Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Probolinggo

Sosok Ayah Pengantin di Probolinggo yang Nikahannya Hancur, Sempat 'Sembunyi' Sebelum Dicokok Polisi

Inilah sosok ayah pengantin di Probolinggo yang resepsinya hancur karena kedatangan polisi, ternyata sempat sembunyi menyimpan kejahatan.

Penulis: Ignatia | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com
Sosok ayah di Probolinggo yang ditangkap polisi saat menikahkan anaknya, Sabtu (11/2/2023). 

Kisah cinta yang terjalin antara Samsul Mukmin (46) warga Desa Dungun, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, dan Sumiati (45) warga Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, bak mematahkan pandangan pesimistis. 

Sumiati tak meminta mahar yang muluk-muluk dan sesuai keinginannya kepada Mukmin. 

Dia menyerahkan sepenuhnya bentuk mahar kepada Mukmin.

Yakni semampunya Mukmin. 

Setelah berpikir panjang, Mukmin pun memutuskan memberi mahar Sumiati sebatang linggis dan uang Rp 100 ribu. 

Mukmin bercerita, meski nyeleneh, keputusan memberikan mahar linggis kepada sang istri bukanlah asal-asalan. 

Ada makna mendalam yang terkandung pada mahar sebatang linggis itu. 

"Sebatang linggis adalah simbol kekokohan. Linggis tak mudah dibengkokkan. Dibenturkan berkali-kali juga tak hancur. Jadi, saya ingin rumah tangga kami tetap kokoh dalam situasi apapun layaknya sebatang linggis ini," kata Mukmin kepada Tribun Jatim Network saat ditemui di rumahnya, Desa Dungun, Sabtu (4/2/2023). 

Mukmin menyebut, mahar yang diberikan tersebut merupakan hasil dari keringatnya sendiri. 

Sehari-hari, Mukmin bekerja sebagai penjual kerupuk dagangan si bos.

Upah yang dia terima dalam sehari Rp 50-70 ribu. 

Baca juga: Alasan Pengantin Wanita di Lombok Minta Mahar Seperangkat Kain Kafan, Tak Mau Mobil: akan Kita Bawa

"Sebagian upah saya kumpulkan untuk mahar, sebagian lagi untuk memenuhi kebutuhan pokok. Saya membeli sebatang linggis kondisi baru di sebuah toko bangunan. Harganya Rp 50 ribu," sebutnya. 

Sementara, Sumiati mengungkapkan, ketika Mukmin memberikan mahar sebatang linggis dan uang Rp 100 ribu, tidak ada keraguan baginya untuk menerima mahar itu. 

Sumiati juga bersyukur dengan mahar yang diberikan kepadanya. 

"Tanpa panjang lebar saya terima pinangan dan mahar yang diberikan oleh suami. Sebab, dari awal saya memang tak neko-neko meminta mahar. Saya bersyukur dengan apa yang diberikan," ungkapnya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved