di Surabaya juga terdapat keluarga pra miskin yang mencapai 248.299 jiwa.

Jika intervensi program pengentasan gakin tak tepat, keluarga pra miskin ini akan menjadi miskin.

"Sudah banyak langkah intervensi yang dilakukan Pemkot untuk gakin. Namun, ada yang belum dilakukan yakni bantuan pangan, transportasi, serta pemberdayaan untuk meningkatkan produktivitas pendapatan dengan menggali potensi keluarga miskin," kata Reni Astuti, Minggu (12/2/2023).

Keberadaan puluhan ribu gakin ekstrem itu harus menjadi perhatian bersama. Mereka jangan sampai jatuh makin ekstrem. Pemkot diyakini sudah menyiapkan program khusus. Namun, Reni meminta agar program Pemkot harus riil dan terukur.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mencermati data resmi warga miskin melalui Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya. Dinsos menyebut gakin sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pada Januari 2022, jumlah MBR mencapai 1,3 juta jiwa.

Hasil akurasi dengan dibantu RT dan RW serta Kader Surabaya Hebat (KSH) pada Oktober 2022, jumlah gakin terkoreksi menjadi 638.616 jiwa. Perubahan data itu dikarenakan ada yang pindah KK, meninggal dunia, pegawai non ASN masuk di MBR yang dikeluarkan, hingga ada warga yang sudah mampu.

Data keluarga miskin per Januari 2023 turun lagi menjadi 219.427 jiwa. Reni memberi catatan, update gakin itu harus benar-benar tepat. Kalau pengurangan data kurang presisi, maka nanti fakta kemiskinan yang ada tidak terpotret secara tepat.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony Sebut Masyarakat Siap Urunan Hidupkan Kembali THR: Melegenda

Gambaran Miskin Ekstrem

Reni yang kerap turun ke masyarakat menyebut bahwa warga miskin ekstrem tidak boleh ditunda untuk diintervensi. Yang dimaksud dari miskin ekstrem di antaranya, setiap hari kesusahan. Pengeluaran pun hanya Rp 11.000.

Aumnus ITS ini mendorong Pemkot untuk memprioritaskan penanganan untuk keluarga miskin ekstrem ini.
Sebab, selain ada 23.530 gakin ekstrem, juga ada keluarga pra miskin di Surabaya.

Saat penanganan salah strategi, maka yang pra miskin bisa menjadi miskin, dan yang miskin menjadi miskin ekstrem.

"Jadi, harus hati-hati," tandas Reni.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved